TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Kiat Mengubah Kritik Jadi Pembelajaran, Supaya Lebih Bijaksana!

Fokus pada isi, bukan cara penyampaian

ilustrasi menerima kritikan (pexels.com/George Milton)

Terkadang kita belum siap menerima kritik. Apalagi diucapkan dengan kalimat kurang nyaman didengar. Yang tersisa justru kekecewaan dan rasa sakit hati. Seolah usaha selama ini tidak dihargai.

Kita tidak bisa tenggelam oleh kritik menjatuhkan. Sebaliknya, harus mengubah menjadi pembelajaran berharga. Meski tidak mudah, bukan berarti tidak bisa menerapkannya. Kamu bisa berjuang melalui enam kiat di bawah ini.

1. Mendengarkan dengan seksama

ilustrasi menerima kritikan (pexels.com/Kindel Media)

Kritikan datang tanpa bisa ditebak. Terkadang kamu belum siap menerimanya. Tapi bukan berarti bisa mencegah kritikan yang muncul. Kamu harus bisa membawa diri agar tidak tenggelam dalam rasa sakit hati.

Apa yang harus dilakukan? Dengarkan dengan seksama. Jangan pernah memotong pembicaraan di tengah jalan. Darinya, kalau bisa paham alur maksud dan tujuan. Dalam menanggapi kritikan tidak hanya meninggalkan kekecewaan. Tapi bisa menjadikannya sebagai pembelajaran.

2. Fokus pada isi, bukan cara penyampaian

ilustrasi menerima kritikan (pexels.com/Los Muertos Crew)

Cara seseorang dalam menyampaikan kritikan ada beragam. Mereka yang bijaksana memilih kata yang tepat agar tidak melukai hati. Tapi kamu juga harus siap berhadapan dengan orang yang ceplas-ceplos dalam berbicara.

Terdapat kiat mengubah kritik jadi pembelajaran. Kamu harus belajar fokus pada isi, bukan cara penyampaian. Meskipun seseorang menyampaikan dengan gaya bicara cepat-ceplos, ambil saja sisi positifnya. Setidaknya, kamu bisa mengetahui secara pasti letak kekurangan diri.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Jadi Pembelajaran dari Kondisi Keluarga Broken Home

3. Memisahkan penilaian subjektif

ilustrasi saling berkonflik (pexels.com/Mikhail Nilov)

Ada banyak hal yang membuat kita tidak siap menerima kritikan. Bisa jadi disampaikan oleh seseorang yang tidak disukai. Meski kritikan itu sangat sesuai dengan kondisi yang sedang kamu hadapi. Sekarang, kamu harus berlatih menjadikan kritikan sebagai bahan pembelajaran.

Caranya dengan memisahkan penilaian subjektif. Urusan disampaikan dengan orang yang disukai atau tidak, itu masalah belakangan. Selama ia menyorot sisi kekurangan, kamu harus siap mengevaluasi diri. Ini adalah ajang pembuktian bahwa dirimu bisa berbenah menjadi yang lebih baik lagi.

4. Tahan diri dari emosi negatif

ilustrasi menahan marah (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Menerima kritik kurang menyenangkan memang meninggalkan kekecewaan. Walaupun yang disampaikan sepenuhnya benar. Tapi sayangnya, kalimat itu terlalu tajam dan menyakitkan. Ternyata kamu tetap bisa menjadikan kritikan sebagai bahan pembelajaran.

Belajarlah menahan diri dari emosi negatif. Baik kemarahan maupun kekecewaan. Jangan mudah terpancing oleh sesuatu yang kurang menyenangkan. Fokus saja pada langkah perbaikan yang akan kamu ambil. Dengan cara ini, kamu bisa berkonsentrasi memperbaiki diri.

5. Mengambil jeda sejenak untuk introspeksi diri

ilustrasi menerima kritikan (pexels.com/Artem Podrez)

Kita terlalu enggan untuk introspeksi diri. Apalagi mendengar kritikan yang disampaikan orang dengan cara kurang menyenangkan. Padahal, ini cara yang kurang tepat. Kritikan, apa pun caranya, tetap bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran.

Kamu bisa mengambil jeda sejenak untuk introspeksi diri. Mungkin memang benar, masih banyak kekurangan yang menyertai. Dengan adanya kritikan, kamu bisa lebih mengenal diri secara mendalam. Jika memang ada yang kurang tepat, dapat menentukan strategi yang bijaksana untuk perbaikan.

Baca Juga: 6 Cara Mengubah Pengalaman Pahit jadi Pembelajaran, Terima Emosimu

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya