TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Pesan Jalaludin Rumi dari Alam Beserta Hikmahnya  

saat jalan jalan ada manfaatnya

ilustrasi hamparan alam (unsplash.com/Madrosah Sunnah)

Jalaluddin Rumi merupakan salah satu tokoh penyair terkenal dengan pesan bermakna mengenai kehidupan. Rumi pernah menjelaskan bahwa banyak hal yang bisa kita pelajari dari lingkungan kita, salah satunya adalah belajar dari alam atau bisa kita kenal dengan mentadaburi alam.  

Tadabur alam nyatanya bisa membantu kita untuk me-refresh serta mengintropeksi diri untuk berlaku baik di dalam masyarakat. Berperilaku yang baik dalam masyarakat menjadi hal penting yang harus diperhatikan, mengingat kita adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari interaksi manusia lainnya. Seperti contoh kecilnya saat berkeinginan untuk mengangkat meja yang berat, tentu kamu membutuhkan tenaga dari orang lain agar meja itu dapat terangkat dan dipindahkan.

Itulah mengapa membangun hubungan yang baik dengan sesama menjadi hal penting yang perlu kita perhatikan. Berikut ini ada enam pesan bermakna dari Jalaluddin Rumi mengenai peran alam beserta hikmahnya dalam kehidupan kita.

1. Belajar dari sungai dalam kedermawanan dan menolong sesama 

ilustrasi luasnya sungai dan manfaatnya (unsplashs/matthew Feeney)

Saat bermain air di sungai sebenarnya banyak pelajaran yang dapat kita ambil. Sungai selalu memberikan kehidupan apapun yang berada disekitarnya. Mulai dari manusia, tumbuhan, dan hewan. Sungai tidak pernah meminta timbal balik dari apa yang sudah ia berikan.

Sungai selalu beranggapan bahwa kebaikan yang sudah dia berikan kepada yang lain biarlah mengalir menghilang entah kemana. Sebagai manusia saat kita berkeinginan untuk memberikan sesuatu kepada yang lain, lebih baik bagi kita untuk menyegerakan niat baik itu dan segera melupakannya agar tidak timbul rasa riya’ atau membanggakan diri. Ibarat kata, yang terjadi biarlah berlalu.

Baca Juga: 5 Hal yang Mampu Menciptakan Kedamaian dalam Kehidupan, Jadi Indah!

2. Menjadi matahari dalam kebaikan dan ketulusan 

ilustrasi matahari menyinari bumi (unsplash.com/Amir Kalhor)

Matahari tidak pernah lelah dalam menjalani tugasnya untuk menyinari bumi. Begitulah matahari selalu memberikan kehangatan, kebaikan dan ketulusannya kepada setiap makhluk hidup di bumi tanpa pamrih.

Disini kita dapat mengambil hikmah bahwa dalam melakukan kebaikan dan ketulusan, jadilah seperti matahari yang sinarnya mampu dirasakan oleh setiap orang, tanpa memilih siapa yang ingin kita bantu. Menjadi pribadi yang hangat, menyenangkan dan tulus dalam segala hal, baik untuk diri sendiri dan orang lain di sekitar kita.

3. Belajar dari malam untuk menjadi pribadi pemaaf  

ilustrasi gelap pekatnya malam (unsplash.com/Timothée Duran)

Belajar dari malam yang gelap dan tidak ada warna atau goresan sedikitpun. Dalam kegelapan kita tidak bisa melihat apapun. 

Seperti halnya dalam memafkan, kita bisa menjadi malam yang menggelapkan apapun yang sudah terjadi. Tidak lagi mengungkit permasalahan atau kesalahan yang dilakukan seseorang terhadap kita. Semuanya kita anggap sudah hitam pekat tidak berwarna atau tak tergores sedikitpun dalam hati.

4. Belajar menjadi mayat dalam mengolah kemarahan 

ilustrasi karangan bunga kematian (unsplash.com/CA Creative)

Marah adalah hal yang bisa saja terjadi saat kita menghadapi sesuatu hal. Untuk menjaga amarah yang keluar dalam diri, sebaiknya kita bisa mengolah dan mempelajari bagaimana cara meredakannya. Cara termudah mengolah amarah adalah belajar dari mayat.

Mayat adalah makhluk hidup yang sudah dianggap mati, dimana mereka sudah tidak mampu lagi melakukan berbagai hal selain berdiam diri. Dalam mengontrol amarah, baik bagi kita untuk berdiam diri sejenak. Dengan berdiam diri, kita dapat memberikan relaksasi, mengontrol diri dan menjadi alternatif yang baik dalam mengolah amarah. Dengan meredanya amarah, apa yang ingin kita sampaikan menjadi lebih terarah.

5. Menjadi bumi untuk menjadi pribadi sederhana dan rendah hati 

ilustrasi hamparan bumi ( unsplash.com/Taelynn Christopher)

Menjadi pribadi yang sederhana dan rendah hati pasti disukai oleh banyak orang. Sederhana berarti menjadi pribadi yang apa adanya, tidak melebih lebihkan sesuatu yang kita miliki, sombong, ataupun pamer.

Seperti bumi yang memiliki banyak sekali kekayaan yang dihasilkannya, tetapi ia tetap sederhana, tidak pernah menyombongkan diri dengan apa yang dimilikinya. Selain sederhana, bumi juga selalu rendah hati terhadap makhluk-makhluk yang mendudukinya, menginjak-injaknya serta mewarnainya dengan berbagai hal. Bumi tetap apa adanya dan teguh pada pendiriannya.

Baca Juga: 5 Alasan Ketenangan Hati Perlu Kamu Prioritaskan dalam Kehidupan

Writer

rizka kurnia dewi

Mencoba untuk bisa bermanfaat bagi banyak orang melalui tulisan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya