TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Sisi Negatif Menjadi Pribadi yang Punya Kepekaan Tinggi, Gak Tenang 

Berbuat baik tentu dianjurkan, tetapi sadari batasnya, ya!

ilustrasi seorang pria yang merasa stres (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak dapat dimungkiri bahwa kehidupan akan berjalan lebih mudah apabila setiap orang memiliki peka terhadap keadaan di sekitarnya. Perasaan ini menjadikan seseorang mampu membaca beragam tanda yang ditunjukkan orang lain, sehingga dapat memberikan apa yang diinginkan, bahkan tanpa diminta. Hal ini dapat membuat hubungan antar manusia penuh dengan kedamaian.

Namun demikian, rasa peka yang terlalu berlebihan bukan berarti semakin baik. Sebaliknya, hal ini justru dapat menimbulkan banyak masalah, terutama bagi pribadi yang bersangkutan. Supaya lebih paham, ketahui beberapa sisi negatif menjadi pribadi dengan kepekaan yang tinggi berikut ini.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Memiliki Kepekaan yang Tinggi pada Diri Sendiri

1. Merasa bahwa dirinya punya tanggung jawab atas segala sesuatu

ilustrasi seorang perempuan yang sedang bingung (pexels.com/Liza Summer)

Tidak dapat dimungkiri bahwa kepekaan seseorang dapat menjadikannya sebagai sosok yang dermawan. Dia dapat menangkap sinyal-sinyal permohonan bantuan dari mereka yang sedang kesusahan. Selagi bisa, maka pertolongan itu akan diberikan demi kebaikan.

Namun demikian, apabila kepekaan tersebut malah berlebihan, maka sudah pasti dapat merepotkan diri sendiri. Orang seperti ini akan merasa bahwa dirinya punya tanggung jawab atas segala sesuatu. Akibatnya, muncul tindakan untuk berusaha menyenangkan semua orang yang dianggap membutuhkan. Kalau sudah begini, jelas harus mulai introspeksi diri agar tidak semakin parah.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Termasuk Tone Deaf, Sering Menyinggung dan Kurang Peka

2. Sering overthinking

ilustrasi seseorang yang sedang berpikir (pexels.com/Ekaterina Bolovtsova)

Pribadi yang punya rasa peka tinggi biasanya bisa mengerjakan banyak hal dengan baik. Pasalnya, orang-orang seperti ini paham betul akan tanggung jawab yang dimilikinya. Jika sampai tugasnya tidak selesai secara tuntas, dia begitu memikirkan perasaan orang lain yang bisa terkena imbasnya.

Sayangnya, kepekaan semacam ini juga menyebabkan pikiran jadi kacau. Sebagai contoh, saat ada orang lain yang menyampaikan sindiran atau penilaian buruk, maka sosok yang peka bisa merasa bahwa hal itu ditujukan pada dirinya. Akibatnya, dia terus memikirkan perkataan yang belum tentu dimaksudkan untuknya tersebut. Jika kebiasaan overthinking seperti ini dibiarkan berkembang, siapa lagi yang akan rugi kalau bukan diri sendiri?

Verified Writer

Ratna Kurnia Ramadhani

Sometimes a Vet, sometimes a writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya