Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kamu pasti pernah bertemu dengan seseorang yang selalu ingin mencapai kesempurnaan di semua hal yang ia lakukan. Atau mungkin, kamu termasuk salah satunya. Ini dikenal juga dengan perfeksionisme, yang ditandai dengan penetapan standar tinggi dan terkadang gak realistis demi memperoleh hasil terbaik.
Bak dua sisi mata pisau, sifat ini bantu kamu menggapai potensi maksimal di satu sisi. Tapi di sisi lain, ini juga bisa menjadi beban yang memicu kelelahan mental tanpa disadari. Namun, sifat perfeksionis tidak muncul begitu saja. Di dalam artikel ini, kita akan menjelajahi mengapa seseorang bisa menjadi perfeksionis. Kira-kira, kamu bisa relate gak?
1. Merasa takut gagal
ilustrasi orang merasa cemas (pexels.com/Mart Production) Seseorang dengan sifat perfeksionis sering kali merasa takut akan kegagalan. Ia punya standar yang sangat tinggi untuk dirinya sendiri dan ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, itu bisa menjadi momen yang sangat mengecewakan.
Ketakutan ini mendorongnya untuk terus meningkatkan kemampuan diri dan mencapai hasil terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Meski takut gagal bisa memotivasi untuk mencapai prestasi, terkadang itu juga bisa membuat ia terlalu keras pada diri sendiri.
Baca Juga: 5 Zodiak Paling Perfeksionis yang Selalu Mengincar Kesempurnaan
2. Ingin mendapat pengakuan dari orang lain
ilustrasi sekelompok orang bekerja (pexels.com/Fauxels) Salah satu alasan seseorang menjadi perfeksionis adalah keinginan untuk membuktikan bahwa ia adalah yang terbaik. Alhasil, ia berusaha untuk selalu tampak sempurna dan berharap mendapatkan pengakuan, pujian, dan cinta dari orang-orang di sekitarnya.
Biasanya, ia merasa bahwa jika tidak berhasil mencapai standar yang sangat tinggi yang telah ditetapkan untuk diri sendiri, orang lain tidak akan menghargainya. Tak heran jika ia sering menempatkan dirinya sendiri di bawah tekanan yang sangat besar.
3. Gak pernah merasa cukup
ilustrasi orang bekerja keras (pexels.com/cottonbro) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Seseorang yang punya sifat perfeksionis cenderung gak pernah merasa puas dengan hasil yang dicapai. Ia selalu merasa bahwa ada ruang untuk perbaikan, bahkan ketika banyak orang merasa hasilnya sangat memuaskan.
Hal ini disebabkan oleh rasa tidak puas yang mendalam terhadap diri sendiri. Maka dari itu, ia selalu ingin melakukan yang terbaik, bahkan jika itu berarti mengorbankan waktu dan energi lebih banyak.
4. Pola pengasuhan keluarga
ilustrasi orang tua memarahi anak (pexels.com/Monstera) Sifat perfeksionis bisa terbentuk akibat pola pengasuhan keluarga. Cara orangtua merawat, mendidik, dan membesarkan anak akan memengaruhi nilai dan pola pikirnya. Saat orangtua memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak dan memarahinya ketika gagal mencapai standar tersebut, anak akan merasa sangat tertekan.
Alhasil, ia menganggap bahwa kesalahan adalah kegagalan total sehingga ia harus melakukan semuanya dengan sempurna. Jika tidak, ia akan dimarahi atau diberikan hukuman. Pola ini akan terbawa hingga dewasa dan menjadi beban mental yang membuatnya sulit menikmati hidup.
Sebuah penelitian dalam jurnal Children pada 2021 juga menemukan bahwa orangtua yang perfeksionis mempengaruhi bagaimana anak-anak mereka memandang kesuksesan. Hal ini membuat anak-anaknya menjadi perfeksionis juga.
Baca Juga: 6 Alasan Sosok Perfeksionis Berpotensi Besar Melakukan Kecerobohan