TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Kamu Terlalu Keras pada Diri Sendiri, Mental Jadi Taruhan!

Sesekali melunak gak masalah, kok

ilustrasi bekerja (unsplash.com/Brooke Cagle)

Memiliki impian yang besar lengkap dengan keinginan kuat untuk mewujudkannya tentu bisa jadi motivasi yang positif dalam hidup. Biasanya, kondisi ini akan semakin meningkatkan usaha menuju sukses lewat berbagai perencanaan.

Namun, tanpa sadar orang jadi terobsesi meraih sukses dan berusaha terlalu keras hingga mengabaikan diri sendiri. Ketenangan mental dipertaruhkan, kamu sudah jadi terlalu keras pada diri sendiri kalau beberapa tanda berikut ini mulai muncul. Seperti apa?

1. Kelewat sering mengkritik diri sendiri

ilustrasi menyendiri (Unsplash.com/Anthony Tran)

Kritik memang bisa cukup berguna demi pengembangan kualitas diri, termasuk kritik dari diri sendiri. Terkadang mengkritisi diri sendiri terbilang ampuh untuk membangun motivasi dari dalam diri. Namun, kalau jadi 'kecanduan' mengkritik diri sendiri yang ada malah rasa percaya diri yang jadi taruhannya.

Pasalnya, mental kita gak cuma butuh dikritik, tapi juga butuh dipuji saat sadar sudah berusaha melakukan yang terbaik. Sampaikan juga kalimat penyemangat untuk diri sendiri agar rasa percaya dirimu tetap terjaga meski kritikan datang dari luar dan dalam.

Baca Juga: 5 Hal yang Hanya Dirasakan Pekerja Keras, Tak Pernah Pikirkan Gengsi

2. Gak bisa lupa dengan kesalahan di masa lalu

ilustrasi merasa cemas (Unsplash.com/Nik Shuliahin)

Sebenarnya, wajar saja kalau orang melakukan kesalahan saat bertindak atau mengerjakan sesuatu hingga muncul penyesalan. Sayangnya, orang yang terlalu keras pada dirinya sendiri cenderung gak bisa move on dari kesalahan di masa lalu.

Mereka akan terus menyalahkan diri sendiri meski semua yang terjadi di luar kendalinya. Bisa jadi karena harapan yang terlalu tinggi hingga berimbas pada ketidakmampuan menolerir kesalahan.

Maafkanlah dirimu atas kesalahan yang pernah dilakukan, lalu mulailah fokus pada perbaikan diri agar di masa depan dapat meminimalisir kesalahan serupa.

3. Hanya fokus pada hal-hal yang belum dicapai

ilustrasi bekerja (Unsplash.com/Microsoft 365)

Memiliki ambisi untuk mendorong diri mencapai target yang direncanakan demi meraih sukses memang lumrah terjadi. Tapi, jangan sampai kamu hanya mengejar dan memaksa diri untuk terus bekerja, ya.

Ada kalanya memberi apresiasi saat berhasil mencapai satu target juga diperlukan. Pasalnya, kalau kita hanya fokus pada hal-hal yang belum dicapai, lama kelamaan fisik dan mental bisa down.

Tubuh dan pikiran yang seolah dipaksa bekerja bagai kuda tanpa jeda bisa merasa lelah, lho. Berilah waktu pada dirimu sendiri untuk merayakan sebuah pencapaian dan menikmati hasil jerih payah selama ini.

4. Merasa harus mengerjakan semuanya sendiri dan tanpa jeda

ilustrasi bekerja (Unsplash.com/Brooke Cagle)

Orang yang cenderung keras pada dirinya sendiri biasanya kurang bisa memahami batas kemampuan yang dimilikinya. Mereka hanya tahu mendorong diri melakukan banyak hal tanpa ingat kalau ada yang namanya kapasitas.

Mereka juga lupa kalau tubuh dan pikirannya butuh rehat sejenak dari dunia yagg terlalu kompetitif. Bukan hanya itu, sering kali muncul juga tekanan kalau semua harus dikerjakan seorang diri.

Padahal sesekali meminta bantuan pun gak akan mengurangi nilai pencapaian diri, kok. Meminta bantuan juga bukan tanda kelemahan, tapi bentuk kesadaran akan kapasitas diri.

Baca Juga: 5 Perspektif tentang Hidup saat Kamu Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Verified Writer

T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya