TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Srikandi Indonesia di Panggung Olahraga, Wajib Komitmen!

Perempuan punya mimpi dan bisa mewujudkannya

Poster Ngobrol Seru dengan topik: Srikandi Indonesia di Panggung Olahraga (dok. IDN Times)

Jakarta, IDN Times- Topik mengenai olahraga mungkin masih didominasi oleh peran laki-laki. Meski begitu, beberapa sosok perempuan dalam bidang olahraga, terutama di panggung olimpiade, masih kerap menyita perhatian.

Nah, menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada setiap tanggal 8 Maret, IDN Times melangsungkan Live Instagram bersama dua atlet perempuan tangguh nan hebat, yakni Nurul Iqamah selaku Atlet Panjat Tebing dan Linda Darrow selaku MMA Fighter & Atlet ONE Championship, pada Rabu (8/3/2023). Penasaran dengan cerita mereka? Simak langsung di bawah ini!

1. Cerita awal terjun ke dunia olahraga hingga menjadi seorang atlet

Ngobrol Seru dengan topik: Srikandi Indonesia di Panggung Olahraga (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Setiap orang pasti punya alasan tertentu dalam menekuni pekerjaan yang digelutinya saat ini. Hal tersebut pun sama dengan Linda dan Nurul. Lahir dari keluarga dengan latar belakang seni bela diri, membuat Linda Darrow pada akhirnya menekuni olahraga tinju hingga kini.

"Saya lahir di keluarga seni bela diri, papah saya pelatih judo dan saudara saya atlet tinju. Meski punya cita-cita ingin jadi dokter, guru, atau lainnya, tapi saya diperkenalkan dengan bela diri tinju dan saya menyenanginya sejak itu," tuturnya.

Berbeda dengan Linda, Nurul Iqamah bercerita bila dirinya terjun sebagai atlet panjat tebing usai diajak saudarnya untuk ikut latihan saat kecil. Sejak itu, dirinya pun keterusan menyukai panjat tebing hingga kini.

"Dulu, saudara sudah terjun ke panjat tebing lalu aku diajak ikut latihan sore-sore. Pas coba, eh malah keterusan sampai sekarang. Jadi, sudah senang sejak kecil," katanya.

2. Untuk menjadi atlet, komitmen jadi hal penting yang harus senantiasa dipegang teguh

Ngobrol Seru dengan topik: Srikandi Indonesia di Panggung Olahraga (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Ketika ditanya perihal kesulitan dan tantangan menjadi seorang atlet, Linda mengatakan bila pada dasarnya menekuni profesi ini bukan hal yang sulit. Menurutnya, setiap pekerjaan sama-sama memiliki kesulitan dan tantangan tertentu.

Hanya saja, sebagai atlet, kamu harus siap komitmen dengan segala aturan dan hal yang mengikat. Misal, kamu harus komitmen dengan jam istirahat, jam makan, dan jam istirahat.

"Yang sudah dijalani saat ini gak seperti teman yang lain. Sebagai atlet, kamu harus komitmen dengan jam istirahat, jam makan, dan jam aktivitas, karena dituntut untuk hal itu. Kalau orang lain bermain di mal, kita bermain di tempat latihan," terangnya.

Baca Juga: Profil Yoneda Ayu, Astronaut Perempuan Termuda dari Jepang

3. Selain itu, dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar turut jadi kekuatan paling berdampak untuk menekuni profesi atlet

Ngobrol Seru dengan topik: Srikandi Indonesia di Panggung Olahraga (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Selain komitmen, Nurul mengatakan bila dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar gak kalah penting. Menurutnya, tanpa adanya support, seseorang gak akan bisa berada di tempatnya saat ini.

"Dari keluarga itu support paling utama. Ingat, kita gak akan sampai sini kalau gak ada support dari mereka, dari keluarga dan lingkunbgan sekitar," ujarnya.

4. Meski banyak pandangan negatif, sebagai perempuan yang meniti karier sebagai atlet kamu harus fokus dan bersikap bodo amat

Ngobrol Seru dengan topik: Srikandi Indonesia di Panggung Olahraga (IDN Times/M. Tarmizi Murdianto)

Dukungan positif memang sangat penting untuk menunjang mental seseorang. Terlebih, panjat tebing dan tinju yang digeluti oleh kedua srikandi ini merupakan olahraga yang sangat lekat dengan laki-laki.

"Di awal terjun Pelatnas, ada tetangga yang mengatakan ngapain cewek manjat-manjat, di rumah aja masak kaya cewek seutuhnya. Hal kaya itu membuat kita ragu atas diri sendiri, milih manjat atau tetap stay di rumah, tapi pada akhirnya keluarga tetap support selama itu masih positif dan aku senang melakukannya," cerita Nurul.

"Tahun 98, saya ikut tinju dikatakan lesbi, gak mungkin cewek bisa pukul-pukulan, saya gak marah karena buat saya, saya tahu suatu hari olahraga bela diri ini akan bisa membantu untuk mengangkat derajat keluarga saya. Doanya seperti itu. Yakin aja, gak peduli omongan orang lain dan orang terdekat yang gak support," ungkap Linda.

Menariknya, kedua pandangan negatif dari masyarakat justru terbantah dengan prestasi yang kian mereka torehkan hingga kini. Untuk itu, Linda pun menerangkan bila untuk mewujudkan mimpi, kamu gak perlu mendengarkan omongan orang lain, terutama jika itu bersifat negatif.

"Sekarang saya bisa mengharumkan keluarga, mengangkat derajat, membawa bendera merah putih, Alhamdulillah. Buat teman-teman, kalau punya tujuan, cita-cita, yang negatif jangan dengarkan. Ingat selalu bila yang penting adalah tujuan yang ingin dicapai dan itu positif," tegasnya.

Baca Juga: 5 Alasan Sahabatmu Belum Bisa Cerita Masalahnya Padamu 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya