TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tanda Kamu Kena Sindrom Mythomania, Bikin Ketagihan Berbohong 

Termasuk gangguan mental yang sifatnya patologis 

ilustrasi berbohong (Unsplash.com/christian ferrer)

Hampir semua orang pernah berbohong dengan tujuan yang bisa berbeda-beda, mulai dari untuk melindungi diri, mendapat perhatian, atau malah menghindari hukuman. Sayangnya, ada juga orang yang malah terbiasa melakukan kebohongan secara berulang hingga mulai mengarah pada kecenderungan gangguan patologis, seperti sindrom mythomania.

Secara lebih spesifik, sindrom mythomania adalah kondisi di mana seseorang ketagihan berbohong dalam jangka waktu yang lama. Kalau tanda-tanda ini mulai terlihat, artinya kamu sudah terkena sindrom mythomania. Harus segera ditangani, nih.

1. Cenderung berbohong dalam berbagai situasi 

ilustrasi orang yang berbohong (pexels.com/Sound On)

Saat memiliki tanda mythomania biasanya kamu akan cenderung berbohong dalam berbagai situasi. Kamu pun jadi terus berbohong meski tidak dalam kondisi terdesak atau terancam. Hal ini terjadi karena berbohong sudah seperti perilaku yang otomatis muncul.

Tanpa disadari, kamu tetap akan berbohong di setiap situasi meski sebenarnya perilaku ini tidak dibutuhkan. Ibarat mesin yang sudah disetel, berbohong merupakan pengaturan awal sistem berpikirmu di alam bawah sadar hingga terasa sulit diubah, dikendalikan, apalagi dicegah.

Baca Juga: 5 Alasan Orang dengan Kebiasaan Berbohong Sulit Berhenti, Waspada!

2. Gak punya motif yang jelas untuk berbohong

ilustrasi berbohong (Unsplash.com/christian ferrer)

Parahnya lagi, kebohongan yang kamu lakukan tidak memiliki motif khusus yang jelas. Kamu hanya merasa butuh dan ingin berbohong tanpa perlu ada alasan logis yang melatarbelakanginya. Ibarat sudah terlanjur jadi kebiasaan, ada perasaan mengganjal saat tidak berbohong.

Kondisi ini juga yang jadi pembeda yang cukup jelas antara seorang pembohong situasional dengan penderita sindrom mythomania. Berbohong adalah kebutuhan yang ingin dipenuhi setiap saat dan gak harus ada tujuan khusus di balik perilaku tersebut.

3. Menggabungkan fakta dan khayalan dalam cerita yang disampiakan

ilustrasi menikmati kebohongan (Unsplash.com/Dayne Topkin)

Tanda khas kalau kamu menderita sindrom mythomania terdeteksi dari konteks cerita yang disampaikan. Ada kecenderungan menggabungkan fakta dan khayalan dalam cerita bohongmu tadi. Meski ada unsur fakta, tapi keseluruhan isi cerita tetap berujung pada kebohongan.

Kamu juga gak segan untuk menambahkan drama di dalamnya. Bahkan bisa dibilang keseluruhan cerita bohong tersebut sukses kamu kemas dengan dramatis, pelik, dan sangat detail. Dari sisi penyampaian pun kamu terlihat sangat meyakinkan hingga orang jadi mudah terhasut untuk percaya.

4. Ada kecenderungan menikmati perilaku berbohong

ilustrasi menikmati kebohongan (Unsplash.com/Dayne Topkin)

Sayangnya, kamu pun mulai menikmati perilaku berbohong yang sudah jadi kebiasaan dan kebutuhanmu tersebut. Hal ini dikarenakan respons positif yang kamu dapat dari orang lain saat mendengar cerita bohongmu, seperti bentuk perhatian, antusiasme, dan bahkan pujian.

Respons inilah yang terkadang ikut memberi dampak pada rasa enggan untuk berubah dan meninggalkan semua kebiasaan berbohongmu. Kamu seolah terjebak dalam kesenangan semu dari atensi orang. Bahkan saat ketahuan sekalipun, kamu bisa merebut simpati mereka dengan drama “sakit” karena kesulitan berhenti berbohong.

Baca Juga: Mengenal Mythomania: Penyakit Psikologis Suka Berbohong 

Verified Writer

T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya