TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Gak Meremehkan Korban Bullying, Mereka Berhak Didengar

Korban bullying berhak memperoleh perlindungan

ilustrasi korban bullying (pexels.com/RDNE Stock Project)

Bullying, fenomena ini sering terjadi di lingkungan sekitar. Entah merundung seseorang secara verbal maupun fisik. Fenomena bullying sudah jelas meninggalkan luka mendalam bagi mereka yang mengalami. Herannya, lingkungan sekitar seperti mewajarkan fenomena bullying yang terjadi. Bahkan mendukung penindasan terhadap orang-orang yang dianggap lemah.

Ketika seorang korban bullying bersuara, beragam nada sumbang turut mengiringi. Dengan tuduhan korban bullying hanyalah mencari perhatian atau membuat sensasi. Lingkungan sekitar seperti tidak memberikan perlindungan apapun. Padahal korban bullying tidak bisa diremehkan, merangkum dari education dan cdc, lima hal ini jadi alasan gak meremehkan korban bullying. Semoga kita lebih bijaksana lagi menyikapi sikap perundungan di lingkungan sekitar.

1. Fenomena bullying yang berkelanjutan bisa mengganggu kestabilan mental

ilustrasi korban bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)

Entah sudah berapa banyak fenomena perundungan yang dianggap wajar. Mereka yang ditindas tidak boleh bersuara, apalagi berusaha mencari perlindungan. Beragam pernyataan negatif dibuat untuk menyudutkan sosok yang menjadi korban perundungan. Padahal keberadaan mereka juga layak dihargai dan diperhatikan.

Fenomena bullying yang berkelanjutan bisa mengganggu kestabilan mental. Seseorang cenderung gelisah dan merasa rendah diri. Seolah ia tidak berhak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Jika dibiarkan berkelanjutan, korban bullying berpotensi melakukan kekerasan baik kepada diri sendiri maupun orang-orang sekitar.

2. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan baik

ilustrasi korban bullying (pexels.com/RDNE Stock Project)

Bullying atau perundungan masih menjadi topik yang tidak ada habisnya. Hal ini disebabkan oleh kesadaran orang-orang sekitar yang terbilang minim. Bahkan sosok yang seharusnya mengayomi justru ikut menjadi pelaku bullying. Mereka yang tertindas tidak diperbolehkan bersuara dan mencari perlindungan. Padahal kita sebagai pendengar yang bijaksana harusnya gak meremehkan korban bullying. 

Tentu ada alasan logis yang menyertai. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan baik. Tidak ada seorangpun yang berhak ditindas dan diperlakukan semena-mena. Seandainya para pelaku perundungan diperlakukan demikian, tentu tidak terima. Tidak ada manusia yang rela wibawa dan harga dirinya diinjak-injak.

Baca Juga: 6 Tips Hadapi Bullying di Kantor agar Tak Berkepanjangan

3. Korban bullying juga memiliki hak untuk didengarkan

ilustrasi korban bullying (pexels.com/SHVETS Production)

Tidak dapat dimungkiri masih banyak orang yang menganggap remeh korban perundungan. Keluhan mereka tidak pernah didengarkan. Bakan melabelinya dengan orang yang mencari sensasi dan haus perhatian. Keberadaan korban bullying tidak diperhitungkan sama sekali di lingkungan sekitar. Mengapa kita masih memperlakukan para korban perundungan sedemikian rupa?

Ketahuilah, korban perundungan juga memiliki hak untuk didengarkan. Mereka ini manusia biasa yang memiliki batas kesabaran. Jika diperlakukan semena-mena secara berkelanjutan pasti melakukan perlawanan. Bukan hanya menyakiti diri sendiri, tapi mereka juga bisa menunjukkan bentuk perlawanan dengan melakukan kekerasan terhadap orang-orang sekitar. Mari lebih peduli sebelum dampak tak diinginkan itu terjadi.

4. Trauma dari perundungan bisa bertahan dalam jangka panjang

ilustrasi korban bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)

Di era sekarang ini siapa yang tidak tahu bullying atau perundungan? Pada kenyataannya fenomena ini marak terjadi. Tapi tidak semua orang memiliki kesadaran tentang dampak perundungan. Sebagian besar justru meremehkan korban bullying. Mereka dianggap sebagai orang yang rapuh dan selalu membuat sensasi.

Keberadaan korban bullying tidak bisa diremehkan begitu saja. Perlakuan kurang menyenangkan yang diterima secara berkelanjutan bisa menimbulkan trauma. Luka batin ini tidak hilang dalam waktu sekejap. Tapi akan bertahan dalam jangka panjang dan mempengaruhi kepribadian. Bahkan orang yang menerima perundungan secara terus-menerus bisa kehilangan rasa percaya diri.

Baca Juga: Anak Jadi Korban Bullying, Ini yang Harus Orang Tua Lakukan

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya