TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Begini Cara Millenials dan Gen Z Berperang Melawan Sampah Plastik!

Yang tua dan yang muda, mari kerja sama

pixabay.com/adege

Di awal tahun 2018, dunia kembali dihebohkan dengan video yang menunjukkan sampah plastik yang memenuhi lautan Indonesia. Siapapun yang menyaksikan rekaman tersebut pasti sepakat bahwa sangat sulit membedakan mana yang biota laut, mana yang sampah. Hal ini berarti walaupun zaman semakin maju, tapi sepertinya pola pikir dan gaya hidup manusia masih primitif khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan sampahnya.

Pembakaran sampah liar masih jadi pemandangan yang sering kita temui di Indonesia. Padahal sampah plastik yang dibakar dapat melepaskan asap beracun yang berbahaya bagi makhluk hidup.

Belum lagi tindakan membuang sampah di selokan atau langsung ke sungai. Sampah organik memang dapat jadi makanan bagi biota air atau musnah akibat pembusukan, tapi tidak dengan sampah plastik yang akan terus dibawa air hingga bermuara di lautan.

Walaupun butuh waktu yang lama, sampah plastik tetap dapat terurai jadi pecahan-pecahan kecil atau yang disebut microplastics. Bagi beberapa jenis hewan, (baik di daratan maupun lautan) microplastics dapat terlihat seperti makanan.

Jadi tidak mengherankan jika di dalam perut burung yang mati, ditemukan banyak serpihan sampah plastik. Coba bayangkan jika serpihan plastik tersebut dimakan oleh plankton, hewan terkecil di lautan yang jadi sumber makanan ikan-ikan yang lebih besar.

Artinya, kita manusia pun juga turut memakan microplastics karena seperti itulah cara kerjanya rantai makanan. Bak lingkaran setan, seperti inilah yang akan terus terjadi bahkan memburuk apabila dibiarkan begitu saja. Ini adalah teguran keras yang entah kesekian kalinya bagi manusia, bahwa kita yang notabene adalah produsen sampah plastik, harus segera bertindak sebelum semuanya benar-benar terlambat.

Jadi apa yang bisa yang kita lakukan untuk mencegah dan mengatasinya? Ada banyak dan bahkan di antaranya bisa menghasilkan uang. Yuk, ikuti beberapa alternatif berikut ini.

1. Perhatikan dan catat, sampah plastik yang kamu hasilkan dalam kurun waktu tertentu

Pixabay/tom_crew

Ini adalah langkah awal yang tepat bagi kamu yang berkomitmen untuk memerangi sampah plastik, yakni dengan cara mengumpulkan dan menghitung berapa sampah plastik yang dihasilkan misalnya dalam sehari, seminggu atau sebulan.

Baca Juga: Surabaya Manfaatkan Larva Lalat untuk Urai Sampah

2.Mulailah berhenti menggunakan benda-benda berbahan plastik tersebut

Pixabay/MrsBrown

Ya, mulailah untuk berhenti menghasilkan sampah plastik. Caranya melalui 3R, yakni:

  1. Mengurangi sampah plastik dengan tidak membeli dan menggunakan benda-benda berbahan plastik (Reduce). Gunakan produk berbahan bambu atau stainless steel yang lebih aman dan juga lebih tahan lama.
  2. Membeli dan menggunakan benda-benda yang bisa berulang kali pakai (Reuse).
  3. Apabila terpaksa menggunakan bahan plastik, jangan langsung dibuang. Kumpulkan lalu ubah jadi mainan atau pernak-pernik yang bisa dijual atau sekedar untuk penggunaan pribadi (Recycle).

Hal-hal di atas akan terasa sangat sulit jika dilakukan secara tiba-tiba. Maka mulailah berubah secara bertahap, sehingga jadi kebiasaan yang sulit dilupakan.

3.Memisahkan sampah berbahan plastik kemudian menyerahkannya kepada 'pemungut sampah plastik'

Pixabay/QuinceMedia

Tidak sulit, cukup pisahkan dan kumpulkan sampah berbahan plastik milikmu semisal botol air mineral. Kemudian serahkan kepada para pemulung yang tiap hari berjalan keliling kampung mencari dan mengumpulkan sampah plastik.

Dengan demikian, tidak hanya kamu telah mengurangi sampah dan melindungi kelestarian lingkungan, kamu juga telah berbuat kebaikan dengan memudahkan pekerjaan orang lain yang kesusahan.

4.Gabung dengan komunitas yang memerangi sampah plastik, atau buat komunitasmu sendiri dengan ide-ide kreatif dan inovatif

Pixabay/5688709

Jangan salah, anak bangsa ternyata punya komunitas anti sampah plastik yang sudah mendunia. Bye Bye Plastic Bags (BBPB) namanya, yang didirikan oleh kakak beradik Melati dan Isabel Wijsen tahun 2013.

Ide yang berawal di Bali saat mereka masih di sekolah menengah ini, sekarang telah menjadi gebrakan skala global. Tidak hanya di Indonesia (Bali, Jakarta, Bandung, Batam), Tim BBPB tersebar hingga Amerika, Jepang, Australia, Nigeria dan masih banyak lainnya.

Kalau kamu mau bergabung atau membuat tim BBPB di daerahmu, silahkan cek official website resmi atau instagramnya.

5. Ikut berpartisipasi aktif dalam menjalankan program Pemerintah dalam mencegah dan mengatasi sampah plastik

Pixabay/3dman_eu

Pemerintah tentu saja tidak berdiam diri untuk mengatasi permasalahan sampah plastik ini. Indonesia punya komitmen untuk mengurangi sampah plastik hingga 70% pada tahun 2025.

Bank Sampah adalah salah satu dari banyak program Pemerintah. Prinsipnya adalah masyarakat menukarkan sampah plastik yang dimilikinya dengan sejumlah uang yang ditabung. Setiap transaksi dicatat dalam sebuah buku tabungan selayaknya bank.

Pogram bank sampah ini memang belum berhasil merata di seluruh Indonesia, tapi tetap bisa ditingkatkan dengan perbaikan sistem dan juga menarik kembali minat masyarakat.

Selain itu, pada bulan Agustus ini telah dilaksanakan gerakan bersih-bersih kawasan pesisir pantai secara serentak di seluruh Indonesia. Adalah Gerakan Menghadap Laut namanya, yang digalakkan oleh kelompok Pandu Laut Nusantara dibawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Ada banyak program Pemerintah yang akan semakin berhasil apabila masyarakat mau berpartisipasi aktif. Tidak sulit kalau kita semua mau bekerja sama dengan baik.

Baca Juga: Foto: Rekor Dunia Pecah, Peserta Poco-poco Tinggalkan Sampah

Verified Writer

sely sely

never too late to save and protect your environment

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya