TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Simpel Membedakan Perilaku Boros dengan Self-Reward

Sudah tahu perbedaannya?

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Olya Kobruseva)

Akhir-akhir ini banyak orang yang menutupi perilaku borosnya dengan istilah self-reward. Padahal, kedua hal semacam itu jika dilihat secara lebih lanjut memiliki artian yang berbeda. Self-reward itu berarti memberikan penghargaan kepada diri sendiri setelah menggapai sesuatu.

Sementara, perilaku boros merupakan tindakan membeli sesuatu secara berlebihan dengan tujuan mendapatkan kebahagiaan sesaat. Di samping kedua istilah tersebut, ada beberapa cara yang bisa membantumu untuk membedakan perilaku boros dengan self-reward. Simak pembahasan berikut ini agar kamu bisa belajar.

1. Kamu tidak akan memikirkan dampak jangka panjang jika berperilaku boros

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Seseorang yang berperilaku boros itu tidak pernah memikirkan dampak jangka panjang perihal kondisi finansialnya. Orang semacam itu cenderung asal beli tanpa melihat bagaimana keadaan keuangan yang ada di dalam kantongnya.

Berbeda dengan seseorang yang memberikan self-reward, pasti ada alokasi dananya sendiri. Hal semacam ini sebenarnya wajib dilakukan sebab kondisi keuangan merupakan sesuatu yang bisa memberikan pengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup sehari-hari.

Baca Juga: Awas Kedok Self-Reward, Kontrol Keuangan dengan 5 Cara Ini 

2. Memberi self-reward itu intensitasnya tidak terlalu sering

ilustrasi berbelanja (pexels.com/cottonbro)

Kamu harus tahu bahwa self-reward itu sifatnya tidak terlalu sering. Biasanya, hal ini akan dilakukan perbulan atau beberapa waktu tertentu saja. Namun, jika kamu membeli barang secara sering, bisa dikatakan bahwa hal ini merupakan perilaku boros berkedok self-reward,

Hal ini biasanya malah akan membuat uangmu cepat habis. Maka dari itu, mulai sekarang cobalah untuk lebih bijak dalam membedakan self-reward dengan boros. Jika ingin membeli sesuatu, jangan lakukan hal semacam ini terlalu sering biar kondisi keuanganmu stabil.

3. Self-reward itu dilandasi perasaan ingin mengapresiasi diri sendiri

ilustrasi berhasil (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pada dasarnya, self-reward itu dilandasi oleh rasa ingin mengapresiasi diri sendiri. Biasanya, kamu bakal memberikan penghargaan kepada diri sendiri setelah berhasil mencapai sebuah tujuan. Hal semacam ini memang patut dikatakan sebagai self-reward.

Namun, tujuan yang dimaksud di sini itu bukanlah hal sepele. Kamu harus memberikan apresiasi berupa barang atau hal keinginan jika telah sukses menorehkan goals yang sifatnya susah digapai. Apakah kamu masih sering memberikan self-reward terhadap pencapaian sepele?

4. Perilaku boros itu lebih cenderung dilakukan dengan tanpa batasan

ilustrasi berbelanja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kamu harus tahu bahwa perilaku boros itu cenderung dilakukan dengan tanpa batasan. Jika kamu sering berbelanja barang lagi dan lagi, hal ini boleh dikatakan sebagai perilaku boros. Jangan menggunakan istilah self-reward sebab hal tersebut sejatinya bisa dibatasi.

Self-reward itu diberikan ketika seseorang benar-benar ingin mengapresiasi diri sendiri. Lagipula, menggapai sebuah pencapaian itu tidak mungkin akan sering dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Maka dari itu, kamu wajib mengubah pola pikir tersebut.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Self-Reward Hemat yang Bisa Dilakukan di Rumah

Verified Writer

Hamas Nurhan R T

Find me on instagram as @hamasnurhan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya