TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Perilaku Anak yang Sering Dianggap Nakal, padahal Normal

Ini merupakan bagian dari tumbuh kembang anak, lho

ilustrasi anak menangis (pexels.com/Jep Gambardella)

Di tahap perkembangan tertentu, anak biasanya terlihat lebih nakal. Sebagai contoh, saat anak berusia 2 atau 3 tahun, tak jarang usia ini kerap disebut terrible two dan threenager. Sebagai orangtua, tentunya pernah merasa frustrasi untuk menghadapi fase ini, karena anak tak mau mendengarkan, sehingga terus mengulangi perilakunya.

Namun, ada baiknya orangtua memahami bahwa perilaku yang sering kali dicap nakal pada dasarnya adalah bagian dari perkembangan anak. Artinya, itu adalah hal normal yang pasti dialami anak. Contohnya sederet perilaku yang dirangkum berikut ini.

Baca Juga: 6 Tips Memilih Lingkungan Ideal untuk Mendorong Perkembangan Anak

1. Belum bisa mengendalikan diri dengan baik

ilustrasi anak menangis (pexels.com/Yan Krukau)

Pernah meminta si kecil untuk tidak melakukan sesuatu, tapi ia tetap melakukannya? Banyak orangtua menganggap itu sebagai perilaku nakal. Padahal, ini karena anak belum memiliki kontrol diri yang baik, mengingat perkembangan otaknya masih belum sempurna.

Fenomena ini dijelaskan melalui studi yang terbit dalam jurnal Eric pada 2009. Di situ dipaparkan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab dalam pengendalian diri belum berkembang dengan baik pada anak-anak dan baru sempurna saat anak menginjak masa remaja akhir.

2. Anak mengalami tantrum

ilustrasi anak mengalami tantrum (pexels.com/Keira Burton)

Saat membawa anak ke tempat-tempat ramai, seperti mall atau taman bermain, ketika anak merasa lapar atau ada keinginannya yang tidak terpenuhi, anak cenderung mengalami tantrum. Dilansir Verywell Health, tantrum merupakan kondisi ketika anak menunjukkan amarah dan rasa frustrasi yang meledak-ledak tak terkendali.

Orangtua kerap ikut merasa frustrasi saat mendapati buah hatinya melakukan hal ini. Namun, ini merupakan hal yang normal terjadi pada anak-anak. Sebab, ini adalah cara anak mengungkapkan perasaannya, karena ia belum memiliki kemampuan verbal yang cukup untuk berkomunikasi dengan efektif.

Ketika anak mengalami tantrum, berikan waktu agar ia bisa meluapkan emosinya dengan baik. Jika sudah lebih tenang, orangtua bisa menghampiri dan mengajaknya berdiskusi mengenai perasaannya. Seiring bertambahnya usia dan perkembangan kemampuan berbicaranya, tantrum akan berkurang. 

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Cegah Sexual Abuse pada Anak-Anak

3. Perlu aktif bergerak sebagai bagian dari perkembangan fisiknya

ilustrasi anak berlari (pexels.com/jonas mohamadi)

Anak-anak tampaknya memiliki pasokan energi yang besar, sehingga aktif bergerak tanpa terlihat kelelahan. Namun, terkadang mereka aktif di situasi yang seharusnya duduk diam dengan tenang. Misalnya saat belajar di sekolah atau ketika berkumpul dengan keluarga. Meski diminta untuk berhenti, mereka tak mendengarkan dan terus bergerak. 

Tak jarang, ini dianggap sebagai perilaku yang nakal. Padahal, anak memiliki kebutuhan yang besar untuk menghabiskan waktu di luar untuk bermain, meski pada akhirnya terjatuh dan terluka. Daripada menyebut anak bandel saat bertingkah energik, lebih baik fasilitasi kebutuhan anak dan awasi ia saat bermain.

4. Suka mengeksplorasi hal-hal di sekitarnya

ilustrasi anak bermain dengan domba (pexels.com/Mochi Mochi)

Anak-anak juga memiliki rasa ingin tahu dan dorongan eksplorasi yang besar. Mereka mungkin mencoba naik pohon, menjelajahi area rumah yang berbahaya, atau bahkan mencoba hal yang tampak menakutkan dan membahayakan keselamatan mereka.

Ini bukan tanda bahwa mereka nakal, tetapi sebenarnya merupakan bagian dari proses belajar mereka. Namun, sebagai orangtua, penting untuk menjaga keselamatan mereka dan memberikan bimbingan saat mereka menjelajahi dunia di sekitar mereka.

Baca Juga: 5 Manfaat Anak Tidur Terpisah dengan Orangtua, Lebih Mandiri!

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya