TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Forum Aktif Menulis: Budayakan Pemuda Ekspresikan Diri Lewat Tulisan

#Komunitas menulis itu mudah kok

dok. IDN Times

Bicara soal tulis menulis, rasanya masih banyak orang yang ragu bahwa semua orang bisa menulis. Memang untuk segala sesuatu, hanya kemauan yang mendahului, sisanya bisa diusahakan, termasuk menulis. Sebelumnya saya sudah pernah mengangkat komunitas literasi atau tulis menulis, tapi di feature komunitas bulan ini, ada Forum Aktif Menulis yang saya pilih dan tentu saja berbeda dengan komunitas tulis lainnya. Bidang boleh sama, tapi eksekusinya jelas berbeda. 

Bertemu dengan salah satu pengurus inti dari FAM, kami janjian di sebuah kedai kopi di Surabaya. Berhubung Revi Dinar, si pengurus, bertempat tinggal di Sidoarjo, jadilah kami memutuskan bahwa Coffee Toffee Jatim Expo adalah yang paling tepat. Kurang lebih lima belas menit saya menunggu, beliau datang dengan tersenyum. 

Seperti wawancara komunitas sebelumnya, kali inipun saya mulai dengan berbasa-basi. Sekadar menanyakan kabar dan apa kesibukan saat ini. Revi ini sehari-harinya bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan Jepang, tapi masih mampu menyempatkan waktu menjadi pengurus tetap FAM. Begini perbincangan kami.

Saya dengar FAM ini komunitas yang sudah cukup besar, ya? Bagaimana ceritanya?

Jadi kami ini adalah FAM cabang Jawa Timur di Surabaya. Nama foundernya adalah Muh. Subehan di Sumatera Barat dan Alia Nurlela di Kediri. Nah, mereka kemudian membuat FAM di Kediri dan Sumatera Barat. Saya ini pengurus inti yang FAM Surabaya. 

Berarti sudah ada banyak cabang ya? 

Sudah, sih. Selain di Kediri atau Sumatera Barat sendiri, ada juga Surabaya, Bandung, Sorong dan kota-kota besar lainnya. 

FAM Surabaya sudah berdiri sejak kapan? 

Tahun 2012.

dok. IDN Times

Tujuan dibentuknya FAM ini apa?

Kami lebih ke ingin membantu penulis-penulis pemula, sih. Jadi lebih concern pada mereka yang statusnya pelajar atau masih sekolah. Pengen membiasakan mereka menulis, jadi biar nanti mereka yang menentukan sendiri minatnya di bidang tulisan apa. Apalagi Surabaya kan Kota Literasi, kami pengen biar yang muda-muda ini juga ikut turut campur tangan dalam hal itu. 

Yang di Surabaya sendiri ada regular meetingnya gak? 

Ada, sih. Tapi biasanya pembahasannya itu lebih ke apa yang sudah kami lakukan. Misal ada yang nerbitin buku, itu dibahas di situ. Proses kreatifnya seperti apa, kok bisa, dan kiat-kiatnya apa. Jadi lebih ke sharing soal tulisan kita sendiri-sendiri. 

Event apa? 

Lomba nulis, workshop dan pelatihan nulis untuk internal. Kalau eksternal biasanya lebih ke untuk anak-anak.

dok. IDN Times

Eventnya sendiri setahun ada berapa kali?

Kami lagi ada ide untuk kerjasama sama sekolah lagi, sih. Antara Desember atau Januari. Yang dibarengi sama lomba nulis juga. Nanti kalo di sekolah itu workshop nulis. Kalau gak SMP ya SMA. Sejauh ini kami belum ke kampus, sih. Baru ke sekolah saja. 

Kamu sendiri gabung di FAM Surabaya sejak kapan dan kenapa? 

Aku sejak tahun 2013. Alasannya ya karena asik aja, sih. Sudah nyambung sama teman-teman di sini. Terus juga dapat banyak pengalaman dan bisa menyalurkan hobi aku yang memang dari awal sukanya nulis. Jadi aku kayak menemukan tempat yang tepat karena bergabung di FAM.  

Koordinasi saat eventnya biasanya gimana? 

Kami akan ketemu tiga atau dua bulan sebelum event sih. Biasanya kami cari weekend. Sisanya kami koordinasi lewat online, apa-apa yang butuh disampaikan atau apa yang diperlukan, dibicarakan di situ.

dok. IDN Times

Baca Juga: Komunitas Cosura: Penyaluran Hobi yang Bisa Jadi Lahan Pekerjaan

dok. IDN Times

Sampai sekarang, FAM Surabaya ada berapa anggotanya?

Ada sekitar 30an orang yang di sini. 

Rentang usia anggotanya? 

Sekitar 18-50 tahun. 

Cara ikutan komunitas FAM ini gimana? 

Tinggal kontak aku aja, atau ketuanya, Kak Yudha. Kan kami ada kartu anggota juga kan. Jadi kalau memang mau gabung dan berminat, nanti dapat kartu anggota. 

Berarti gak ada kualifikasi khusus ya untuk ikut FAM? 

Kalau kami sih gak ada. Karena kami gak mau anggota itu merasa terpaksa. Lebih ke yang fun dan happy. Menurutku komunitas ya buat happy-happy. Kalau harus terbeban dengan kualifikasi atau syarat tertentu nanti takutnya malah gak enjoy.

Nah, kamu sendiri alasan setia di FAM apa?

Aku sendiri karena melihat FAM gak ada kekangan apa pun. Jadi murni karena aku yang mau dan tidak dituntut ini itu. Kalau ada kekangan, bisa jadi nanti aku yang males. Selain itu semisi juga sama aku kan. Aku suka nulis dan FAM komunitas nulis yang bisa dibilang seatled. Dan dari FAM aku bisa kenal banyak orang, bisa mengadakan acara-acara yang gak pernah aku bayangkan. Jadi ya, aku bertahan sampai sekarang.  

Bisa diceritain gak event paling menyenangkan buat kamu itu apa dan kapan? 

Waktu itu kami mengadakan launching 4 buku yang ditulis sama anak-anak FAM Surabaya, November 2017. Itu menurutku berkesan banget sih soalnya ikut bangga, kami bisa menulis bareng dan menghasilkan buku hasil karya sendiri. Di tahun ini buku itu sudah diadakan bedah bukunya. Itu seru, sih.

dok. IDN Times

Baca Juga: Komunitas Ruang Kita: Mengulik Cerita dari Perjalanan Sang Inspirator

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya