Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Menjadi seorang penulis adalah sebuah proses, begitu lah yang dikatakan Nadhifa Allya Tsana atau yang dikenal dengan nama pena Rintik Sedu. Sepanjang kariernya sebagai seorang penulis, ia telah menelurkan beberapa buku seperti Kata dan Geez & Ann.
Di sesi “Aksara, Sketsa, Suara” yang termasuk dalam rangkaian acara Indonesia Writers Festival 2020, Tsana membagikan tips yang membantu penulis pemula agar dapat menelurkan karya-karya hits. Mau tahu apa saja delapan tips yang ia bagikan berdasarkan pengalamannya jatuh bangun meraih mimpinya tersebut? Berikut ini kami rangkum khusus untuk kamu.
1. Tulisan tidak akan jauh dari bacaan
unsplash.com/@eliottreyna Aturan mutlak untuk menjadi seorang penulis sebenarnya hanya dua hal, yaitu rajin membaca dan menulis. Menurut Tsana, karya seorang penulis tidak akan jauh dari bacaan-bacaan yang digemarinya. Maka dari itu, kalau kamu bertekad menekuni dunia penulisan, perbanyak membaca, guys.
Tidak harus buku dengan bahasa yang berat, lho. Kamu bebas memilih bahan bacaan yang ringan seperti novel Dilan karya Pidi Baiq, novel Hujan karya Tere Liye, dan lain-lain. Atau, kamu juga bisa memperkaya khazanah bacaanmu lewat artikel media online, blog, cerpen, dan sebagainya.
Baca Juga: IWF 2020: 5 Pesona KDrama Bisa Mendunia bagi Rasyid 'Cine Crib'
2. Esensi menulis adalah menyelesaikan
unsplash.com/@aaronburden Menurut Tsana, tanggung jawab seorang penulis adalah menyelesaikan tulisannya. Di tahap awal menulis, kamu tidak perlu repot memikirkan berapa banyak orang yang akan membaca karyamu, apakah mereka akan menerima tulisanmu atau tidak, dan bagaimana mereka menilai tulisanmu. Tugas pertamamu hanya satu yaitu, meyelesaikan apa yang telah kamu mulai.
3. Jangan memaksa menulis saat terjebak writer’s block
unsplash.com/ Steve Johnson Write’s block adalah keadaan di mana penulis tidak mampu menuangkan ide-ide di kepalanya menjadi sebuah tulisan. Meskipun writer’s block adalah mimpi buruk, namun bisa dipastikan penulis-penulis terkenal pun pernah mengalami hal ini. Lalu apa yang harus dilakukan kala mengalami writer’s block?
Jangan memaksa dirimu untuk menulis. Kamu bisa memilih melakukan hal lain seperti jalan-jalan, menonton film, mendengarkan musik dan sebagainya. Luangkan waktu untuk melakukan hal lain di luar menulis hingga mood-mu kembali. Seorang penulis tidak dituntut untuk menulis setiap hari, sebab setipe cerita mempunyai waktunya sendiri.
4. Percaya diri pada tulisan
unsplash.com/@alexbracken Masukan dan kritik yang membangun memang diperlukan untuk perkembangan karya seorang penulis. Namun, bukan berarti kamu harus menelan mentah-mentah semua penilaian dari pembaca, apalagi bila komentar-komentar itu bersifat menjatuhkanmu.
Sebagai seorang penulis kamu harus memberikan rasa percaya diri ke dalam karya tulismu. Sesekali kamu juga boleh menutup telinga untuk komentar-komentar buruk yang sekiranya hanya akan menghambat prosesmu berkarya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
5. Lupakan dulu impian-impian besar
“Lupain dulu jauh-jauh hal yang terlalu mewah tentang tulisan, kalau memang dasarnya menulis dari hati, diselesaikan tulisan itu” Nadhifa Allya Tsana
Siapa yang tidak ingin menjadi penulis popular seperti J.K Rowling yang buku-bukunya booming di seluruh dunia? Semua penulis pasti ingin karyanya menjadi best seller dan dibaca banyak orang. Hal ini sangat wajar. Namun, satu prinsip yang harus kamu tanamkan di dalam dirimu kala bermimpi menjadi penulis adalah memulai dan menyelesaikan tulisanmu.
Sejenak lupakan dulu impian-impian besar itu. Sebab, impian-impian ini tanpa disadari bisa menjadi beban bagi penulis. Akhirnya, fokusmu bukan menyelesaikan tulisan, tetapi membuat tulisan ini meledak. Padahal, proses menulisnya saja belum dimulai.
6. Menulis bukan untuk menyaingi
Pernahkah kamu membaca ulang tulisanmu, lalu merasa tulisanmu tidak sebaik tulisan karya penulis lain? Mulai sekarang, stop membandingkan dirimu dengan siapa pun, meskipun ia adalah penulis idolamu sekali pun. Sebab, tujuan menulis adalah berkarya, bukan untuk menyaingi.
Kamu adalah pemilik karyamu dan tidak akan bisa menyamai siapa pun. Tiap penulis adalah unik. Dengan tekad dan konsistensi, kamu akan menemui gaya menulismu sendiri.
7. Hargai proses sebagai perjalanan yang harus kamu lalui
unsplash.com/@borisworkshop From zero to hero
Ungkapan ini juga berlaku untuk seorang penulis. Sebelum menjadi terkenal, semua penulis mengalami proses jatuh bangun. Termasuk juga Tsana yang kini telah memiliki jutaan pengikut di akun Instagram-nya. Jauh sebelum ia digandrungi millennials seperti saat ini, ia juga memulai semua dari nol.
Dengan tekad yang kuat ia terus berkarya dan mencoba menulis lebih baik lagi dari ke hari. Sikap konsisten ini patut ditiru oleh para penulis pemula yang baru menekuni dunia penulisan. Jangan gampang menyerah. Ingatlah, kupu-kupu mengalami proses dari kepompong hingga ia bisa terbang dengan sayap yang indah.
Baca Juga: IWF 2020: 8 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membuat Artikel