TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IWF 2021: Dengan Hati, Ini 5 Cara Menulis Indepth Article

Tulisan akan lebih dipercaya kredibilitasnya #IWF2021

IWF 2021 hari terakhir (youtube.com/IDN Times)

Indepth article adalah artikel dengan pembahasan yang sangat mendalam. Jika artikel biasa menggunakan formula 5W+1H yang terdiri atas who, what, when, where, why, dan how, indepth article fokus membahas suatu topik secara umum dengan who, what, when, where dan lebih diperdalam menggunakan pertanyaan why dan how.

Umumnya, artikel seperti ini terdiri atas minimal 750 kata. Menulis indepth article tentu sangat penting untuk dipelajari oleh seorang penulis sebab dapat membantu untuk menggali lebih dalam suatu peristiwa dan berkaitan dengan kredibilitas.

Pada hari terakhir pelaksanaan Indonesia Writers Festival 2021 yang berlangsung Sabtu (31/10/2021), indepth article manjadi salah satu pembahasannya. Topik ini dikupas pada sesi “Write with Your Heart, Indepth Article”. Buat yang ingin lebih tahu tentang menulis indepth article, berikut akan disajikan lima cara untuk menulisnya.

1. Menentukan tema dan sudut pandang

IWF 2021 hari terakhir (youtube.com/IDN Times)

Tema dan sudut pandang akan lebih mudah dipahami apabila dibuat dalam bentuk pertanyaan. Dua hal ini menjadi satu langkah pertama yang harus dilakukan ketika seseorang ingin menulis indepth article. Dengan adanya angle dan tema, nanti akan dapat dilihat bagaimana suatu topik harus dibahas secara spesifik.

Seperti yang telah disebutkan pada paragraf pembuka, pertanyaan yang menjadi fokus penulisan indepth article adalah why dan how.

Baca Juga: IWF 2021: 5 Hal yang Harus Disiapkan saat Menulis Artikel Opini

2. Melakukan riset dan wawancara

ilustrasi dua orang sedang berdiskusi (unsplash.com/NeONBRAND)

Langkah ini dilakukan agar pertanyaan pada poin satu dapat terjawab. Jadi, riset dan wawancara dilakukan guna menindaklanjuti penentuan angle dan tema. Namun, tak menutup kemungkinan juga apabila penulis melakukan riset dan wawancara di awal, lalu baru dilanjutkan dengan menentukan angle dan tema.

Pada tahap ini, penulis mengumpulkan data termasuk dengan mencari web-web yang bersangkutan. Data menjadi langkah yang amat penting sebab data berfungsi sebagai pengarah tulisan dan memperkuat narasi yang telah ditulis. Penulis juga harus melakukan interview dengan minimal tiga orang narasumber agar tulisan dapat terjamin kredibilitasnya.

3. Memasukkan "jiwa" ke dalam cerita

ilustrasi dua orang sedang berdiskusi (unsplash.com/Gabrielle Henderson)

Sebuah tulisan pasti akan terasa garing apabila hanya mengutip dari sana sini. Penulis harus bisa membuat setting cerita dan memasukkan karakter agar tulisan menjadi lebih berjiwa. Pada proses wawancara, penulis hendaknya bisa mengajak narasumber berbicara dari hati ke hati.

Jika topik yang ditulis tidak terlalu berat, narasumber yang dipilih bisa berasal dari orang-orang terdekat. Tujuannya untuk mendekati tema yang telah ditentukan dan menemukan jawaban. Dengan begitu, penulis akan merasa empati ketika menulis dan orang-orang yang membacanya kelak akan turut merasakan hal serupa.

4. Sesuaikan gaya yang digunakan untuk menulis

ilustrasi dua orang sedang berdiskusi (unsplash.com/Brooke Cagle)

Tidak ada ketentuan yang benar-benar nyata terkait gaya yang harus digunakan penulis untuk menulis. Namun, pada sesi IWF 2021 kemarin, Editor in Chief IDN Times, Uni Lubis, menjelaskan beberapa gaya menulis beserta contohnya. Dikutip dari Robin Jeffrey, berikut adalah gaya-gaya menulis lengkap dengan contohnya.

  • Persuasif: tulisan yang sifatnya membujuk dan mengandung argumen.
    Contoh: "Milenial, Mengapa Kalian Perlu Kegiatan Positif?"

  • Naratif: gaya bercerita yang sangat sering dipakai oleh penulis. Tulisan dengan gaya ini mengutamakan keindahan diksi.
    Contoh: "Gede Andika, Pejuang Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan"

  • Ekspositori: gaya bahasa yang tujuannya adalah menyampaikan fenomena atau fakta-fakta kronologi. Biasanya, gaya bahasa ini dilengkapi dengan pembuktian adanya bukti dan data statistik.
    Contoh: "10 Pemenang SATU Indonesia Award, Paling Banyak Bidang Apa?"

  • Deskriptif: gaya bahasa yang menjelaskan peristiwa. Gaya ini sering dianggap sama dengan ekspositori. Gaya bahasa ini memberi gambaran dan penjelasan terkait topik yang dibahas.
    Contoh: "Dialami Deddy Corbuzier, 7 Fakta Penting Badai Sitokin"

Baca Juga: IWF 2021: 6 Langkah Jitu Mengulas Teknologi, Ramai Pembaca!

Verified Writer

Nunung Munawaroh

Anyeong!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya