Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kesuksesan berkarier tergantung bagaimana etos kerja dalam dirimu. Meskipun begitu, namanya etos kerja tidak selalu stabil. Terkadang kamu sangat antusias pergi bekerja. Namun pada saat-saat tertentu, rasa tidak bersemangat juga akan muncul.
Sebisa mungkin, etos kerja harus dijaga agar tidak mengalami penurunan. Tapi ini juga bukan hal yang mudah. Saat meningkatkan etos kerja, sering kali kamu akan bertemu banyak tantangan. Mulai dari diri sendiri sampai lingkungan sekitar. Berikut lima di antaranya.
Baca Juga: 5 Hal Sederhana yang Bisa Meningkatkan Etos Kerja, Sudah Pernah Coba?
1. Budaya di lingkungan kerja cenderung tidak disiplin
ilustrasi bekerja (pexels.com/Olia Danilevich) Meningkatkan etos kerja tidak semudah kelihatannya. Berbagai tantangan turut menyertai. Terkadang kamu sudah sangat bersemangat melakukan yang terbaik. Tapi ada saja hal-hal di lingkungan sekitar yang mengganggu usahamu.
Saat berusaha menumbuhkan etos kerja, salah satu tantangan yang dihadapi yaitu budaya di lingkunganmu justru tidak disiplin. Baik atasan maupun rekan kerja semuanya suka menunda-nunda. Akibatnya, kamu dipandang aneh karena tidak seperti yang lain.
Baca Juga: 5 Tanda Cowok dengan Etos Kerja Rendah, Sinyal Merah, nih!
2. Merasa bosan karena berhadapan dengan rutinitas berulang
ilustrasi merasa bosan (pexels.com/Karolina Grabowska) Rutinitas yang dilakukan secara berulang bisa memicu kebosanan. Tidak terkecuali dengan aktivitas bekerja. Apalagi jika kamu tidak diberi kesempatan untuk melepas penat walaupun sejenak. Rasanya kebosanan semakin menjadi-jadi.
Kebosanan karena rutinitas berulang termasuk tantangan saat berusaha menumbuhkan etos kerja. Semangat yang sempat muncul langsung padam saat menyadari masih ada sederet pekerjaan serupa menumpuk. Kamu merasa tidak berenergi bahkan ingin melarikan diri dari tanggungan kerja.
3. Adanya rekan kerja yang mencibir saat kamu berusaha bekerja dengan benar
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi rekan kerja sinis (pexels.com/Cottonbro) Keberadaan rekan kerja memberi nuansa tersendiri. Termasuk nuansa negatif. Pasti kamu pernah mendengar rekan kerja yang punya komentar pedas. Saat menunjukkan kinerja terbaik, kamu justru dibilang caper atau cari muka dengan atasan.
Saat menumbuhkan etos kerja, tantangan seperti ini bisa saja kamu hadapi. Apapun yang kamu lakukan sering dianggap buruk. Semangat kerja terbaik disalah artikan sebagai perilaku cari muka. Dalam pandangan rekan kerja tersebut, apa yang ada dalam dirimu sepenuhnya salah.
4. Timbulnya rasa malas dan ogah-ogahan
ilustrasi merasa lelah (pexels.com/William Choquette) Menumbuhkan etos kerja susah-susah gampang. Adakalanya kamu merasa enggan saat hendak berangkat ke tempat kerja. Atau ogah-ogahan ketika harus menyelesaikan laporan yang sudah menumpuk sejak kemarin.
Rasa malas dan ogah-ogahan termasuk tantangan ketika membangkitkan etos kerja. Jika dituruti, maka kinerjamu yang akan terganggu. Kamu dicap sebagai pekerja tidak profesional. Bahkan keberlangsungan kariermu akan terancam karena sering bermalasan.
Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Miliki Etos Kerja Tinggi, Buka Peluang Baru!