TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tradisi Unik Warga Indonesia Menyambut Bulan Ramadan

Mulai dari saling memaafkan hingga ziarah kubur

Ilustrasi bulan Ramadan (Pixabay/Shafin_Protic)

Bulan Ramadan merupakan saat yang istimewa bagi umat muslim. Pada bulan tersebut, setiap umat muslim wajib untuk menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan penuh. Pada surat Al Baqarah ayat 183 Allah Subhana Wa Ta ‘Alla berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." 

Sebelum menjalankan ibadah puasa banyak persiapan atau tradisi unik dalam menyambut bulan Ramadan tersebut. Selain persiapan fisik dan memperbanyak ibadah, masyarakat muslim Indonesia punya deretan tradisi unik yang dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa. Berikut deretan tradisinya, apakah kamu juga melakukannya?

1. Saling bermaaf-maafan 

Ilustrasi meminta maaf (Pixabay/kalhh)

Hal yang biasa ditemui saat akan memasuki bulan Ramadan adalah saling bersalaman dan bermaaf-maafan. Meminta maaf memang disyariatkan dalam agama Islam. Sebagaimana hadits berikut:

“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi." (HR. Bukhari no.2449)

Sesuai dengan hadits di atas, setiap muslim diperintahkan untuk saling memaafkan kepada sesama manusia. Saling memaafkan sesama muslim bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa sebelum berpuasa umat muslim saling bersalaman dan bermaaf-maafan.

2. Ziarah kubur

Ilustrasi berziarah ke kuburan (Pixabay/mohamed_hassan)

Hal lain yang sering kita lihat sebelum bulan Ramadan adalah ziarah kubur atau nyekar dan nyadran, hal ini bagi umat muslim memang disyariatkan. Fungsi ziarah kubur untuk umat muslim adalah mengingatkan tentang kematian. Dengan mengingat kematian, sesorang muslim diharapkan dapat lebih bersemangat dalam beribadah, dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa.

“Lakukanlah ziarah kubur karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada akhirat (kematian).” (HR. Muslim no. 976, Ibnu Majah no. 1569, dan Ahmad 1: 145).

Namun, jika seseorang muslim mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadan adalah waktu utama untuk ziarah kubur, maka ini adalah suatu kekeliruan.

Baca Juga: 10 Hidangan yang Biasanya Ada di Tradisi Sambut Ramadan Indonesia

3. Penutupan pengajian

Ilustrasi penutupan pengajian sebelum bulan Ramadan (Pixabay/mufidpwt)

Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, dimana amal saleh yang kita lakukan pada bulan tersebut akan dibalas dengan pahala yang  berlipat ganda. Namun ada satu hal yang unik di Indonesia, dimana kegiatan majelis taklim dan pengajian akan dihentikan sementara di bulan Ramadan.

Penutupan pengajian dilakukan agar umat muslim bisa lebih fokus dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadan. Pengajian biasa ditutup pada bulan Syaban, dan akan dimulai kembali pada bulan Syawal atau sesudah bulan Ramadan.

Pengajian atau majelis taklim sejatinya adalah tempat dimana umat muslim mendapatkan ilmu agama, sekaligus mendapatkan pahala. Alangkah sayangnya jika pengajian sebagai ladang pahala bagi umat muslim, malah ditiadakan di bulan Ramadan. Hal yang lebih pas adalah menyesuaikan kembali jadwal pengajian tersebut di bulan Ramadan. Agar tidak berbarengan dengan ibadah lain seperti sholat teraweh.

4. Munggahan atau makan-makan bersama

Ilustrasi makan bersama-sama (Pixabay/VisionPics)

Rutinitas lain yang juga biasa dilakukan oleh umat muslim sebelum masuk bulan Ramadan adalah munggahan atau makan-makan bersama. Tradisi ini banyak dilakukan oleh mayoritas umat muslim di Indonesia. Selain makan bersama, acara munggahan biasanya diakhiri dengan bersalaman dan bermaafan. Bahkan ada juga yang dilanjutkan dengan acara musik, seperti karaoke atau organ tunggal.

"Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Perbuatan apa yang terbaik di dalam Islam?” Nabi SAW menjawab, “Kamu memberi makan kepada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memberi makan atau mengajak orang makan adalah perbuatan yang sangat baik, dan ada dalil mengenai hal tersebut. Namun dengan mengkhususkan acara makan-makan sebelum masuk bulan Ramadan adalah perbuatan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Jika ingin berniat makan-makan bersama untuk membangun kebersamaan, hal ini bisa dilakukan kapan saja.

Baca Juga: Tradisi Nyadran, Akulturasi Jawa dan Islam Sambut Ramadan

Writer

Sigit Setiawan

Seorang penulis yang juga berkarir sebagai ASN

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya