TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perbedaan Sikap Tegas dan Otoriter, Seorang Pemimpin Wajib Tahu!

Orang tegas masih toleran, sedangkan sosok otoriter tidak

ilustrasi orang tegas (pexels.com/Gustavo Fring)

Tegas dan otoriter dua sikap yang sering muncul dalam kepemimpinan. Sosok dengan karakter tersebut dikenal kuat pendirian dan tidak mudah dibantah. Kadang kita menyamakan antara keduanya, atau menganggap tegas bagian dari otoriter. Padahal anggapan ini masih perlu diluruskan, karena antara sikap tegas dan otoriter tidaklah sama.

Perbedaan itu bisa dilihat dari beberapa sisi. Seperti saat ia memerintah bawahannya, saat kehendaknya tidak dilaksanakan, atau saat ada orang yang menyampaikan usulan. Melalui lima penjelasan ini, semoga kamu bisa membedakan mana sikap tegas dan mana otoriter. Ingat, kedua sikap itu sangat berbeda.

1. Sosok tegas mau mendengarkan usulan orang lain, sedangkan otoriter cenderung enggan 

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Kita tidak bisa mengambil keputusan atas sudut pandang sendiri. Bagaimanapun, banyak sisi keterbatasan. Sudut pandangmu bisa jadi benar, tapi tidak menutup kemungkinan salah. Kamu perlu mendengarkan usulan orang lain agar bisa mengambil keputusan dengan lebih cermat. Dalam situasi seperti ini, bisa diketahui perbedaan orang tegas dan otoriter.

Sosok tegas dikenal fleksibel. Walaupun berprinsip kuat, tapi mereka masih mau mendengarkan usulan orang lain. Kemudian menerapkannya jika dirasa usulan itu sesuai. Sedangkan orang otoriter cenderung enggan dengan masukan orang-orang sekitar. Mereka memegang kendali kepemimpinan secara individualis, tanpa melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan.

Baca Juga: 5 Alasan untuk Berhenti Menunggu Datangnya Motivasi, Ciptakan Sendiri!

2. Sosok tegas mau mengakui kesalahan yang diperbuat, orang otoriter justru menyanggah 

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Tercipta sebagai manusia biasa, kita adalah tempat salah dan lupa. Sebisa mungkin harus mau mengakui kesalahan yang diperbuat. Ini tidak akan menjatuhkan harga diri, justru menegaskan kamu adalah manusia yang bertanggung jawab. Tapi apakah semua orang seperti itu? Jawabannya sudah pasti tidak.

Kamu bisa mengamati perbedaan antara orang tegas dan otoriter. Sosok tegas mau mengakui kesalahan yang diperbuat dan siap mempertanggungjawabkan. Lain halnya dengan mereka yang memiliki sikap otoriter. Mengakui kesalahan seperti sebuah pantangan. Bisa saja mereka melempar kesalahan itu kepada yang lain, atau membenarkan suatu perilaku meskipun itu salah.

3. Orang yang tegas memerintah sesuai tugas yang berlaku, otoriter memerintah sesuka hati

ilustrasi memerintah (pexels.com/Pressmaster)

Menduduki jabatan sebagai seorang pemimpin bukan tentang berkuasa. Atau menganggap posisi mereka yang di bawah sebagai pesuruh. Tapi kita harus mencerminkan perilaku bijaksana. Seorang pemimpin bukan sekadar memerintah dan memarahi, tapi juga harus memiliki sifat mengayomi.

Dari sikap di bawah ini, kamu bisa membedakan antara tegas dan otoriter. Sosok yang tegas akan memerintah bawahannya sesuai tugas yang berlaku. Tidak melenceng sedikitpun dari aturan. Lain halnya dengan mereka yang memiliki sikap otoriter. Mereka suka memerintah sesuka hati, termasuk memerintah demi kepentingan pribadi.

4. Sosok tegas memiliki sikap toleran saat ada kesalahan, orang otoriter langsung marah

ilustrasi marah (pexels.com/Craig Adderley)

Menjadi seorang pemimpin, adakalanya kita memberikan perintah. Tentunya kita berharap perintah tersebut dilaksanakan sebaik mungkin. Tapi kendala di lapangan siapa yang tahu? Banyak hal yang membuat perintah  tidak bisa dilaksanakan dengan maksimal. Sebagai seorang pemimpin, harusnya bisa memaklumi dan mencarikan solusi.

Ternyata ini jadi perbedaan antara orang tegas dan otoriter. Mereka yang memiliki sikap tegas masih bisa toleran saat perintahnya tidak dilaksanakan. Bisa jadi memang ada kendala di lapangan. Tapi orang otoriter cenderung tidak mau tahu. Ketika perintah tidak dilaksanakan dengan maksimal, kemarahan langsung memuncak. Mereka tidak mau menerima sedikitpun penjelasan.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Sikap Rendah Hati adalah Kunci Berkembang 

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya