5 Sikap yang Tak Diduga Bahwa Kamu Sudah Melakukan Book-Shaming
Stop book-shaming dari sekarang!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Istilah book-shaming memang jarang diangkat permasalahannya dalam beberapa kanal berita. Namun perlu kamu ketahui bahwa semakin berkembangnya teknologi dan banyaknya penulis-penulis muda lahir di era millenial saat ini, book-shaming seolah semakin marak dilakukan oleh masyarakat Indonesia.
Book-shaming sendiri adalah sebuah istilah yang menyudutkan seseorang atas jenis buku yang dibacanya. Adanya anggapan bahwa genre buku A lebih baik dari buku B. Book-shaming seolah membuat aktivitas membaca buku menjadi tidak merdeka.
Di bawah ini ada beberapa sikap yang sering tidak kamu sadari bahwa ternyata kamu telah melakukan book-shaming.
1. Membeda-bedakan penulis dan mengagungkan-agung penulis favorit
Kamu menganggap bahwa penulis favoritmulah yang terbaik. Karya-karyanya adalah sebuah karya yang sangat hebat. Dan kamu memandang bahwa penulis lain yang tak kamu sukai, karyanya biasa saja dan kamu sering mengejek karya tersebut.
Hal tersebut adalah sikap yang nyatanya adalah book-shaming. Kamu hanya menganggap hebatnya sebuah buku hanya dari siapa pengarangnya bukan isinya.
Baca Juga: Ternyata Millennial di Malaysia Juga Malas Membaca Lho!
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Trik Si Kecil Gemar Membaca yang Wajib Diterapkan Orangtua Cerdas
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.