8 Cara Menerapkan Stoikisme Supaya Hidup Kamu Lebih Bahagia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stoikisme yaitu pola pikir yang dikenal selama ratusan tahun dan merupakan aliran filsafat yang paling banyak diterima. Stoikisme mengajarkan diri kamu untuk tetap tenang saat menghadapi situasi sulit yang tiba-tiba datang. Membantu kamu untuk bisa berpikir secara logis dan mengambil keputusan yang tepat. Kita pahami cara menerapkan stoikisme dalam uraian berikut, disimak, ya!
1. Menyadari kalau banyak hal yang terjadi di luar kendali kita
Kamu hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam kendali kamu yaitu pikiran dan tindakan kamu sendiri. Selain itu merupakan hal eksternal di luar kendali kamu. Oleh karena itu, yang dapat kamu kendalikan adalah penilaian kamu terhadap hal eksternal ini berupa peristiwa, situasi, pikiran, pendapat orang lain terhadap diri kamu.
Semakin kamu berusaha mengendalikan apa yang ada di luar kendali diri kamu, maka kamu akan semakin merasa frustrasi, kecewa, atau bahkan patah hati. Jadi, fokuslah pada apa yang bisa kamu kontrol yaitu diri sendiri. Kita tidak bisa memaksakan suatu hal yang terjadi di luar kehidupan kita harus sesuai dengan apa yang kita mau.
Sebagai contoh, dua tahun ke belakang kita mengalami peristiwa pandemi yang mengakibatkan semua aktivitas kita terbatasi. Sehingga kita harus menjalankan beberapa protokol kesehatan untuk mengiringi aktivitas sehari-hari, serta menjalankan kegiatan online untuk sebagian pekerjaan dan tugas kita. Maka dari peristiwa pandemi yang merupakan di luar kendali kita itu, kamu harus menyadari dan menerimanya dengan hati dan pikiran yang lapang.
2. Ingatlah bahwa gak ada sesuatu yang bertahan selamanya
Di dunia ini tidak ada sesuatu yang abadi. Harta, jabatan, barang, reputasi, bahkan orang yang kita sayangi, semua itu bisa pergi dan hilang kapan saja. Kamu harus memahami ini dengan penuh kesadaran, jika hal ini menimpamu maka kamu bisa menerima dengan ikhlas. Dan selanjutnya kamu bisa terus hidup dengan apa yang kamu miliki sekarang.
Menjadi orang baik dan menghargai apa yang kamu miliki saat ini selagi masih hidup. Mensyukuri apa yang ada merupakan hal penting dalam menjalani sisa hidup kita. Karena sejatinya hidup adalah menempatkan diri kamu supaya bisa bermanfaat dan membawa kebaikan bagi diri dan orang lain.
3. Tenangkan fikiran dalam mengadapi segala hal
Pada saat menghadapi sesuatu, cobalah untuk mundur selangkah, beri jarak agar bisa melihat segala sesuatunya lebih luas. Memandang dari atas akan mengubah penilaian kita terhadap sejumlah hal. Misalnya cara pandang kita akan kemewahan, kekuasaan, dan sejumlah kekhawatiran dalam hidup. Karena pada kenyataannya, masih banyak kehidupan orang lain yang lebih memprihatinkan daripada diri kamu.
Stoikisme mengajarkan kita untuk menerima apa yang kita miliki termasuk keadaan yang sedang menimpa kita. Jadi tancapkan dalam pikiranmu mulai sekarang bahwa jangan berharap segala sesuatunya terjadi seperti yang kamu inginkan. Berharaplah apa yang terjadi sebagaimana mestinya.
4. Tuangkan pikiran dalam tulisan
Ketika pikiranmu mulai penuh dengan kekalutan dan kegalauan, cara ini sangat efektif supaya hati dan pikiran menjadi lebih tenang. Makanya sebagian orang merasa tenang kala dia menumpahkan segala permasalahannya ke dalam sebuah tulisan. Memiliki buku diary adalah hal tepat untuk mencurahkan segala isi hati kamu.
Bahkan jika kamu mempunyai daya imajinasi yang kuat, setiap permasalahan yang ada dalam hidupmu, kamu tumpahkan dalam sebuah karya tulisan. Justru hal ini akan membawa nilai positif untuk menjadikan kamu lebih produktif lagi. Misalnya membuat coretan sebuah bait puisi yang menggambarkan kekhawatiran kamu, sehingga akan menginspirasi orang lain yang membaca karya tulisan kamu.
Baca Juga: 5 Keuntungan Menerapkan Prinsip Stoikisme, Hidup Lebih Bermakna!
Editor’s picks
5. Mengutamakan prinsip moral di atas keinginan
Prinsip moral biasanya kita lebih mengedepankan etika gaya hidup yang baik yang mencerminkan perilaku sederhana. Keinginan dan ego akan sejalan dengan apa yang kamu pikiran sebelumnya. Bukan berarti tiap keinginan tidak membela kepentingan sendiri maupun orang lain.
Melainkan prinsip moral ini akan mengarahkan keyakinan pada diri untuk melaksanakan tugas demi kepentingan diri dan orang lain. Artinya kamu harus lebih mengutamakan kepentingan yang akan membawa manfaat bagi semua orang, ketimbang menuruti keinginan yang berlandaskan nafsu belaka.
Paham prinsip moral ini adalah tindakan dalam menolong orang lain yang nantinya dari tindakan tersebut akan membawa kebaikan untuk diri sendiri. Memiliki rasa peduli dan selalu ingin menolong orang lain akan membawa dampak positif kepada jiwa kita. Karena setiap satu kebaikan yang kamu lakukan akan membuahkan kebaikan yang berlipat di hari mendatang.
6. Lebih banyak mendengarkan
Coba kita renungkan, kenapa Tuhan menciptakan kita dua telinga dan hanya satu mulut? Hal ini bisa kamu pahami bahwa mendengarkan lebih baik daripada kamu banyak berbicara. Karena manusia tempatnya salah dan khilaf, bisa saja setiap kata yang terucap akan membawakan malapetaka bagi diri kita maupun orang lain. Mendengarkan adalah solusi terbaik ketika diri kamu sedang kalut, sebab kamu perlu pencerahan agar kamu bangkit dari keterpurukan.
Jika kamu sudah tak mampu lagi menahan segala kegalauan hati, maka tak ada salahnya kamu mendengarkan nasehat dan saran positif dari orang-orang sekitarmu. Cerna dan lakukan saran positif tersebut agar kamu bisa menata kehidupanmu yang sebelumnya kacau menjadi lebih tenang. Menjadi pendengar yang baik juga akan membuat kamu bisa berbagi pengalaman ilmu dan wawasan baru.
7. Terimalah apa yang gak bisa diubah
Saat kamu berada dalam situasi yang tidak nyaman, bedakan apa yang bisa kita ubah dan yang tidak, apa yang dapat kita pengaruhi dan yang tidak. Gunakan waktu sebijak mungkin untuk mengubah dan mengendalikan apa yang dapat kamu ubah. Semakin kamu berusaha mengubah segala sesuatu di luar kuasamu, maka akan semakin mudah diri kamu merasa tertekan.
Memikirkan dan menerima hal yang tidak bisa diubah seperti kematian dapat melahirkan kerendahan hati, membangunkan semangat untuk hidup. Kita bisa meninggalkan hidup ini kapan saja, maka jadikanlah hal ini sebagai penentu apa yang bisa kita lakukan, katakan, dan pikirkan.
Menerima kekalahan dalam hidup juga merupakan perilaku baik, karena kamu mampu mengakui kelebihan orang lain yang patut dibanggakan. Contohnya ketika kamu sedang melakukan kompetisi, pasti hasil akhir ada yang menang dan ada yang kalah. Jika kamu dalam posisi yang kalah, maka inilah saatnya kamu harus sportif menerima kekalahan tersebut, dan jadikan cambuk untuk terus melatih diri supaya ke depannya kamu bisa lebih baik lagi.
8. Jangan mencemaskan orang lain
Kamu boleh merasa iba dan prihatin terhadap sesuatu yang menimpa keluarga, sahabat, maupun orang lain di sekitar kamu. Tapi dalam hal kemanusiaan ini, tentu ada porsi yang tepat dalam mencurahkan kepedulian kamu. Jangan terlalu khawatir dan gelisah dengan kehidupan orang lain.
Karena pada dasarnya hidup bersosial adalah bagaimana kita bisa saling mendukung dan memberikan semangat di kala orang terdekat kita mengalami musibah atau kejadian yang buruk. Jadikan rasa cemas terhadap diri dan orang lain itu sebagai motivasi dan hikmah yang akan memberikan hal positif di masa mendatang.
Memang tak mudah menjalankan prinsip stoikisme ini secara langsung dalam kehidupan kita, apalagi terlalu amat susah dan perih segala ujian yang menerpa secara bergantian. Tetapi kamu harus mencoba memahaminya seiring dengan pikiran dewasa kamu yang semakin mantap. Coba terapkan cara ini satu persatu sesuai dengan bagaimana kondisimu saat ini! Jangan mudah patah semangat dan frustrasi! Sebab kehidupan di masa mendatang akan lebih indah dan bahagia, jika kamu mampu menyikapi kondisimu sekarang dengan baik dan benar.
Baca Juga: 5 Prinsip Stoikisme untuk Tingkatkan Produktivitas, Patut Dicoba
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.