Kisah Nabi Muhammad Hijrah dari Mekkah ke Madinah
Peristiwa ini jadi awal ditetapkannya kalender Hijrah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Nabi Muhammad, para sahabat, dan kaum Muslim hijrah dari Mekkah ke Madinah (Yatsrib) pada 622 M. Peristiwa ini jadi amat penting dan merupakan peristiwa terbesar dalam sejarah Islam. Bukan untuk rekreasi, Nabi Muhammad meninggalkan kota Mekkah menuju Madinah untuk memenuhi perintah-Nya dalam menegakkan agama Islam.
Hijrah berasal dari bahasa Arab hajara-yahjuru yang berarti meninggalkan negeri asal atau berimigrasi. Dalam konteks peristiwa hijrah Nabi Muhammad, hal ini berarti berpindahnya (keluar) Nabi Muhammad, para sahabatnya, dan kaum Muslimin dari Mekkah menuju Madinah. Berikut kisah Nabi Muhammad hijrah dari Mekkah ke Madinah.
Baca Juga: Hukum Badal Haji untuk Orang yang Sudah Meninggal
1. Kisah hijrah Nabi Muhammad
Perjalanan dakwah Nabi Muhammad tidak selalu berjalan mulus. Kaum Quraisy melakukan berbagai cara untuk menghalangi dakwah Nabi Muhammad di Mekkah. Bahkan, mereka juga berniat untuk membunuh Nabi Muhammad dan pengikutnya.
Namun, gak selalu "gak berjalan mulus", dakwah Nabi Muhammad di Mekkah tetap membuahkan hasil. Pasalnya, pada tahun 620 M, ada 6 orang dari Kabilah Khazraj, kaum Yatsrib yang sedang berziarah. Mereka menyatakan masuk Islam dan menyambut baik ajakan Nabi Muhammad. Nantinya, mereka inilah yang akan memberitahu kepada masyarakat Madinah mengenai adanya ajaran Islam.
Alasan Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah adalah adanya perintah Allah SWT. Hal ini seperti dilansir Rumaysho.com, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- بِمَكَّةَ ثُمَّ أُمِرَ بِالْهِجْرَةِ فَنَزَلَتْ عَلَيْهِ (وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِى مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا )
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulunya di Mekkah dan beliau diperintahkan untuk berhijrah, lantas turunlah ayat (yang artinya), 'Dan katakanlah: 'Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong' (QS. Al Isra’: 80).” (HR. Tirmidzi no. 3139 dan Ahmad 1: 223. Imam Tirmidzi dan Al Hakim mensahihkan hadis ini, juga disetujui oleh Adz Dzahabi).
Peristiwa hijrah ini terlaksana setelah Nabi Muhammad mengetahui niat kaum Quraisy yang akan membunuhnya. Niat keji tersebut muncul saat kaum Quraisy mendengar rencana Nabi Muhammad yang memerintah sahabat untuk hijrah ke Madinah setelah perjanjian Aqabah I dan Aqabah II. Saat itu, banyak orang-orang Yatsrib yang memeluk Islam, ditandai dengan dua perjanjian ini.
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad pun cukup dramatis. Ali bin Abi Thalib diberitahu Nabi Muhammad untuk berbaring di tempat tidur, menggantikan Nabi Muhammad sambil mengenakan selimut, dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan menjaga Ali. Lantas, kaum Quraisy yang sudah mengepung rumah Nabi Muhammad justru mendapati Ali, bukan Nabi Muhammad. Dengan izin Allah, Nabi Muhammad berhasil selamat dari pengepungan, meski pemuda Quraisy merasa kecewa karena nafsunya untuk membunuh Nabi Muhammad telah gagal.
Baca Juga: Doa Hari Arafah yang Wajib Dibaca saat Pergi Haji!