4 Cara Mengkritik Tanpa Harus Menyakiti Perasaan Orang Lain
Kritik yang bijaksana tidak akan menyinggung orang lain
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kritik yang bijaksana difokuskan pada apa yang telah dilakukan dan dapat dilakukan oleh seseorang, bukannya menyudutkan ciri karakternya untuk pekerjaan yang tidak dilakukan dengan baik.
Sebagaimana telah diamati J.R. Larson, seorang ahli psikologi University of Illinois di Urbana, mengatakan "Serangan terhadap karakter, menyebut seorang tolol atau tidak kompeten tidak akan kena sasaran. Kamu akan membuat hal itu bersikap defensif, sehingga dia tidak lagi mau menerima apa-apa yang mestinya kamu sampaikan kepadanya mengenai cara melakukan tugas yang lebih baik."
Seorang psikoanalisis di Amerika, Harry Levinson, memberi nasihat berikut tentang seni menyampaikan kritik, yang secara rumit dapat terjalin dengan seni memuji.
1. Langsung pada sasaran
Sodorkan insiden yang nyata, suatu kejadian yang menggambarkan masalah utama yang membutuhkan perubahan atau pola baru untuk seni kekurangan, misalnya ketidakmampuan melakukan bagian-bagian tertentu dari suatu tugas dengan baik.
Orang akan patah semangat bila sekedar diberitahu bahwa mereka melakukan sesuatu yang keliru tanpa mengetahui apa permasalahan sesungguhnya yang dapat mereka perbaiki.
Kritik harus difokuskan langsung pada sasaran, memaparkan apa yang sudah dilakukan dengan baik, apa yang masih kurang, dan bagaimana memperbaikinya. Jangan berbelit-belit atau berputar-putar atau berusaha menghindar; tindakan tersebut hanya akan mengaburkan pesan sebenarnya.
Baca Juga: Kenali 5 Tujuan Mengkritik, sebagai Evaluasi atau Perbandingan?
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Kritik Tak Membangun dari Rekan Kerja, Jangan Emosi!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.