TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Bentuk Evaluasi Diri saat Banyak Tujuan Terhambat

Bagaimana dengan pola kepemimpinan yang selama diterapkan?

ilustrasi merasa tertekan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Mereka yang sudah berusaha pasti berharap tujuan tercapai sesuai yang diharapkan. Mulai dari tujuan kecil sampai tujuan dalam skala besar. Tapi realita tidak selalu berjalan mulus. Alih-alih tercapai, sebagian besar tujuan justru terhambat.

Di sinilah kita harus menerapkan pola pikir yang kritis, termasuk siap melakukan evaluasi demi memperbaiki diri. Sadar banyak tujuan masih terhambat, seharusnya ada beberapa sisi yang ditinjau ulang, termasuk dengan lima hal berikut.

Baca Juga: 3 Penyebab Harimu Kurang Produktif, Lekas Evaluasi Diri

1. Relevansi ambisi dan target yang disusun

ilustrasi membawa berkas (pexels.com/RDNE Stick Project)

Banyaknya tujuan yang masih terhambat menjadi indikasi terjadinya kegagalan. Jika tidak segera diperbaiki, seluruh usaha yang dilakukan bisa berakhir sia-sia. Oleh sebab itu, saat banyak tujuan terhambat harus sadar untuk melakukan evaluasi.

Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah relevansi ambisi dan target yang disusun. Tujuan dan target harus ditetapkan secara terukur dan realistis. Jika dalam pelaksanaannya masih ditopang oleh ambisi dan kepentingan tidak sehat, harus mulai dibersihkan. Sebab ambisi-ambisi seperti ini yang bisa menghambat rencana.

Baca Juga: 7 Penyebab Tujuanmu Tak Kunjung Tercapai, Evaluasi

2. Pendelegasian tugas dan wewenang

ilustrasi perdebatan (pexels.com/Yan Krukau)

Untuk meraih tujuan dalam skala besar tidak bisa dilakukan sendirian. Mengingat akan hal tersebut, penting bagi seorang pemimpin untuk mendelegasikan tugas dan wewenang. Tapi yang harus diingat, ini harus disesuaikan dengan kapasitas dan keterampilan masing-masing individu.

Saat mengetahui banyak tujuan masih terhambat, pendelegasian tugas dan wewenang adalah hal penting yang harus dievaluasi. Jangan-jangan selama ini masih menyerahkan beban pekerjaan secara asal. Dalam upaya meraih tujuan masih terjadi tumpang tindih tanggung jawab. Seseorang harus menyelesaikan beban pekerjaan yang bukan dalam ranahnya.

3. Kemampuan pemimpin dalam mengambil keputusan

ilustrasi mengambil keputusan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jika kita membicarakan tentang upaya meraih tujuan, pasti tidak bisa dipisahkan dari seorang pemimpin. Tidak harus dengan memimpin orang lain, dalam skala kecil kamu adalah pemimpin diri sendiri. Tapi yang terjadi justru masih banyak tujuan terhambat.

Di sinilah pentingnya memiliki kesadaran evaluasi. Termasuk dengan meninjau kembali kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Jangan sampai dalam upayanya justru disetir oleh orang lain. Sebab, pola kepemimpinan seperti ini justru menciptakan kekacauan.

4. Iklim kerjasama dalam suatu tim

ilustrasi diskusi tim (pexels.com/Mikhail Nilov)

Bagaimana dengan pola kerjasama tim yang sudah kamu bangun? Apakah semua orang saling bersinergi untuk meraih keberhasilan? Atau masing-masing orang hanya berjalan individu untuk memperjuangkan ambisi dan kepentingan toksik?

Pastinya menjadi hal yang perlu dievaluasi saat banyak tujuan terhambat. Mari lihat kembali iklim dan kerjasama suatu tim yang sudah terbangun. Jika memang memiliki situasi tidak kondusif dan saling berselisih, jangan harap tujuan bisa tercapai secara menyeluruh.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Baik yang Bantu Kamu untuk Evaluasi Diri

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya