ilustrasi jalan kebahagiaan (pexels.com/Lina Kivaka)
Ini adalah filsuf atau pemikir yang mewakili zaman modern. Menurut Abraham Maslow (1908–1970), kebahagiaan dapat diperoleh setelah manusia memenuhi kebutuhan terdalamnya, yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri (self actualization).
Abraham Maslow menyusun tingkatan kebutuhan manusia lewat sebuah piramida kebutuhan. Tingkat yang paling bawah adalah kebutuhan yang bersifat jasmani seperti kebutuhan akan makan dan minum. Di tingkat menengah kebutuhan yang bersifat psikis seperti kebutuhan untuk diterima dan dihargai. Di tingkat yang tertinggi, ada kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri atau pemenuhan diri.
Menurut Maslow, manusia tidak akan bahagia sebelum kebutuhan aktualisasi diri ini tercapai. Manusia yang sudah memenuhi keinginan jasmani dan psikisnya memang akan merasakan kesenangan sesaat namun tidak dengan kebahagiaan. Hanya ketika dia mengaktualiassikan dirinya barulah ia mengalami kebahagiaan.
Aktualisasi diri ini tercapai ketika seseorang memenuhi tujuan hidup yang sesuai dengan potensi, bakat, dan talentanya. Ketika seseorang yang memiliki bakat menulis mampu menuangkan idenya secara gemilang dan menjadi penulis ternama yang menginspirasi, ia telah mengaktualisasikan dirinya.
Ciri seorang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya menurut Maslow adalah: mampu mengenal dan menerima diri sendiri, memiliki tujuan hidup yang jelas, bersikap bijak dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, serta tidak malu tampil menjadi diri sendiri.