TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Ilmiah Seseorang Harus Miliki Kemampuan Eksekusi

Prediksi kuat kesuksesan seseorang di segala aspek kehidupan

ilustrasi kognitif fleksibilitas di kemampuan eksekusi (freepik.com/freepik)

Kemampuan eksekusi atau dikenal dengan istilah Executive Functioning (EF) adalah kesanggupan seseorang dalam mengkoordinasi serangkaian aktivitas, contohnya seperti mengatur waktu, memahami instruksi, mengingat pesan penting, menahan emosi, dan menyelesaikan tugas dalam kurun waktu tertentu. 

Kemampuan ini umumnya terbentuk saat masih kecil, sehingga nantinya saat orang tersebut beranjak dewasa, dirinya dapat hidup mandiri dan beradaptasi di masyarakat.

Lalu, bagaimana kemampuan eksekusi berperan di kehidupan dan mengapa ini menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang khususnya dari mata psikologi?

1. Kemampuan eksekusi mengontrol 3 area di dalam sistem kognitif manusia

ilustrasi anatomi otak (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Bagian otak manusia yang menjadi pusat kemampuan eksekusi terletak di prefrontal cortex. Laporan berjudul "Executive Functions" dari jurnal Annual Review of Psychology tahun 2013 menyebutkan, kemampuan eksekusi mengontrol 3 bagian di sistem kognitif manusia yaitu:

  • Inhibition, kemampuan untuk mengontrol diri, memilah mana yang lebih penting, menahan
  • Working memory, kemampuan untuk mengingat informasi dan menggunakannya di kemudian hari, memahami bacaan tertulis dan informasi lisan, berhitung luar kepala, memperbarui informasi, mempraktekkan informasi yang telah dipelajari atau didengar
  • Cognitive flexibility, kemampuan untuk memahami atau melihat situasi dari sudut pandang orang lain, kemampuan untuk membuat alternatif solusi apabila cara pertama tidak berhasil, kemampuan untuk beradaptasi bila terjadi perubahan secara mendadak dan bisa mengakui atau menerima kalau memang diri sendiri melakukan kesalahan

Dari ketiga bagian tersebut, cognitive flexibility terbentuk paling terakhir di dalam tahap tumbuh kembang manusia. Melansir jurnal Frontiers in Human Neuroscience tahun 2013, aktivasi di bagian-bagian otak yang nantinya membentuk kemampuan eksekusi mengalami gangguan pada anak yang mempunyai masalah tumbuh kembang (developmental delay atau developmental disorders).

Kemudian gangguan kejiwaan yang umumnya terjadi di anak-anak seperti ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) juga menunjukkan gejala kesulitan di dalam kemampuan eksekusi.

2. Berperan penting untuk memecahkan masalah dan kesuksesan di pekerjaan

ilustrasi seorang perempuan merasa puas dengan hasil kerjanya (pexels.com/Anna Shvets)

Dilansir Center on Developing Child Harvard University, memiliki kemampuan eksekusi yang baik membuat kita lebih rapi dan dapat memecahkan masalah. Sebab, untuk melakukannya, seseorang membutuhkan perencanaan sekaligus kemampuan untuk menyesuaikan diri di kondisi yang berubah. Semuanya ini mengarah kepada kesuksesan di bidang pekerjaan. 

Baca Juga: 5 Organisasi Luar Kampus untuk Meningkatkan Skill dan CV Kamu!

3. Kemampuan eksekusi berkaitan erat dengan masalah kesehatan

ilustrasi minuman beralkohol dan rokok (pexels.com/JESHOOTS)

Laporan berjudul "Executive Functioning and Health" yang terbit di jurnal Health Psychology tahun 2017 menjelaskan bahwa memiliki kemampuan eksekusi yang bagus dapat mencegah seseorang dari melakukan aktivitas yang akan merusak kesehatan tubuh, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol dan obat terlarang.

Demikian pula, melakukan aktivitas seperti minum minuman beralkohol, juga dapat berdampak pada kemampuan eksekusi. Contohnya yang tadinya selalu mengerjakan tugas tepat waktu, kini menjadi sering lupa karena efek alkohol yang berat. 

4. Membantu untuk memaklumi situasi

ilustrasi seseorang yang mengalami depresi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hasil studi berjudul "Dispositional forgiveness and stress as primary correlates of executive functioning in adults" di jurnal Health Psychology Open tahun 2019, mendapati bahwa mereka yang memiliki kemampuan eksekusi tinggi lebih mudah untuk memaklumi situasi atau keadaan, dibandingkan dengan mereka yang kemampuan eksekusinya rendah.

Untuk dapat memaklumi situasi dan keadaan, seseorang perlu mengakui atau menyadari emosi diri, maksud, dan prinsip nilai hidup, sembari mengamati keadaan sulit yang sedang dialami.  

Kemampuan untuk memaklumi situasi atau keadaan, secara tidak langsung membuat orang tersebut tidak mudah stres serta mengurangi depresi sekaligus kecemasan. 

Baca Juga: 5 Tips Mengukur Kemampuan Diri saat Hendak Melamar Pekerjaan, Tepat!

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya