TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Problem yang Akan Kamu Hadapi Jika Menjadi Orang yang Terlalu Baik

Baik boleh, tapi tidak boleh berlebihan

pixabay/danatentis

Semua orang berlomba untuk menjadi orang yang baik. Pasalnya ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan ketika menjadi orang yang baik. Contohnya seperti memiliki image yang bagus, meningkatkan rasa percaya diri dan membuatmu memiliki banyak teman.

Kamu boleh menjadi orang baik, namun kamu tidak boleh menjadi orang yang terlalu baik. Menjadi orang yang terlalu baik, justru akan merugikan diri sendiri. Dilansir website Marciasirotamd.com dan Theodysseyonline.com, inilah 7 problem yang akan kamu hadapi!

1. Butuh pengakuan atau validasi dari orang lain, mengenai perbuatan baik yang telah kamu lakukan

Pexels/the baljinder

Kelemahan orang yang terlalu baik adalah mereka membutuhkan validasi dari orang lain, bahwa dia telah melakukan tindakan yang 'baik' bagi orang lain. Pendapat dari merekalah yang diincar oleh orang yang terlalu baik. Jika menurut mereka sikapmu kurang membantu atau memberikan kenyamanan, maka kamu akan terus berusaha berbuat sesuatu untuk mengubah pendapat mereka.

Ketika kamu berhasil menyenangkan seseorang, maka barulah kamu merasakan kenyamanan pada diri sendiri. Padahal untuk membuat dirimu merasa nyaman, kamu tidak perlu harus bergantung pada pendapat orang lain. Kamu bisa belajar untuk memvalidasi dirimu sendiri, mencoba berpikir bahwa bantuan apa pun yang kamu berikan telah memberikan sebuah manfaat bagi orang lain. 

2. Sering dimanfaatkan sesuka hati oleh orang lain

pexels/andrea piacquadio

Kamu yang terlalu baik selalu berusaha menyenangkan orang lain entah bagaimanapun caranya. Hal ini membuatmu kerap dimanfaatkan oleh orang-orang sesuka hatinya. Mereka memintamu membantu mereka, tanpa memikirkan dirimu. Beberapa orang mungkin merasa sungkan untuk meminta bantuanmu, sedangkan sebagiannya lagi memanfaatkanmu semaksimal mungkin untuk keuntungannya. 

Padahal kamu tidak harus begitu, lho. Kamu tetap bisa membantu orang lain semampumu, dan tanpa mengharapkan persetujuan atau pendapat mereka terhadapmu. Kamu juga berhak untuk menolak atau berkata tidak, pada bantuan yang sebenarnya bisa mereka lakukan sendiri. Contohnya seperti menolak permintaan teman untuk mengerjakan tugas sekolahnya.

Baca Juga: 5 Tanda Hubunganmu Baik-baik Saja Walau Jarang Bertemu, Dewasa Banget!

3. Selalu berusaha bersikap baik supaya orang lain tidak marah padanya

IDN Times/Rizka Yulita & Anjani Eka Lestari

Kenyamanan yang dirasakan oleh orang yang terlalu baik, salah satunya adalah dengan merasa tidak memiliki musuh. Maka dari itu, kamu sebisa mungkin akan menghindari konflik dan mengecilkan celah itu. Sebenarnya tidak apa jika kamu memiliki keinginan untuk tidak berkonflik dengan siapa pun, namun tidak dengan cara menuruti semua keinginan mereka.

Jika ada seseorang yang tidak suka atau marah kepadanya, orang yang terlalu baik akan selalu berusaha keras menyenangkannya karena tidak tahan dengan kondisi ini. Padahal kamu tidak perlu berlebihan mengkhawatirkan hal ini. Lagipula belum tentu mereka menyukaimu, meskipun kamu telah sangat terlalu baik pada mereka. 

4. Terciptanya hubungan pertemanan yang saling bergantung dan memanfaatkan, ini adalah hubungan yang tidak sehat

dailyadvent

Tanpa disadari, kamu telah menciptakan interaksi dalam pertemanan yang tidak sehat. Hubungan di antara kalian akan saling bergantung dan saling memanfaatkan. Orang yang kamu bantu, akan terus merasa jika bantuanmu masih kurang memuaskan hingga akhirnya justru marah padamu. Sedangkan permasalahan yang kamu hadapi adalah kamu merasa stres, karena terus mencari cara untuk mendapatkan validasi dari orang lain. 

Padahal interaksi yang sehat adalah dimana orang yang terlibat di dalamnya mampu membatasi dirinya. Maksudnya adalah kamu tahu kapan dan seberapa jauh untuk membantu orang lain, juga tahu kapan kamu harus mementingkan urusanmu terlebih dahulu. Tidak ada yang saling bergantung, namun juga tidak ada yang cuek pada orang lain.

5. Merasa sungkan atau takut untuk bersuara

Pexels/Ariel Paredes

Validasi dari orang lain adalah hal terpenting yang harus kamu capai. Dampaknya mereka menjadi lebih berhati-hati dalam berucap dan bersikap. Bahkan mereka sangat takut untuk mengutarakan pendapatnya atau sekaedar mengeluarkan ekspresi emosi yang 'negatif'. kamu akan terus membantu orang lain, meski telah merasakan kelelahan.

Kamu juga akan selalu mengusahakan supaya hal yang diminta oleh orang lain bisa dilakukan, meski harus mengorbankan diri sendiri. Intinya kamu tidak mau menolak permintaan karena akan memicu sebuah konflik, dimana kondisi ini sangat tidak menyenangkan bagimu. Hal ini tentu merugikan diri sendiri, karena terasa seperti ditindas oleh orang lain tanpa kamu sadari.

6. Hanya bisa memendam keinginan, dan melampiaskannya

IDN Times/Rizka Yulita & Anjani Eka Lestari

Sebagai orang yang terlalu baik, kamu akan mengedepankan kenyamanan orang lain. Kamu mungkin lupa untuk memprioritaskan dirimu sendiri, dan takut untuk berpendapat. Alhasil semua keinginan dan apa yang kamu rasakan, hanya bisa dipendam. Jika sudah tidak mampu untuk dipendam dan merasa tertekan, kamu hanya bisa melampiaskannya.

Tidak heran, orang yang terlalu baik kerap mengalami permasalahan dalam mengatasi emosinya. Hal ini dikarenakan kamu tidak pernah membiarkannya keluar atau menuruti permintaan emosi tersebut. Jika kamu merasa ingin marah, tidak seharusnya kamu pendam hanya supaya tidak membuat orang lain ilfeel denganmu. Pelarian emosi ini mampu membawamu pada hal yang tidak baik, lho.

Baca Juga: 5 Bukti Kamu Sudah Menemukan Teman Sejati, Dijaga Baik-Baik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya