TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sering Disalahartikan, 5 Perbedaan Introvert dan Depresi

Pahami perbedaannya, jangan asal judge, ya!

ilustrasi orang introvert dan depresi (pexels.com/Arina Krasnikova | pexels.com/Mateus Souza)

Introvert dan depresi memang seringkali tampak serupa, karena senang menyendiri menjadi karakteristik dari kedua istilah tersebut. Namun, hal tersebut tentu saja berbeda. Introvert adalah salah satu trait kepribadian yang normal, sedangkan depresi merupakan salah satu bentuk gangguan psikologis yang membutuhkan penanganan dari para profesional. 

Biar kamu gak salah mengartikan lagi, yuk baca artikel ini sampai habis!  

1. Definisi introvert dan depresi

ilustrasi orang introvert dan depresi (pexels.com/Vlada Karpovich | pexels.com/cottonbro studio)

Introvert merupakan salah satu bentuk kepribadian yang dicirikan dengan sifat suka memendam rasa dan pikiran sendiri dibanding mengutarakan hal tersebut kepada orang secara luas. Mereka dengan kepribadian ini menikmati waktunya seorang diri atau lebih dikenal dengan istilah me-time untuk mengisi kembali energi dalam diri setelah beraktivitas di lingkungan sosial. 

Sedangkan, depresi merupakan sebuah gangguan psikologis yang dicirikan dengan munculnya perasaan sedih, tidak berdaya, putus asa, hampa dan kosong dalam jangka waktu yang lama. Orang dengan gangguan depresi akan kehilangan minat dalam melakukan sesuatu dan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga cenderung mengisolasi diri sendiri di tempat yang sepi.

Mereka dengan kepribadian introvert tetap mampu berinteraksi dengan lingkungan sosial sebagaimana mestinya, sedangkan mereka dengan gangguan depresi cenderung mengisolasi diri sendiri. 

Baca Juga: 5 Jenis Depresi yang Sering Tidak Disadari, Menurunkan Kualitas Hidup

2. Motivasi senang menyendiri

ilustrasi wanita menyendiri (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bagi orang-orang dengan trait kepribadian introvert, kegiatan menyendiri atau menghabiskan waktu di dalam kamar didorong oleh keinginan untuk me-recharge energi yang telah habis setelah beraktivitas di luar rumah. Mereka mengisi kembali energi dengan menikmati waktunya seorang diri agar dapat kembali berfungsi secara optimal sebagai makhluk sosial. 

Sedangkan, kegiatan menyendiri bagi orang dengan kecenderungan depresi sejatinya didorong oleh berbagai pikiran dan perasaan negatif yang mendominasi diri. Mereka mengurung dan mengisolasi diri dari lingkungan luar karena merasa tidak berguna, tidak berdaya, tidak berharga, terbelakang atau bahkan tidak percaya diri. 

Bagi orang introvert, menyendiri dinilai sebagai kegiatan menyenangkan dan positif. Sedangkan bagi orang depresi kegiatan menyendiri adalah bentuk keterpurukan dan keputusasaan dalam hidup.

Sampai sini, semoga kamu sudah lebih paham bahwa orang-orang yang senang menyendiri tidak selalu berarti depresi, ya!

3. Kegiatan sosial

ilustrasi orang saling berinteraksi (pexels.com/Yan Krukau)

Meski terkesan senang menyendiri, mereka dengan trait kepribadian introvert sejatinya tetap mampu terhubung dengan lingkungan sosialnya. Mereka tidak menutup dan mengisolasi diri. Mereka tetap menjalin relasi dengan orang-orang sekitar, meskipun hal tersebut seringkali menghabiskan energi dengan cepat.

Di sisi lain, mereka dengan kecenderungan depresi adalah orang-orang yang terputus dari lingkungan sosial. Mereka mengisolasi diri sendiri, tidak ingin berinteraksi dengan orang lain bahkan kepada kerabat terdekat sekalipun. Mereka bahkan dapat mengurung diri di dalam kamar berhari-hari dan berdampak buruk pada kesehatan fisik diri sendiri. 

Meski keduanya tampaknya tidak menjadikan kegiatan sosial sebagai kegiatan yang amat disukai, namun orang-orang dengan kepribadian introvert tetap mampu menjalin relasi dengan orang sekitar sebagaimana mestinya. 

4. Energi dalam diri

ilustrasi orang produktif (pexels.com/cottonbro studio)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, trait kepribadian introvert sejatinya merupakan hal yang normal. Mereka dengan trait tersebut tetap berfungsi seperti orang-orang pada umumnya dan mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif. Meskipun membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi energi, mereka dengan trait ini memahami peran dan tanggungjawabnya di lingkungan sosial. 

Hal ini berbeda drastis dengan mereka yang mengalami gangguan depresi, sebab gangguan tersebut membuat para penderita merasa tidak termotivasi dan tidak berenergi untuk melakukan apapun. Akibatnya, mereka menjadi pribadi yang tidak produktif serta tidak mampu menyelesaikan tugasnya hingga akhir. 

Baca Juga: 7 Aktivitas untuk Menjaga Kesehatan Mental, Cegah Depresi dan Stres

Verified Writer

Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya