TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pedis Care: Penyembuh Luka Diabetes Menyambung Harapan Mulia

Di balik keberhasilan 80 persen, pernah hampir angkat bendera putih

Ahmad Hasyim Wibisono, CEO Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai negara dengan jumlah pasien diabetes melitus terbanyak berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021. Tentunya, kondisi itu memicu kekhawatiran karena penyakit gula ini menyerang segala usia tanpa pandang bulu. Tak hanya itu, komplikasi diabetes bisa menyebabkan infeksi kaki, gangguan ginjal, gangguan jantung dan pembuluh darah.

Pasien diabetes rentan mengalami luka dan butuh penanganan istimewa. Pada tahun 2008 Ahmad Hasyim Wibisono yang menyandang status sebagai mahasiswa pendidikan profesi keperawatan, tercetus ide membuka praktik mandiri perawatan luka diabetes setelah memperhatikan kondisi luka pasien diabetes. Kulit terbuka dengan keadaan luka tidak bagus, penanganan luka minim, serta meja operasi menjadi akhir ceritanya.

Tidak puas lepas pendidikan dari sarjana di Universitas Brawijaya, Ns. Hasyim mencari bekal ilmu melalui sertifikasi perawatan luka (2012) World Council of Enterosthomal Therapist (WCET) dan mendapatkan sertifikat Terapis stoma (2012) World Council of Enterosthomal Therapist (WCET). Selanjutnya, pria asal Malang ini menekuni magister Keperawatan di Universitas Indonesia (2013) dan Manajemen dan Pendidikan Diabetes, Flinders University Australia (2015).

Bagaimana perjalanan beliau mengembangkan klinik perawatan luka? Ikuti kisahnya.

1. Mengenal lebih dekat dengan Pedis Care

Ahmad Hasyim Wibisono, CEO dan Founder Pediscare (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

Rumah rawat luka Pedis Care memberikan angin segar bagi pasien penyakit diabetes melitus. Start up berbasis kesehatan ini berfokus mengobati luka diabetes, luka stoma, dan kanker. Tak hanya itu saja, Pedis Care memberikan edukasi lewat kursus dan pelatihan.

Awalnya pelayanan hanya merawat luka saja, namun seiring perkembangannya perawatan homecare 24 jam lebih tinggi permintaannya. Pelayanan yang dikemas kreatif dan edukatif ini pertama kali berlokasi di kota Malang, lalu perlahan membuka cabang di Sidoarjo dan Kepanjen (Malang). Platform di luar rumah sakit berbasis homecare ini berawal dari tiga orang, sekarang keluarga besar pedis care 50 orang.

Ns. Hasyim, CEO dan founder Pedis Care, menyebutkan program Pedis Care berupa perawatan intensif ke rumah (homecare), perawatan luka kronis (stoma, luka bakar, diabetes, stoma), pelatihan offline maupun online, serta rental alat kesehatan. Inovasi pedis care tak kalah hebat, contohnya sandal khusus diabetes.

Rawat luka memakai metode modern wound care. Saat COVID 19 menyerang, Pedis Care membentuk tim Pedis Care giver untuk memenuhi keperluan perawatan pasien yang tidak bisa ke rumah sakit. Program ini berkolaborasi dengan tenaga kesehatan dan mendatangkan alat khusus disesuaikan dengan kondisi pasien

Baca Juga: Knowledge Gap dan Kabar Burung Tak Hentikan Hasyim Bangun Pedis Care

2. Perjalanan Pedis Care muncul ke permukaan

webinar Pedis Care (instagram.com/ahmadhasyimwibisono)

Di tahun 2015, Pedis Care berdiri menyembuhkan luka diabetes bagi semua kalangan. Tidak mudah memperkenalkan Pedis Care hingga menjadi 'pusat perawatan luka No. 1 di Kota Malang'.

Awalnya, Ns. Hasyim dan tim mempromosikan Pedis Care dengan menempelkan kertas di tempat praktik. Namun, tiga hingga empat bulan tidak membuahkan hasil dan tidak ada aktivitas apapun.

Rasa menyerah dan bendera putih sempat ingin dikibarkan. Tetapi, CEO dan founder Pedis Care tidak berputus asa dan menganalisis kekurangan. Ternyata, pengenalan dengan edukasi penting diterapkan ke masyarakat. Aktivitas promosi berupa pelatihan, penyuluhan ke kampus, berjejaring dengan teman di rumah sakit, memakai sosial media, serta edukasi lewat YouTube memberikan hasil positif. Respon baik didapatkan dari pasien karena mereka masih ada harapan untuk menyembuhkan luka. Banyak orang yang mengenal Pedis Care, bertanya pelayanannya, bahkan rumah sakit merekomendasikan pedis care untuk perawatan luka.

Bukan proses instan untuk naik ke permukaan dan meraih perhargaan, apalagi praktik rumah perawatan luka diabetes tergolong baru. Angka kesembuhan pasien perawatan luka kronis 80 persen dengan lama perawatan rata-rata 11 hari, sedangkan luka diabetes mencapai 88 persen.

Pencapaian tersebut tak lepas dari usaha Ns. Hasyim yang telaten melakukan pengontrolan ketat terhadap personel tim dan kedua metode alat khusus dengan kualitas terbaik untuk penyembuhan luka

3. Bantuan teknologi memudahkan luka terdeteksi

ilustrasi aplikasi (pexels.com/PhotoMIX Company)

Pengkajian luka digunakan untuk mengetahui keparahan luka dan masa perawatan. Rumah pedis care mempermudah pengkajian luka lewat aplikasi canggih. Cukup memakai foto dan video dari beberapa sudut, kondisi luka (luas, kedalaman, persentase jaringan sehat dan mati) bisa teridentifikasi.

Kolaborasi apik bersama kawan Ns. Hasyim dari Malaysia menciptakan aplikasi pengkajian luka. Aplikasi yang dikerjakan 3 sampai 4 bulan ini membuat pengkajian luka lebih seragam, cepat, serta menjadi acuan keberhasilan perawatan. Analisis AI sangat memudahkan pekerjaan apabila digunakan sebagaimana mestinya.

4. Program-program Pedis Care

Rumah pelayanan luka pedis care (instagram.com/pedis_care)

Program Pedis Care berupa perawatan intensif ke rumah (homecare), perawatan luka kronis (stoma, luka bakar, diabetes, stoma), pelatihan offline maupun online. Rawat lukanya memakai metode modern wound care. Inovasi Pedis Care pun tak kalah hebat, contohnya sandal khusus diabetes.

"Kami (Pedis Care) hadir sekarang menjadi solusi, merawat pasien di rumah, jadi keluarga bisa tenang. Bukan hanya perawatan saja, tetapi ada juga kunjungan dokter, fisioterapi, bidan, sampai rental alat kesehatan. Kadang ada pasien yang butuh oksigen atau tempat tidur khusus. Kita juga kerjasama dengan laboratorium dan kebutuhan alat kesehatan" ujar Ns. Hasyim dalam wawancara bersama community writer IDN Times. 

Saat COVID 19 menyerang, start up turut andil mengulurkan tangan. Banyak rumah sakit kapasitas pelayanan penuh, sehingga pasien non COVID 19 tidak memperoleh layanan kesehatan. Pembentukan tim Pedis Care giver berguna untuk memenuhi keperluan perawatan pasien yang tidak bisa ke rumah sakit. 

Baca Juga: Lewat Fish Go, Pemuda Bali Beri Harapan Nyata untuk Masa Depan Nelayan

Verified Writer

Septin SLD

Bukan anak sastra, tapi kadang suka nulis saja

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya