TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sikap Teladan yang Wajib Kamu Tiru dari Sosok Khalifah Abu Bakar

Dijuluki Ash-Shiddiq, yakni selalu berkata benar

unsplash.com/adli wahid

Bernama asli Abdullah bin Abu Quhafah, Abu Bakar Ash Shiddiq adalah sahabat Rasulullah SAW yang sangat setia. Dialah khulafaur rasyidin terpilih yang dijamin masuk surga. Tak hanya menjadi golongan orang pertama yang beriman pada Islam, Abu Bakar juga menjadi mertua bagi Nabi Muhammad SAW yang menikahi putrinya, Aisyah RA, dan menjabat khalifah pertama sepeninggal nabi.

Sebagai muslim, sudah sepatutnya kita menjadikan akhlak para sahabat Nabi sebagai panutan. Berikut beberapa sikap teladan dari khalifah Abu Bakar sepanjang perjalanan hidupnya.

1. Gak pernah berpikir dua kali untuk memberikan hartanya demi kepentingan Islam

unsplash.com/Rachid Oucharia

Abu Bakar sudah dikenal sebagai pedagang kaya yang sukses sejak usia muda. Sifatnya yang ramah dan jujur membawa perdagangannya sampai ke Yaman. Sosok Abu Bakar sangat dihormati warga Quraisy. Saat Nabi Muhammad SAW menerima kebenaran wahyu dari Allah SWT, Abu Bakar yang tak lain adalah sahabat setia, rela menghabiskan hampir seluruh hartanya untuk dakwah Islam.

Abu Bakar tak segan bersedekah untuk membantu penyebaran agama Islam dan membebaskan budak dengan bayaran yang tak sedikit. Pengorbanan harta, jiwa dan raga yang diberikan Abu Bakar berhasil membuat pengikut Islam terus bertambah.

Di zaman modern ini, kamu juga bisa membantu dakwah Islam dengan harta. Misalnya dengan memberi donasi untuk pengembangan situs Islam terpercaya, pembangunan masjid atau sedekah konsumsi untuk para jamaah yang mengikuti kajian agama.

Baca Juga: 5 Fakta Aisyah, Istri Rasulullah yang Patut Diteladani Perempuan

2. Mencintai Rasulullah SAW dengan segenap jiwa raganya

needpix.com

Bukti kecintaan Abu Bakar kepada Rasulullah SAW di antaranya adalah saat menemani hijrah Nabi dari Makkah menuju Madinah. Abu Bakar terus menjaga Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan yang cukup jauh. Kadang ia berjalan di depan Rasul, kadang berpindah ke belakang. Abu Bakar sangat khawatir musuh melukai Rasulullah yang amat dicintainya.

Keduanya bersembunyi di dalam gua Tsur demi menghindari kejaran pasukan musyrikin Quraisy. Abu Bakar segera menutupi lubang-lubang dalam gua dengan kain, supaya tidak keluar hewan yang membahayakan Rasul.

Namun, masih ada lubang yang luput ditutupi. Saat Rasulullah tertidur berbantalkan pangkuan Abu Bakar, seekor ular keluar dari lubang dan menggigit kaki Abu Bakar yang sengaja menutupinya. Pengorbanan sebesar ini hanya muncul dari iman dan rasa cinta sepenuh hati pada sosok baginda Nabi.

3. Selalu percaya pada ucapan Rasulullah SAW tanpa rasa ragu sedikitpun 

arabnews.com

Perjalanan Isra Mi’raj yang dialami Nabi Muhammad SAW hanya dalam satu malam, adalah kejadian di luar logika yang benar-benar menguji keimanan orang-orang yang mendengarnya. Banyak yang tak percaya kalau Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha dalam waktu singkat.

Bahkan, kaum musyrik Quraisy menggunakan kesempatan itu untuk mengajak umat muslim murtad. Abu Bakar yang mengenali karakter jujur Rasulullah, mengimani kejadian itu sepenuhnya. Kala itu, Abu Bakar langsung menemui Rasulullah dan memintanya menerangkan ciri-ciri Baitul Maqdis.

Setelah Rasulullah menjelaskan dengan runut, Abu Bakar berkata, “Engkau berkata benar. Aku bersaksi Engkau adalah utusan Allah.” Inilah kesempurnaan iman yang harus kita teladani sebagai muslim.

4. Bertanggung jawab dan jujur sebagai pemimpin, sesuai dengan julukannya Ash Shiddiq

wallpaperflare.com

Sepeninggal Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq diangkat sebagai khalifah yang memimpin rakyatnya. Sifat jujurnya yang menonjol, membuat keluarga Abu Bakar hidup dengan sederhana. Abu Bakar tak ingin menggunakan kepemimpinannya untuk menikmati fasilitas negara.

Dikisahkan, menjelang akhir hayatnya, Abu Bakar berwasiat pada putrinya Aisyah bahwa ia hanya memiliki sehelai permadani yang usang, seekor unta dan seorang pelayan yang mengurusi rumah tangga. Abu Bakar ingin agar setelah wafat, semua yang tersisa dari harta kaum muslimin itu diberikan kepada Umar bin Khattab. Abu Bakar tak ingin menghadap Allah SWT dengan harta umat walau sedikit.

Pemimpin dengan level amanah setinggi ini, pasti memiliki keimanan yang kuat. Saking jujur dan amanahnya, khalifah Abu Bakar masih memikirkan harta rakyat menjelang ajalnya. Pantaslah kalau Rasulullah SAW sampai menjuluki Abu Bakar sebagai Ash Shiddiq (orang yang jujur).

Baca Juga: 5 Buku tentang Rasulullah Ini Siap Temani Ramadanmu di Rumah! 

Verified Writer

Nita Nurfitria

Hai !

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya