TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Kenapa Vaksin dan Prokes Sangat Penting

Jaga jarak, pakai masker dan vaksin untuk #IndonesiaPulih

Ilustrasi seseorang menerima vaksin (Pexels.com/Frank Meriño)

Hampir dua tahun ini wabah COVID-19 melanda Indonesia. Kini virus mematikan itu muncul dengan berbagai macam varian, dimana penularan serta tingkat kematian yang ditimbulkan membuat tindakan pengendalian yang bergulir saat ini semakin ditantang.

Kita juga tidak henti-hentinya diingatkan akan pentingnya menjaga daya tahan tubuh, juga menerapkan protokol kesehatan atau prokes, sebagai bekal dalam menghindari penularan. Kita beruntung, sebab setahun setelah wabah dimulai tidak lama kemudian vaksin bermunculan. Termasuk sampai sekarang, kegiatan vaksinasi masih terus digencarkan.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 16 Agustus 2021 pukul 12.00 WIB, dilansir dari vaksin.kemkes.go.id, Pemerintah punya target vaksinasi sebanyak 208.265.720 jiwa. Jumlah itu meliputi tenaga kesehatan, lansia, petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat umum, juga mereka yang berusia 12 hingga 17 Tahun.

Nah, kamu mungkin salah satunya dari sasaran tersebut, tapi masih meragukan anjuran Prokes dan Vaksin. Kamu perlu tahu bahwa kedua hal itu sangatlah penting, agar #IndonesiaPulih dan kita kembali sehat serta aman beraktivitas. Bukankah menjadi harapan kita bersama, kalau pandemik segera berlalu? Untuk itu coba kita pahami pentingnya Prokes dan vaksin dalam ulasan berikut ini selengkapnya.

1. Mematuhi protokol kesehatan, demi menangkal meluasnya wabah

Ilustrasi mencuci tangan pakai sabun (Pexels.com/Burst)

Protokol Kesehatan dapat dipahami sebagai panduan aktivitas di tengah pandemik yang sampai sekarang masih terus ditanggulangi. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020, sebagai masyarakat kita berperan penting memutus rantai penularan COVID-19 dan mencegah munculnya sumber penularan baru. Terutama dimana pergerakan, interaksi, hingga tempat-tempat berkumpulnya banyak orang terjadi.

Di awal-awal pandemik melanda Indonesia, Protokol Kesehatan dikenalkan dan memuat imbauan yang disingkat 3M, yakni mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Seiring meningkatnya jumlah kasus dan kemunculan berbagai varian COVID-19, Prokes 3M berkembang menjadi 5M.

Kementerian Kesehatan menjabarkan tindakan 5M meliputi mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Bahkan Kemkes melalui Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menganjurkan Protokol Kesehatan 5M ditambah vaksinasi, agar langkah pencegahan meluasnya wabah saat ini semakin maksimal.

Panduan dalam Prokes mengatur bagaimana kita beraktivitas, juga mengingatkan dan mencegah tindakan yang membuat kita lalai dan mengabaikan keselamatan pribadi hingga orang lain. Apalagi penularan COVID-19 berpotensi terjadi di setiap interaksi tatap muka.

Baca Juga: Cara Cek Data Vaksinasi COVID-19, Ada Lokasi Vaksinasi Terdekat    

2. Proaktif mencari informasi vaksinasi dan dapatkan kesempatannya

Tampilan pendaftaran vaksinasi di laman pedulilindungi.id (dok. Pedulilindungi/Pendaftaran Vaksinasi)

ita berpacu dengan waktu dalam upaya meredam laju penularan COVID-19. Meskipun Pemerintah menyediakan vaksin gratis, mustahil kita bakal mendapatkan kesempatan tanpa aktif mencari tahu, dimana dan kapan giat vaksinasi terlaksana.

Kamu bisa memanfaatkan sosial media, berselancar di Internet, hingga berkomunikasi dengan Ketua RT, pihak Kelurahan maupun perangkat-perangkat Pemerintah di tempat kamu tinggal. Tujuannya agar kamu tidak melewatkan pelaksanaan penyuntikan vaksin. Apalagi kamu tinggal di perkotaan, pasti peluangnya lebih besar untuk mendapatkan vaksin.

Yang paling mudah saat ini, adalah dengan mengakses pedulilindungi.id melalui komputer atau smartphone kamu. Di situ disediakan tombol pendaftaran vaksinasi, sehingga kamu dapat memeriksa status program vaksinasi COVID-19 yang tersedia untukmu.

Bantu juga orang-orang terdekatmu, agar mereka mendapatkan suntikan vaksin. Asalkan ada kuota vaksin. Di situ kamu pun dapat mengetahui, di fasilitas kesehatan manakah vaksinasi tersedia. Jika sudah segera daftar ya, dan tunggu jadwalmu.

3. Jangan berhenti di suntikan vaksin pertama

Ilustrasi menyelesaikan suntikan vaksin (Unsplash.com/CDC)

Berdasarkan informasi yang dibagikan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang dikutip dari who.int mengungkapkan, ada 13 vaksin yang dikembangkan dengan 4 metode. Di antaranya di Indonesia adalah vaksin yang dikembangkan Sinovac, Sinopharm, dan Astrazeneca. Mayoritas vaksin COVID-19 tersebut diinjeksi sebanyak dua kali

Kementerian Kesehatan sendiri punya alasan klinis, mengapa penyuntikan vaksin dilakukan sebanyak dua kali. Dijelaskan di situs covid-19.go.id, dosis pertama ditujukan untuk membangun antibodi terlebih dulu. Agar terbentuk maksimal, maka diberi jarak antara 14 hingga 28 hari, sebelum penyuntikan dosis kedua.

Artinya tetap dibutuhkan suntikan vaksin kedua, sehingga daya tahan tubuh dapat bekerja mempelajari dan mengenali virus. Alhasil menangkalnya. Meski begitu vaksin bukanlah obat untuk mengalahkan COVID-19.

WHO menjelaskan, vaksin mempersiapkan tubuh dalam menangkal serangan virus dan potensi menularkannya ke orang lain. Adapun jika tubuh diserang virus, potensi sakit kritis akibat COVID-19 lebih bisa diredam. Selanjutnya Protokol Kesehatan tetap dianjurkan untuk dilakukan.

4. Ajak dan bantu orang lain yang kamu kenal untuk divaksinasi

Ilustrasi mengajak orang untuk ikut vaksinasi (Unsplash.com/Cheerydeck)

Kamu tahu kan, banyak yang berdukacita karena pandemi ini. Tidak hanya soal nyawa, tapi juga ekonomi. Sebagai contoh, data Badan Pusat Statistik (BPS) di bps.go.id pada 5 Mei 2021 menyatakan, 19,10 juta orang dalam kategori Penduduk Usia Kerja, terkena imbas COVID-19. 1,62 juta orang menganggur, 1,11 juta orang tidak bekerja, kemudian 15,72 juta jiwa lagi mengalami pengurangan jam kerja.

Masih dari sumber yang sama, rilis BPS 1 Februari 2021 mengungkapkan keadaan yang tidak menyenangkan di sektor pariwisata. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia merosot 75,03 persen di 2020, menyisakan 4,02 juta saja. Padahal periode yang sama 2019, kunjungan wisman mencapai 16,11 juta.

Apa yang dapat kita perbuat selain dimulai dari kita dan orang-orang terdekat. Apalagi ketika di antara mereka atau bahkan kita sendiri, masih enggan untuk memperoleh vaksin dengan berbagai alasan. Seperti yang sebelumnya sudah diungkapkan di atas, target vaksinasi di Indonesia sangatlah besar. Hal itu mengingat jumlah penduduk Indonesia yang juga tidak kecil.

Di Indonesia vaksin dosis pertama hingga 10 Agustus 2021, baru menjangkau 26,73 persen target vaksin. Dampaknya vaksin dosis kedua juga lebih rendah lagi, yakni 14,35 persen berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, di situs vaksin.kemkes.go.id, Kamis 19 Agustus 2021 yang diakses dini hari. Kesuksesan vaksinasi sudah bisa ditebak, masih dipimpin Ibu Kota Negara, DKI Jakarta. Baik dosis satu dan dua.

Jelas kita butuh vaksin lebih banyak lagi, agar #IndonesiaPulih tercapai. Harapan kita bahwa distribusi vaksin lebih merata, bahkan hingga ke desa-desa dan wilayah pelosok. Namun begitu, sikap apatis terhadap vaksin juga merugikan. Bagaimana Pemerintah mau menyukseskan vaksinasi, kalau masih saja ada penolakan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Berbagai Sektor Ekonomi Mulai Pulih di Agustus

Writer

Nimrot Hutagalung

Simple people with simple values

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya