Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Rumah tumbuh kian populer dalam beberapa tahun terakhir. Ide ini muncul sebagai opsi bagi yang ingin memiliki rumah dengan ruangan yang diadaptasi sesuai kebutuhan. Dengan mengadopsi konsep rumah ini, kamu sebagai pemilik rumah punya keleluasaan dalam desain dan pemanfaatan ruangan.
Namun di balik segala kelebihan yang ditawarkan, rumah tumbuh juga punya beberapa kekurangan yang gak boleh luput dari perhatian. Karenanya, pertimbangkan dengan cermat plus minus konsep rumah tumbuh sebelum kamu memutuskan untuk mengaplikasikannya.
1. Dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
ilustrasi rumah tumbuh (freepik.com/rawpixel.com) Salah satu keunggulan rumah tumbuh ialah memberi kamu kebebasan untuk memiliki rumah sesuai dengan kebutuhan. Di awal memiliki rumah, kamu barangkali punya keterbatasan dana sehingga hanya bisa membangun ruangan-ruangan vital dengan luas yang kecil.
Namun seiring waktu, kebutuhan akan bangunan yang besar mungkin meningkat sehingga rumah perlu dibangun kembali. Dengan mengaplikasikan konsep rumah tumbuh, hal ini bisa diwujudkan sehingga kebutuhan hunian bisa terpenuhi.
2. Fleksibilitas tanpa batas
ilustrasi renovasi rumah (unsplash.com/Milivoj Kuhar) Rumah tumbuh juga bersifat lebih fleksibel dibanding rumah konvensional. Dinding-dinding dalam rumah umumnya gak permanen, sehingga memungkinkan kamu untuk mengubah tata letak ruangan, menyesuaikan jumlah kamar, atau bahkan menggabungkan beberapa ruangan menjadi satu ruang besar.
Dengan ini, kamu bisa bereksperimen dengan berbagai desain interior tanpa harus repot-repot merombak seluruh struktur rumah. Konsep ini sangat ideal untuk keluarga dengan anak-anak yang terus bertumbuh, karena ruang anak dapat dengan mudah berubah fungsi menjadi ruang kerja atau area hobi seiring waktu.
Baca Juga: 3 Cara Mencegah Jamur Tumbuh di Rumah dengan Efektif
3. Biaya perawatan yang lebih rendah
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Tima Mirashnichenko) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Selain fleksibilitas, rumah tumbuh juga menawarkan potensi penghematan biaya perawatan. Pasalnya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah diganti, ketika suatu bagian rumah mengalami kerusakan, kamu hanya perlu mengganti bagian tersebut, bukan seluruh elemen struktural.
Tentunya hal ini akan mengurangi biaya perbaikan dan memperpanjang umur bangunan secara keseluruhan. Selain itu, dengan mengutamakan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, rumah tumbuh juga dapat menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan untuk masa depan.
4. Berisiko bikin pengeluaran boncos
ilustrasi pasangan budgeting (pexels.com/Mikhail Nilov) Konsep rumah tumbuh memang menawarkan fleksibilitas yang luar biasa, tapi ini juga bisa menjadi bumerang kalau gak dikontrol dengan baik. Adanya opsi untuk terus berkembang dan mengubah ruangan bisa bikin kamu kehilangan kendali atas anggaran.
Rancangan awal yang disusun dengan cermat bisa berubah ketika kamu tergoda untuk terus menambah fitur baru atau mengganti perabotan secara berulang. Jadi, disiplin dan perencanaan yang matang diperlukan agar konsep rumah tumbuh gak berakhir sebagai beban finansial yang gak terkendali.
Baca Juga: 5 Tips Punya Rumah di Usia 28 Tahun ala Raditya Dika