TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sulit Kontrol Emosi? Ini 5 Cara Mengatasi Emotionally Unavailable!

Kamu harus percaya pada diri sendiri

Ilustrasi sedang murung (pexels.com/Pixabay)

Pernahkah kamu merasa sulit untuk mengenal, mengekspresikan, bahkan mengontrol emosi? Kondisi ini disebut dengan emotionally unavailable. Selain sulit mengkespresikannya, kamu juga sulit menyimpan perasaan untuk orang lain.

"Emotionally unavailable mengacu pada kondisi gak mampu untuk mempertahankan ikatan emosional dengan orang lain. Wujudnya bisa berupa rasa gak peduli dan kurangnya komitmen," jelas Stacey Laura Lloyd, seorang relationship writer berpengalaman, dilansir Brides.

Tentunya, kondisi emotionally unavailable akan cukup mengganggu karena nantinya akan membuat kamu memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang lain. Oleh sebab itu, inilah beberapa cara mengatasi emotionally unavailable yang bisa kamu lakukan!

1. Kenali ketakutan yang kamu miliki

Ilustrasi sedang merenung (pexels.com/Engin Akyurt)

Emotionally unavailable tentunya terjadi bukan tanpa sebab. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh ketakutan, seperti kecemasan, trauma, dan sebagainya. Orang-orang dengan emotionally unavailable biasanya memiliki ketakutan tertentu, sehingga sulit untuk mengekspresikan atau menyalurkan emosinya.

"Salah satu alasan terbesar orang memiliki emotionally unavailable adalah ketakutan. Takut ditolak, takut gak cukup baik, dan berbagai macam ketakutan lainnya," ujar Bryn Collins, seorang psikolog berlisensi, dilansir Her Campus.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui dan mengenali ketakutan yang kamu miliki. Cobalah untuk lebih terbuka dan menceritakan ketakutan itu kepada orang terdekat, karena jika ketakutan itu hanya dipendam, mungkin kamu akan semakin sulit untuk mengekspresikan emosi.

2. Percaya pada diri sendiri

Ilustrasi orang yang percaya diri (pexels.com/Moose Photos)

Kamu mungkin akan sulit mengelola dan mengekspresikan emosi karena kurang mempercayai diri sendiri. Kamu merasa emosi tersebut kurang valid dan gak layak untuk diekspresikan.

Dilansir Her Campus, Zoe Strickland, seorang penulis senior, menyebutkan bahwa kamu harus mempercayai diri sendiri agar bisa mengekspresikan emosi dengan mudah. Jika sudah percaya pada diri sendiri, kamu gak akan lagi denial terhadap emosi atau perasaanmu. Sehingga, nantinya akan lebih mudah untuk mengelola atau menyalurkan emosi tersebut.

Baca Juga: 6 Musuh Emosi Penghancur Diri yang Sering Mengganggu Pikiran

3. Tetapkan batasan

Ilustrasi self-love (pexels.com/Tranmautritam)

Memiliki batasan menjadi penting untuk dilakukan agar kamu gak dimanfaatkan oleh orang lain. Jangan sampai karena kamu terlalu terbuka, menyebabkan orang lain memanfaatkanmu karena nantinya kamu akan merasa takut atau trauma untuk terbuka lagi pada orang lain.

Kondisi itulah yang bisa menimbulkan emotionally unavailable. Dilansir Mind Body Green, Shannon Kaiser, seorang jurnalis dan penulis buku psikologi best-seller, menyebutkan bahwa kamu juga harus mencari lingkungan dan pertemanan yang bisa menghargaimu. 

Jika mereka menghargaimu, maka bukan hal yang sulit bagi kamu untuk mengekspresikan emosi. Karena mereka pun tentunya akan menghargai atau menghormati emosi kamu dan gak menyepelekannya. Lingkungan yang sehat ini bisa membantu kamu keluar dari kondisi emotionally unavailable.

4. Komunikasikan kepada orang terdekat

Ilustrasi berbincang dengan teman (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Emotionally unavailable biasanya akan cukup mengganggu dalam sebuah hubungan, baik hubungan percintaan, pertemanan, dan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk memberi tahu orang terdekat terkait perasaan atau emosi yang sedang kamu rasakan. Jika kamu kesulitan untuk menyimpan atau mengekpresikan suatu emosi, maka gak ada salahnya menceritakan kepada mereka.

"Mengomunikasikan perasaan akan sangat penting saat menjalin hubungan apapun dengan orang lain. Kamu perlu memberi tahu orang terdekat terkait bagaimana perasaanmu. Ini bisa membuat emosi dan perasaanmu jauh lebih baik," saran Rachel Fitzgerald, seorang psikolog di Windsor University, dilansir Her Campus.

Jika kamu hanya memendam apa yang sedang kamu rasakan, mereka juga akan bingung karena gak bisa memahami perasaanmu yang sesungguhnya. Saat pasangan atau orang terdekatmu benar-benar peduli, maka mereka gak akan segan untuk membantu kamu keluar dari kondisi emotionally unavailable.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Trust Issue dan Insecurity dalam Hubungan, Pahami!

Verified Writer

Nisa Meisa

Carpe Diem

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya