TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal yang Akan Terjadi jika Otak Dipaksa Melupakan Sesuatu

Melupakan memori buruk, misalnya…

Unsplash/Abbie Bernet

Manusia pada umumnya pasti pernah merasakan momen-momen indah, bahagia, senang, terharu, sedih, terluka hingga menyebabkan trauma mendalam. Jika mengalami pengalaman buruk, biasanya kita sebagai manusia ingin menghapus ingatan-ingatan tersebut yang kerap menghantui dan mengganggu kenyamanan hidup.

Namun, apakah kamu tahu bahwa memaksa otak melupakan ingatan buruk yang telah lama dalam pikiran kita merupakan hal yang sangat mungkin terjadi jika bersungguh-sungguh? Berikut lima hal yang akan terjadi jika otak dipaksa melupakan sesuatu. Tidak selamanya buruk, kok!

1. Lelah

Unsplash/Francisco Gonzalez

Ketika memaksa melupakan ingatan buruk, otak akan merasa lelah. Ibaratnya seperti memaksa menutup ritsleting tas yang hampir rusak. Namun, jika itu untuk kebaikan hidup di masa depan, apa salahnya jika kita mencoba dan terus memperbaiki respons kita terhadap ingatan tersebut.

Baca Juga: 6 Latihan Sederhana Untuk Menguatkan Memori Otak, Biar Gak Cepat Pikun

2. Resistansi ingatan

Unsplash/Radu Florin

Setelah melalui tahap lelah yang terjadi pada otak, kita akan resistan dengan ingatan itu sendiri. Ketika teringat pada hal yang buruk lagi, ingatan kita tidak sepenuhnya mengingat kembali.

Respons kita terhadap ingatan tersebut dapat dikatakan kebalKita dapat melupakannya secara perlahan seiring berjalannya waktu. Semakin lama, kita semakin sadar bahwa kita tidak perlu memanjakan emosi ketika kita mengingat hal buruk itu lagi.

3. Menurunkan level beban pada otak

Unsplash/Haley Phelps

Memaksa melupakan sesuatu dalam otak tentunya akan terasa lelah dan tertekan, namun tidak selamanya buruk. Melupakan sesuatu yang buruk dan kejadian yang tidak terlalu penting membuat otak kita terasa segar dan ringan beban.

Hal tersebut akan berdampak pada kesehatan otak; memengaruhi aktivitas sehari-hari; dan kesehatan batin atau mental.

4. Mencegah dan meringankan gejala depresi

Unsplash/Candice Picard

Menurut laman WHO (World Health Organization), diprediksi sekitar 350 juta orang menderita depresi. Depresi dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya yaitu faktor stressor psikososial.

Faktor tersebut mengantarkan pada kondisi yang menyebabkan perubahan signifikan dalam kehidupan seseorang akibat adanya peristiwa tertentu. Peristiwa dan perubahan kondisi tersebut besar pengaruhnya terhadap persentase penyimpanan memori jangka panjang pada otak manusia.

Dengan perlahan-lahan sejenak melupakan memori buruk tersebut, dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai hidup yang terkandung di dalamnya, dapat membantu kita untuk menemukan kehidupan yang lebih baik daripada sebelumnya.

Baca Juga: 6 Kebiasaan Sehari-hari yang Ternyata Berdampak Buruk bagi Otak

Writer

Nurul Fitri

INFJ person.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya