TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Seseorang Melakukan Smilling Depression

Senyum yang dilakukan untuk menutupi kegundahan hatinya

ilustrasi smilling depression atau fake smile yang berpura-pura bahagia (unsplash.com/Antoine Beauvillain)


Smiling depression adalah senyum yang dilakukan individu untuk menyembunyikan depresinya dari orang lain. Dengan ‘senyum palsu’ ini, seseorang terlihat bahagia, tidak mempunyai masalah, atau terlihat baik-baik saja. Padahal, di balik senyumnya, orang ini mungkin sedih, tertekan, atau depresi.  

Orang lain jarang menyadari hal ini sehingga pembiaran terhadap depresi bisa berlangsung lama. Padahal, depresi adalah masalah gangguan kesehatan mental yang harus ditangani dengan serius, lho. Meski begitu, banyak yang melakukan smiling depression karena merasa itu aib. Selain itu, ada beberapa alasan lain yang membuat orang melakukan smiling depression. Disimak ya! 

 1. Menghibur orang lain dapat menghibur kita sendiri  

Ilustrasi becanda dengan teman (unsplash.com/Felix Rostig)

Mitos menghibur orang lain dinilai sama dengan menghibur diri sendiri seringkali membuat kita bekerja keras untuk menyenangkan orang lain. Padahal hal ini belum tentu jadi solusi terbaik, lho.

Menghibur orang lain ketika kita sulit adalah satu bentuk denial atau penyangkalan. Kegembiraan menghibur orang lain hanya terjadi sesaat, setelah tidak ada orang maka hatimu akan kembali kosong. Alhasil, masalah yang membuatmu depresi justru tidak akan selesai karena kita sibuk menutupinya. Yang ada justru pikiran dan mental semakin tertekan. Ngeri, ya.

2. Merasa orang lain tidak akan memahami masalah kita 

ilustrasi stres (pexels.com/RODNAE Productions)

Melihat orang lain seperti tidak ada beban, tertawa bahagia, dan menikmati hidup, kita jadi sungkan untuk menceritakan masalah kita pada mereka. Dalam pikiran terlintas bahwa orang lain tidak akan memahami apa masalah kita karena berada di posisi yang berbeda.

Perasaan terjebak dalam kegelapan membuat kita tidak percaya dengan kebaikan orang lain. Hal-hal semacam inilah yang membuat diri kita akhirnya membuat topeng bahagia sebagai pertahanan diri. Sayangnya, perasaan ini membuat kita jadi makin terpuruk. lho.

Baca Juga: 7 Negara dengan Tingkat Prevalensi Depresi Rendah, Ada Indonesia!

Orang yang depresi sering berpikir jika masalah kesehatan ini adalah hal yang dapat sembuh dengan sendirinya. Pernyataan ini yang membuat jadi merasa tidak memerlukan bantuan orang lain. 

Menganggap enteng depresi jadi peringatan bahwa sebenarnya mental kita sedang tidak baik-baik, saja. Jika beberapa kali usaha menyenangkan diri tetap tidak membuatmu benar-benar bahagia, ini pertanda bahwa kita membutuhkan bantuan dari orang lain. Hentikan smilling depression, jujurlah pada orang terdekat, dan mintalah bantuan pada mereka.

3. Perasaan bahwa depresi ini dapat sembuh dengan sendirinya 

ilustrasi ngobrol dengan teman (pexels.com/Yan Krukov)

4. Menganggap depresi tidak ada  

ilustrasi sendirian dalam pesta (pexels.com/Andrea P)

Alasan lainnya yang membuat kita melakukan smilling depresion adalah anggapan bahwa depresi itu tidak ada. Masalah mental ini terjadi karena adanya perasaan bahwa kita belum melakukan hal baik untuk diri kita sendiri. Sebagai contoh, bukannya menyelesaikan masalah depresi, kamu justru memilih untuk menyenangkan diri dengan clubbing, minum minuman keras, atau tindakan pura-pura bahagia lainnya.

Sedihnya, saat usaha bahagia ini selesai, perasaan hampa dan depresi akan kembali lagi.  Jika ini berlangsung berulang-ulang, depresi justru akan semakin sulit untuk diuraikan.

Jadi, daripada menganggap depresi tidak ada, lebih baik terima kenyataan dan segera atasi. Tak ada salahnya curhat pada orang yang dipercaya. Dibandingkan menghabiskan waktu untuk pura-pura bahagia, lebih baik atasi depresi dengan menceritakan hal ini pada terapis. Percayalah beban akan terangkat saat kamu bercerita.

Baca Juga: 5 Jenis Depresi yang Sering Tidak Disadari, Menurunkan Kualitas Hidup

Verified Writer

IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya