TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Ini Buktikan Kalau Bullying Itu Gak Keren Sama Sekali

Gak usah ikut-ikutan deh!

pixabay.com/Wokandapix

Maraknya pemberitaan yang berkaitan dengan bullying belakangan ini, tidak lantas membuat perilaku negatif itu berhenti total. Beberapa malah melakukan tindakan yang semakin sulit diterima nalar. Bagaimana mungkin mereka, yang notabene masih anak-anak, bisa melakukan bullying yang cenderung mengarah pada tindakan kekerasan.

Sebenarnya banyak faktor yang mampu melatarbelakangi tindakan bullying itu sendiri. Bisa saja perbuatan ini dilakukan sebagai wujud solidaraitas, konformitas, atau terpicu dari perbuatan yang sebelumnya pernah terjadi. Namun, kecenderungan pola asuh permisif pun boleh jadi memberi dampak pada ketidakmampuan anak membentengi diri dari perbuatan yang melanggar norma.

Berbagai usaha demi melawan tindakan bullying ini pun kini semakin gencar dilakukan. Jalur-jalur pencegahan melalui edukasi dan motivasi pada akhirnya dirasa lebih tepat sasaran dibanding melalui prosedur hukum di mana bullying sudah terjadi.

Hal inilah yang kemudian melahirkan banyaknya alasan untuk dipahami bahwa perbuatan perundungan tidaklah bermanfaat. Berikut beberapa alasan kenapa bullying itu gak keren sama sekali, terutama bagi millenials zaman now.

1. Dengan merendahkan orang lain tidak akan membuat kita lebih hebat

pexels.com/Jack Winbow

Beberapa kasus perundungan dilatarbelakangi oleh alasan untuk membuktikan bahwa pelaku ingin diakui kehebatannya. Mereka kemudian mencari pengikut demi sebuah kekuasaan yang sebenarnya belum dipahami.

Berbagai cara dilakukan, seperti pelecehan, penghinaan, dan ancaman-ancaman yang sifatnya menyerang dari sisi psikologisnya. Meski tidak selalu memakai kekerasan, pada akhirnya perbuatan semacam ini menuju pada sikap merendahkan orang lain.

Entah karena lupa atau memang belum paham, tidak ada satu manusia pun yang lebih rendah dibanding yang lain. Berbagai serangan yang mengarah pada perundungan justru tidak akan pernah menunjukkan kehebatan macam apa yang dimiliki.

Kehebatan hanya akan diakui melalui bukti bernama prestasi, yang tentu saja harus dibarengi dengan attitude yang baik pula.

Baca Juga: Jadi Manusia Berakhlak, 5 Cara Cegah Bullying Mulai dari Diri Sendiri

2. Menginjak harga diri orang justru menjatuhkan harga diri kita sendiri

unsplash.com/Hailey Kean

Dengan melakukan perundungan, sama saja kita telah menjatuhkan harga diri orang lain. Alih-alih ingin mendapat pengakuan lewat pengaruh kekuasaan, kita justru akan menjatuhkan martabat diri sekaligus mempertaruhkan nama baik. Merundung akan memperlihatkan bahwa kita memahami kekuasaan dari sisi luar saja yaitu melalui jalan menjatuhkan dan bukannya merangkul.

Pemahaman semacam ini hanya akan membuat kita tidak mendapat penghargaan dari orang lain pula. Cara-cara penjatuhan seperti sebuah pernyataan keras bahwa orang yang memilih cara ini tidak pernah akan lebih baik dari mereka yang sedang dijatuhkan. Pada akhirnya, tidak akan ada pula orang yang mau menghargai kita dengan pantas.

3. Ketidakmampuan menghargai perbedaan akan memperburuk citra diri

pixabay.com/geralt

Perbedaan yang seringkali dijadikan alat dalam merundung seseorang atau sekelompok orang adalah bukti ketidakmampuan menghargai orang lain. Entah itu perbedaan yang berkaitan dengan fisik atau status sosial, kini seolah memang sengaja dicari demi menjatuhkan orang lain.

Ketika sebuah perbedaan menjadi alasan mendiskreditkan orang, maka hanya masalah waktu kalau perbedaan dalam diri kita pun akan dicari-cari pihak lain demi menjatuhkan kita balik.
Matinya kesadaran untuk merefleksi diri, tak jarang akan berimbas pada citra diri. Semakin mengedepankan perbedaan dan tidak mampu menghargainya, maka kita pun akan dilihat dengan cara yang sama. Terlebih jika perundungan dijadikan cara untuk memroses daftar perbedaan dalam diri orang lain, kita pun tidak akan pernah dianggap layak bagi sebagian yang lain.

4. Diakui karena hasil intimidasi itu gak elegan

unsplash.com/Timothy Eberly

Sekalipun nantinya akan mendapat pengakuan, hasil dari perundungan hanya akan menciptakan rasa takut dan bukan tunduk karena segan. Kebanyakan korban perundungan biasanya memang tidak memiliki keinginan untuk melawan pelaku karena merasa terintimidasi. Sebagian besar karena takut, dan sebagian yang lain hanya berharap perundungan akan berhenti dengan tidak melakukan perlawanan.

Namun, pengakuan yang dicari lewat jalan perundungan bukanlah sikap yang elegan. Semua itu sifatnya hanya sementara dan bahkan sebenarnya tidak ada pengakuan tentang kemampuanmu sama sekali. Terutama bagi anak muda yang memiliki kebanggaan disebut sebagai millenials zaman now, sudah sepantasnya menempuh jalan pengakuan diri yang lebih terhormat.

Baca Juga: Bersinar, 5 Artis Korea Ini Ternyata Pernah Jadi Korban Bullying

Verified Writer

T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya