TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sikap Toksik yang Sering Muncul saat Hati Didominasi Perasaan Iri

Ingat merusak kebahagiaan seseorang dengan segala cara 

ilustrasi orang iri (pexels.com/Cottonbro studio)

Perasaan iri sering muncul saat kamu melihat kehidupan orang lain lebih baik. Tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba  membenci kehidupan mereka. Padahal kebahagiaan yang dirasakan orang-orang tersebut sama sekali tidak bersinggungan denganmu. Apalagi sampai mengganggu dan mengurangi kadar kebahagiaanmu.

Ketika perasaan iri muncul dan mendominasi hati, kamu harus mulai waspada. Lama-kelamaan bisa berubah menjadi sikap yang membawa kerugian, entah pada diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Berikut ini lima sikap toksik yang sering muncul saat hati didominasi perasaan iri. Kamu harus mawas diri agar tidak terperangkap olehnya.

1. Merasa benci dengan kebahagiaan yang dirasakan orang lain 

ilustrasi orang iri (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Setiap makhluk hidup sudah pasti memiliki jatah kebahagiaan masing-masing. Orang lain mungkin bahagia karena dikaruniai harta berlimpah, juga pekerjaan yang terlihat mengagumkan. Sedangkan kamu bahagia karena dikelilingi orang-orang tulus dan sederhana.

Namun, banyak yang mempermasalahkan perbedaan kebahagiaan ini. Apalagi saat hati dikuasai perasaan iri. Kamu merasa benci dengan kebahagiaan yang dirasakan orang lain. Timbul rasa tidak suka dan ingin menyingkirkannya.

Padahal kebahagiaan itu tidak mengusik dirimu, apalagi sampai merusak kebahagiaan yang sedang kamu rasakan. Tapi sikap iri membuat hatimu dipenuhi kebencian.

Baca Juga: 3 Alasan Insecurity dan Iri Mendorongmu untuk Maju

2. Ingin menjatuhkan seseorang dengan segala cara 

ilustrasi orang iri (pexels.com/Cottonbro studio)

Perasaan iri kerap dipandang sebelah mata. Kamu membiarkannya tumbuh dan berakar di hati. Contohnya merasa iri ketika seseorang karena berhasil meraih prestasi membanggakan atau perasaan iri saat melihat seseorang bisa tertawa bahagia. Untuk apa kamu mempertahankan perasaan iri sampai berlarut-larut?

Bukannya membawa ketenangan, kamu justru dikendalikan pemikiran toksik. Termasuk ingin menjatuhkan orang lain dengan berbagai cara. Kamu berniat mengomentari kekurangannya atau menyebarkan aibnya secara langsung di depan umum. Seolah tidak memikirkan jika dirimu diperlakukan sedemikian rupa pasti sakit hati dan tidak terima.

3. Menganggap semua orang sekelilingmu adalah pesaing 

ilustrasi orang iri (pexels.com/Cottonbro studio)

Tidak semua hal yang kita jalani dalam hidup berkaitan dengan kompetisi. Pola pikir seperti ini harus dihilangkan. Hidup bukan tentang menang kalah atau bersaing dan menyaingi. Inti kehidupan yang sesungguhnya adalah belajar memperbaiki diri dari hari ke hari. Tapi perasaan iri dan dengki sudah menutup kebaikan dan ketulusan.

Sikap toksik muncul dan mengendalikan diri. Kamu menganggap seluruh orang di sekitar adalah pesaing yang harus disingkirkan. Tidak boleh kalah dari mereka dalam pencapaian apapun. Kamu tumbuh menjadi manusia yang tidak memiliki empati dan tidak kenal balas budi. Pokoknya harus unggul tanpa boleh terkalahkan.

4. Selalu mencari keburukan seseorang dan menyebarkannya 

ilustrasi orang iri (pexels.com/RDNE Stock Project)

Perasaan iri bisa muncul kapan saja. Contohnya saat kamu melihat seseorang dengan kehidupan mapan. Mereka memiliki prestasi membanggakan dan bisa memenuhi apapun yang diinginkan. Tanpa sadar, timbul perasaan tidak suka dengan kebahagiaan orang tersebut. Kamu harus waspada, perasaan seperti ini bisa memunculkan sikap toksik.

Perasaan iri bikin kamu gelap mata sehingga mencari keburukan seseorang dan menyebarkannya. Kalaupun tidak ada satu keburukan yang dijumpai, kamu berusaha merekayasa agar semua orang percaya. Empati dan kebaikan hatimu sudah padam karena dikalahkan perasaan dengki. Kamu tumbuh jadi orang yang tidak memiliki ketulusan hati.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Mengalami Iri Hati yang Berlebihan dan Cara Mengatasinya 

Verified Writer

Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya