TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Bukti Nyata Toleransi Antar Umat Beragama di Dunia, Mengharukan!

Sebuah bukti nyata kalau agama mengajarkan perdamaian

asianimage.co.uk

Dunia memang dipenuhi dengan oknum-oknum kejam yang suka menghancurkan kehidupan orang yang tidak bersalah, lalu mengklaim kalau tindakannya dibenarkan oleh agama dan Tuhan mereka. Jadi ketika dua orang atau komunitas dari agama yang berbeda saling membantu, hal itu akan langsung menjadi headline sebuah berita.

Seringkali kita melihat seorang Kristen membantu seorang Muslim, atau seorang Muslim membantu seorang Yahudi sebagai sesuatu yang sangat tidak biasa. Namun, seharusnya kita sudah tidak kaget lagi, mengingat kalau ajaran perdamaian ada di setiap keyakinan dan agama yang ada di dunia.

Memang ada saat-saat bersejarah ketika salah satu umat beragama berdiri dan bersumpah untuk menjaga mereka yang setia kepada Tuhan yang berbeda, menjamin agar mereka selalu aman dan bebas untuk beribadah. Berikut tujuh bukti toleransi yang ditunjukkan oleh umat beragama kepada penganut agama lainnya.

1. Dalai Lama mendesak para penganut Buddha untuk melindungi umat Muslim

scmp.com

Pada tahun 2014, kekerasan terhadap umat Muslim Rohingya pecah dan menyebar ke seluruh wilayah Myanmar dan Sri Lanka. Ironisnya, hal ini terjadi di negara-negara yang sebagian besar menganut agama Buddha — agama yang sangat menjunjung kedamaian. Sekitar 250 Muslim meninggal dan 140.000 lainnya terusir dari rumah mereka akibat peristiwa ini.

Kepala negara dan pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, menentang persekusi yang dilakukan oleh segelintir oknum umat Buddha terhadap Muslim Rohingya. Melansir dari laman MST, dalam sebuah pidato di hari ulang tahunnya yang ke-79 ia berkata bahwa, "Sebelum [Anda] melakukan kejahatan seperti itu, coba bayangkan sosok Buddha."

Dalai Lama menjelaskan kalau tidak ada bagian dari ajaran Buddha atau agama lainnya yang akan menoleransi serangan ini. Sebagai gantinya, Dalai Lama mendesak seluruh pengikut agama Buddha untuk mengambil sebuah tindakan untuk melindungi kerabat Muslim mereka dari kekejaman oknum-oknum tersebut.

Hal ini, katanya, adalah hal yang akan dilakukan Buddha jika dia sedang berada di tengah kerusuhan, dan inilah cara hidup yang harus dianut oleh seorang pengikut Buddha. Selain umat muslim Rohingya, Dalai Lama juga menyatakan solidaritas kepada umat muslim Uyghur, kelompok minoritas yang ditindas oleh pemerintah Tiongkok selama beberapa tahun terakhir.

2. Para Sikh disumpah untuk membela hak-hak penganut agama lainnya 

thephilosophysite.com

Agama Sikh memang sering disalahpahami. Banyak yang mengira kalau Sikh sama dengan — atau menjadi salah satu sekte — Muslim. Mereka juga sering mengejek sorban yang dililitkan di atas kepala Sikh yang sering disebut sebagai dastar.

Dastar, bagaimanapun, adalah bagian dari seperangkat aturan luar biasa yang dimiliki oleh Sikh. Sorban ini adalah salah satu dari lima aturan yang disebut "panj kakaar," aturan simbolis yang harus dipertahankan oleh Sikh untuk mengingatkan mereka akan sumpah pembaptisan mereka.

Sumpah itu sendiri menunjukkan komitmen yang luar biasa untuk membantu agama lain, di mana salah satunya mengharuskan orang Sikh untuk mempertaruhkan hidup mereka sendiri untuk membela orang lain dari penindasan — termasuk umat agama lain yang ditindas.

Dilansir dari laman Real Sikhism, Sikh juga harus membawa pedang yang disebut kirpan setiap saat untuk mengingatkan diri mereka tentang komitmen ini. Mereka tidak diizinkan menggunakannya untuk menyerang, karena kirpan hanya digunakan untuk membela orang-orang yang tertindas ketika semua cara yang lebih halus tidak berhasil dilakukan.

Baca Juga: Ada Toleransi dalam Hangatnya Imlek di Kampung Tambak Bayan

3. Umat Hindu melindungi umat Sikh ketika oknum Sikh membunuh Indira Gandhi 

qz.com

Pada tahun 1984 Perdana Menteri India, Indira Gandhi, dibunuh oleh dua orang pengawalnya yang beragama Sikh. Peristiwa ini membuat orang-orang Hindu sangat marah sehingga kerusuhan anti-Sikh pecah di India. Pada saat itu orang-orang Sikh akan diseret dari rumah mereka dan dibunuh.

Namun di saat kerusuhan ini semakin memanas, umat Hindu lainnya mengambil sikap dan menolong umat Sikh. Ketika India berada dalam kekacauan, banyak orang Hindu yang membawa tetangga Sikh mereka ke dalam rumah dan melindungi mereka.

Dalam satu kasus, gerombolan massa sampai mengancam untuk membakar salah satu bangunan apartemen jika keluarga Sikh yang tinggal di dalam tidak dibawa keluar dan diberikan kepada mereka.

Keluarga Sikh itu sendiri dilindungi oleh keluarga Hindu di sana, yang tetap menolak untuk menyerahkan mereka walau diancam. 200 keluarga Hindu pun keluar dari apartemen tersebut dan mengusir gerombolan itu, menyelamatkan nyawa keluarga Sikh yang ada di dalamnya.

Menurut New York Times, pada akhirnya lebih dari 600 nyawa Sikh berhasil terselamatkan karena tindakan solidaritas dari saudara Hindu mereka.

4. Nabi Muhammad bersumpah untuk melindungi para pendeta Kristen di Biara Santa Katarina 

aleteia.org

Biara Santa Katarina yang terletak di Semenanjung Sinai adalah salah satu biara Kristen tertua yang masih digunakan sampai hari ini. Biara ini memang memiliki keunikan tersendiri karena dijaga oleh sebuah kontrak yang tertulis untuk melindungi biara dan isinya, yang ditulis oleh Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad sendiri memiliki hubungan yang baik dengan para pendeta di sana, dan pada tahun 626 M menulis dokumen yang berisi sumpah untuk menjaga mereka aman dari serangan umat Islam. "Tidak ada yang akan menganiaya mereka [umat Kristen]," ucapnya seperti yang dilansir dari laman World Library.

Menurut dokumen itu, yang dikenal sebagai Achtiname of Muhammad atau Surat Jaminan Muhammad, umat Islam juga tidak boleh mengenakan pajak pada gereja. Di dalamnya, Nabi Muhammad berjanji untuk melindungi "bangsa Kristen" secara keseluruhan, siapa pun mereka, entah apakah mereka seorang bangsawan atau orang biasa.

Dalam aturan perlindungan ini, yang dimaksudkan adalah bahwa sekalipun terjadi pertempuran dengan umat non-Muslim, para wanita, anak-anak, dan orang tua tidak boleh dibunuh. Dikatakan juga kalau umat Islam tidak boleh asal memulai pertempuran dengan umat non-Muslim. Pertempuran hanya boleh dilakukan ketika negosiasi di antara kedua kubu gagal.

Beberapa orang meragukan keaslian dari surat ini, menyebut kalau ini hanya dibuat-buat oleh umat Kristen pada Abad Pertengahan. Entah klaim mana yang benar, setidaknya surat ini menjadi sumber yang telah menjembatani hubungan baik antara umat Muslim dan Kristen.

5. Ketika pasukan Muslim menaklukkan Yerusalem, mereka mengundang orang Yahudi untuk hidup bersama mereka 

enjoyjerusalem.com

Pada tahun 629 M Yerusalem direbut oleh Kekaisaran Bizantium yang menganut Kristen Ortodoks. Para penguasa Bizantium sangat kejam terhadap orang Yahudi yang tinggal di sana dan sering menganiaya mereka secara brutal. Mereka akhirnya mengirim orang Yahudi keluar dari rumah leluhur mereka dan melarang mereka untuk kembali ke Yerusalem.

Namun hal itu berubah sekitar 10 tahun kemudian, tepatnya ketika pasukan Muslim mengepung Yerusalem dan merebutnya dari pasukan Bizantium. Ketika pasukan Kristen menyerah, mereka masih bertekad untuk mengusir orang Yahudi. Mereka bahkan sampai menjadikannya syarat bagi penyerahan diri mereka, walau pasukan Muslim mengabaikannya.

Menurut buku History of the Jews, tidak lama setelah Yerusalem berada di bawah pemerintahan Muslim orang-orang Yahudi diundang kembali ke kota tersebut. Mereka diberikan kebebasan untuk mengikuti agama mereka sendiri, bahkan sebuah tempat di Bukit Zaitun diperuntukkan khusus untuk pertemuan doa dan perayaan liburan orang Yahudi.

Seperti yang diketahui, hubungan antara orang Yahudi dan Muslim di Yerusalem memang tidak sempurna, dan menjadi semakin buruk dari waktu ke waktu. Tetapi kaum Muslim tidak pernah mengusir orang-orang Yahudi, dan kedua agama itu masih hidup bersama sampai Yerusalem kembali berpindah tangan ke umat Kristen saat Perang Salib I.

6. Keluarga Muslim menjaga situs suci milik umat Kristen

wikipedia.org

Sanctum Sepulchrum atau Gereja Makam Kudus adalah salah satu tempat paling penting yang dapat dikunjungi oleh umat Kristen. Gereja ini dibangun tepat di tempat di mana Yesus diyakini telah disalib dan dimakamkan. Hal ini tak hanya menjadikannya sebuah gereja tetapi juga sebuah situs untuk momen paling penting dalam sejarah agama Kristen.

Ribuan umat Katolik dan Protestan rela melakukan perjalanan ke Yerusalem hanya untuk melihatnya. Ketika mereka mengunjunginya, pintunya akan dibukakan oleh seorang Muslim. Ternyata, sejak tahun 1517 satu keluarga Muslim telah menjaga kunci gereja ini.

Mengutip dari Catholic.org, keluarga tersebut menandatangani kontrak untuk menjaga situs ini agar tetap aman. Keluarga Muslim itu ditugaskan untuk membuka dan menutup pintu gereja, di mana mereka akan mengambil kunci di pagi hari dan membiarkan orang Kristen masuk setelahnya.

Tradisi ini telah mempromosikan perdamaian dan persatuan di antara kedua agama ini. Selama 500 tahun, keluarga Muslim ini telah menyerahkan tanggung jawab dari generasi ke generasi di mana sang ayah akan mengajarkan putranya tentang tugas-tugasnya di gereja tersebut.

Baca Juga: Perayaan Natal di Kampung Sawah Bekasi, Inspirasi Kerukunan Beragama

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya