TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Christian Dior, Perancang Busana Legendaris dari Prancis

Memiliki jiwa seni yang tinggi sejak usia dini

Profil Christian Dior (vogue.co.uk)

Bagi para penggemar dunia fashion, mungkin sudah mengenal Christian Dior. Pasalnya, Dior merupakan salah satu perancang busana yang paling melegenda sepanjang sejarah. Karya-karya yang ia hasilnya selalu berhasil mencuri perhatian publik.

Ia juga terkenal karena brand fashion-nya yang sudah diketahui oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, yakni brand Dior. Perjalanan Dior untuk menjadi perancang busana ternyata gak semudah itu. Inilah profil dan kisah dari Christian Dior!

1. Biodata Christian Dior

Profil Christian Dior (britannica.com)
  • Nama lengkap: Christian Ernest Dior
  • Tempat lahir: Granville, Prancis
  • Tanggal lahir: 21 Januari 1905
  • Zodiak: Aquarius
  • Kebangsaan: Prancis
  • Pendidikan: Ecole des Sciences Politiques
  • Meninggal: 24 Oktober 1957

2. Keluarganya mengarahkan Dior agar menjadi seorang diplomat

Profil Christian Dior (britannica.com)

Christian Dior merupakan anak dari Alexandre Louis Maurice Dior dan Isabelle. Alexandre merupakan pemilik pabrik pupuk yang masyhur. Dapat disebutkan, Dior memang berasal dari keluarga yang kaya. Namun, hal tersebut gak lantas membuat Dior bisa dengan mudah menggapai mimpinya.

Dior memiliki jiwa seni sejak di usia dini, ia berkeinginan untuk mengembangkan jiwa seninya itu. Namun, sayangnya, sang ayah gak setuju. Orangtuanya mengarahkan Dior agar menjadi seorang diplomat yang dianggap sebagai profesi besar. Pada tahun 1925, Dior akhirnya menempuh pendidikan di Ecole des Sciences Politiques.

Baca Juga: Profil Louis Vuitton, Sang Desainer di Balik Jenama Berkelas

3. Dior tetap memperjuangkan mimpinya di dunia seni

Profil Christian Dior (daily.jstor.org)

Tekanan dari kedua orangtuanya gak membuat Dior menyerah. Dior masih terus memperjuangkan mimpinya di ranah kesenian. Ia juga sempat membuat sejumlah sketsa dan menjualnya di pinggir jalan dengan harga sekitar 10 sen. Ketika sudah lulus kuliah di tahun 1928, alih-alih menjadi diplomat, Dior memilih membuka sebuah galeri seni.

Beruntungnya, ayahnya mau meminjamkan sejumlah uang untuk pembangunan galeri seni milik Dior. Namun, ayahnya melarang Dior mencantumkan nama keluarga di bagian pintu galeri itu. Selama tiga tahun, galeri seni itu berjalan dengan cukup lancar. Dior dan kawannya menjual beberapa karya seni miliki seniman ternama, seperti Pablo Picasso, Max Jacobs, dan sebagainya.

Sayangnya, galeri seni itu hanya bertahan selama tiga tahun. Pada era Great Depression global, galeri seni itu ditutup. Di tahun yang sama, yakni pada 1931, Dior juga kehilangan ibunya dan kakak laki-lakinya. Selain itu, finansial ayahnya juga mulai jatuh.

4. Perjalanannya dalam dunia seni masih terus berlanjut

Profil Christian Dior (businessoffashion.com)

Meskipun mengalami berbagai macam musibah, namun itu gak membuat Dior berhenti untuk melanjutkan perjalanannya di bidang seni. Pada tahun 1937, Dior bekerja bersama fashion designer bernama Robert Piguet. Sejak saat itu, popularitas Dior dan karya-karyanya semakin melesat jauh. Banyak masyarakat yang antusias terhadap karya-karya Dior.

Perjalanannya itu sempat terputus, karena Dior harus bergabung dengan pasukan militer. Setelah selesai, Dior kembali ke dunia fashion dan bergabung di rumah mode Lucien Lelong. Di tempat itu, ia mulai mendesain busana untuk istri-istri dari anggota Nazi dan anggota militer Prancis. Hal itu ia lakukan untuk mempertahankan industri mode selama terjadinya konflik di negara tersebut.

Baca Juga: Profil Coco Chanel, Perancang Revolusioner di Balik Brand Chanel

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya