TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Memaksimalkan Otak dengan Keterampilan Menyelesaikan Tugas

Jangan sering mengeluhkan tugas ya!

Pixabay/StartupStockPhotos

Otak merupakan organ manusia paling vital yang berperan sebagai pusat keseimbangan tubuh. Menurut Supradewi dalam jurnalnya yang berjudul "Otak, Musik dan Proses Belajar" memaparkan beberapa aturan otak bahwa otak akan selalu berkembang dan berubah sepanjang waktu, otak akan senantiasa mengalami pertumbuhan apabila dipakai terus menerus dan sebaliknya, otak akan mengalami penyusutan jika jarang dipakai. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa otak merupakan satu kesatuan jaringan fungsional yang sangat dinamis.

Otak juga bisa berubah berdasarkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi misalnya komunikasi lingkungan, relasi, pengalaman dan terutama pembelajaran. Pembelajaran merupakan salah satu contoh tindakan yang dapat mengubah otak secara sengaja.

Menurut Jensen dalam bukunya yang berjudul "Memperkaya Otak: Cara Memaksimalkan Potensi Setiap Pembelajar" menyatakan bahwa Kemampuan memodifikasi otak dengan sengaja seperti bekerja sama dapat terjadi atas dasar teori kelenturan otak yang menitikberatkan pada keterampilan setiap pembelajar.

Nah, salah satu keterampilan yang dimaksud di sini adalah melalui penekanan dan kemauan kuat dari diri sendiri oleh setiap pembelajar serta latihan berkualitas yang dilakukan secara konsisten. Keterampilan ini bisa bermacam-macam sesuai tipe pembelajar. Salah satu ketrampilan yang sering diberikan oleh pendidik pada umumnya ialah melalui penugasan.

Tugas yang diterima biasanya mencakup komponen yang general dengan substansi materi yang spesifik pada bidang jurusan. Contohnya seperti membuat makalah, jurnal, paper, atau bahkan penelitian yang kemudian harus dipresentasikan. Tugas tersebut biasanya harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Berikut ini ada 7 cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan kinerja otak melalui penugasan.

1. Melakukan 'effort' terhadap tugas

Pixabay/Jan Vasek

Melakukan upaya dan memberi perhatian penuh terhadap tugas bukan berarti dengan memaksakan kinerja otak ya. Upaya penuh di sini dapat dilakukan apabila ada keseuaian bidang yang dikuasai pembelajar dengan tugas yang diberikan. Akan tetapi kesesuaian tidak selalu menjadi hal yang dijadikan prioritas di balik alasan menyelesaikan tugas.

Effort yang dilakukan disini dapat melatih otak untuk bekerja secara penuh melakukan analisa dan perubahan. Perhatian di sini merupakan hal yang penting karena semakin tinggi tingkat produksi dalam pikiran pembelajar akan semakin tinggi pula tingkat perubahan.

Sebaliknya, semakin banyak pembelajar yang berpikir (dalam angan-angan tak tentu dan tanpa tujuan yang jelas), akan semakin sedikit tingkat perubahan yang akan dialami. Perubahan yang dimaksud di sini ialah perubahan dalam hal menyikapi, menyelesaikan tugas dengan tepat dan mengembangkan pemikirannya supaya lebih maju dan kreatif.

2. Menerima tekanan dengan bijak

Pixabay/rawpixel

Berusaha menerima dan berlapang dada dalam memutuskan pilihan serta memegang kendali di lingkungan sekitar. Apa yang menjadi tekanan bagi individu, bisa saja tidak menjadi tekanan bagi orang lain. Sebaliknya, apa yang menurut individu tidak menjadi tekanan, bisa saja menjadi tekanan buat orang lain. Seorang pembelajar yang dapat mengatasi dan memegang kendali keadaan di sekitarnya akan mendapat pengaruh positif dari pembelajaran tersebut.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Ternyata Ampuh Tingkatkan Kemampuan Otak Anak Lho

3. Kerjakan tugas yang konsisten dan bermakna

Pixabay/StartupStockPhotos

Pekerjaan-pekerjaan rumah atau tugas yang tidak bermanfaat hanya akan menyebabkan individu bosan. Perubahan yang terjadi dan diciptakan dalam otak akan sangat minim jika individu terus menerus mendapatkan tugas yang secara acak tidak bertujuan dan sangat 'unfaedah'. Sebaliknya, para pendidik harus mampu memberikan suatu penugasan yang menantang dan memberi efek pengetahuan serta keterampilan dalam memori jangka panjang untuk bekal pembelajaran dan karier di masa depan.

4. Fokuskan diri pada latihan yang bermutu

Pixabay/Chuck underwood

Kuantitas dan kualitas latihan dalam pembelajaran akan sangat mempengaruhi. Seorang remaja dapat mendedikasikan waktunya selama sekitar 1 jam hingga 1,5 jam untuk memfokuskan diri terhadap pembelajaran yang berkualitas. Berlatih berpikir kritis dalam menyelesaikan tugas akan sangat berdampak pada perubahan otak untuk bisa berpikir lebih maju.

5. Menyesuaikan tipe tugas

Pixabay/

Pengklasifikasian dan penggolongan beberapa kelas akan mampu memberikan keberhasilan yang optimal. Seorang pembelajar ketika diberikan sebuah 'assignment' dari seorang pendidik tentunya akan beberapa kali menemukan kebingungan dan melakukan kesalahan. Apabila hasil yang didapat seorang pembelajar tumpang tindih atau dianggap tidak sesuai dengan 'effortsnya' maka individu tersebut akan cepat mengalami ketidakpercayaan diri, merasa tertekan, dan akan sangat dianggap menyebalkan.

6. Melakukan 'repetisi' dari sebuah tugas

Pixabay/Pexels

Hasil pemikiran-pemikiran baru yang didapatkan dari ke-lima cara di atas apabila berhasil dilakukan maka akan membentuk suatu pembelajaran baru sehingga bisa menciptakan ikatan atau koneksi baru dalam otak. Beberapa koneksi yang terbentuk tersebut tidak dapat bertahan lama apabila tidak dilakukan secara berkelanjutan.

Artinya bahwa sebuah prinsip baru tersebut harus dilestarikan dalam otak dengan cara melakukan pengulangan atau review kembali materi baru. Pengulangan yang optimal dapat dilakukan dengan tahapan waktu secara bertingkat, mulai dari 2 kali dalam seminggu kemudian beberapa kali dalam seminggu hingga mampu dilakukan setiap hari.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sepele Ini Terbukti Tingkatkan Kemampuan Otak, Berani Coba?

Writer

Nurul Fitri

INFJ person.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya