TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IWF 2020: 5 Tantangan Wisnu-Ega saat Menulis Rahasia Soeratmi 

Proses kreatif yang sangat mengesankan! #IWF2020

youtube.com/IDN Times

Rahasia Soeratmi merupakan novel kedua dari Trilogi Rahasia yang ditulis oleh Wisnu Suryaning Adji dan Brilliant Yotenega. Novel ini merupakan lanjutan dari Rahasia Salinem, meski dengan isi cerita, dan teknik penulisan yang berbeda. Dijelaskan Brilliant Yotenega atau biasa dipangil Ega, di Rahasia Soeratmi ini tokoh bernama Soeratmi memegang kunci menyampaikan pesan penting dalam cerita.

Namun ada yang menarik dari kedua penulis saat menggarap novel ini. Salah satunya adalah dalam seri kedua hanya nama Wisnu saja yang tercantum di nama penulis Rahasia Soeratmi. Sedangkan Ega mengakui bahwa dirinya tidak melibatkan diri secara langsung, tapi tetap memberikan berbagai bantuan dan menjadi partner bagi Wisnu.

Kedua penulis mengatakan ada tantangan besar dalam penulisan buku ini sehingga Ega memilih memberikan tanggung jawab sepenuhnya pada Wisnu. Namun bisa dibilang buku ini tetap merupakan kerja kolaboratif antara dua penulis, meski dengan porsi yang berbeda.

Nah, mau tahu apa saja tantangan tersulit mereka selama proses kreatif penulisan Rahasia Soeratmi? Simak ulasannya berikut.

1. Menghindari bias gender dalam unsur cerita bukanlah hal yang mudah 

youtube.com/IDN Times

Sebuah tulisan yang baik harus mampu menjelaskan secara objektif tanpa adanya bias pemaknaan.

Diakui Wisnu salah satu tantangannya dalam menulis Rahasia Soeratmi adalah bias gender yang kemungkinan bisa saja terjadi. Dirinya perlu menghindari mansplaining karena sebagai penulis laki-laki dirinya menggunakan tokoh perempuan dalam cerita. Sehingga Wisnu harus bisa memposisikan diri dengan sudut pandang, atau perasaan seorang perempuan, meski tetap dengan gaya penulisannya sendiri.

Salah satu tips yang diberikan Wisnu adalah dengan menguji premis, atau struktur kalimat agar sesuai logika. Sebuah kalimat dapat terhindar dari bias jika struktur kalimat selaras atau tidak bertolakbelakang dari makna aslinya. Gak heran Wisnu membutuhkan waktu yang cukup lama hanya untuk membolak-balik setiap kalimat atau premis agar makna yang disampaikan objektif. 

Baca Juga: IWF 2020: Ternyata Ini 5 Sebab Sepele Editor Ogah Publish Artikelmu! 

2. Kendala saat menuliskan dua plot yang berbeda, pada dua zaman yang berbeda 

youtube.com/IDN Times

Plot atau rangkaian cerita dalam novel ini sangat menarik dan menantang. Bahkan Wisnu mengakui kewalahan ketika menuliskan dua plot cerita agar saling runtut dan tidak tumpang tindih.

Dalam novel ini Wisnu menggunakan dua sudut pandang protagonis yang dijelaskan secara naratif, yang pertama Soeratmi merupakan tokoh yang berada di zaman 1930-an. Dan yang kedua Kirana, cucu Soeratmi yang hidup di zaman sekarang.

Dirinya mengatakan bahwa membuat setting dan plot dalam cerita justru lebih sulit ketimbang membentuk karakter tokoh. Setting dan plot harus ditulis dengan hati-hati agar antara dua sudut pandang cerita tetap memiliki keterkaitan. Untuk soal karakter, bagi Wisnu ketika setting dan plot dituliskan dengan baik maka karakter tokoh akan terbentuk dengan sendirinya. Jadi karakter tersebut tercermin dari tindakan tokoh dalam cerita.

3. Mengangkat pesan tentang peran perempuan dalam menghadapi perubahan zaman

youtube.com/IDN Times

Pesan dalam sebuah tulisan sangatlah penting dipertimbangkan. Di awal Ega menjelaskan jika dalam setiap buku dari Trilogi Rahasia, mempunyai pesan yang berbeda-beda.

Nah, dalam Rahasia Soeratmi ini keduanya berencana mengangkat pesan tentang peran perempuan dalam menghadapi perubahan zaman yang problematis. Ber-setting  di dua zaman dengan dua tokoh berbeda (di tahun 1930-an dan zaman sekarang) Wisnu mencoba menjelaskan pesan secara dialektis.

Wisnu ingin menunjukkan bahwa apa yang kita rasakan atau alami saat ini sebenarnya, adalah buah pikiran atas apa yang terjadi di masa lampau. Meskipun saat ini kita secara tidak sadar merasakan perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan pada zaman dahulu, namun sebenarnya ada pengaruh besar di dalamnya. Terutama perjuangan Soeratmi untuk generasi perempuan setelahnya. Pesan semacam ini yang coba diberikan dalam Rahasia Soeratmi.

4. Novel fiksi yang berlatar sejarah di Jawa dengan karakter tokoh yang kuat 

youtube.com/IDN Times

Meski termasuk novel bergenre fiksi, sebagian isi novel menggambarkan keadaan Jawa saat masa kolonial. Wisnu memamaparkan bagaimana kondisi Jawa tepatnya di Surakarta pada saat itu ketika diskriminasi antara Bumiputera dan orang Belanda yang penuh ketidakadilan.

Penulis mencoba menceritakan kondisi sedetail mungkin tentang apa yang terjadi waktu itu agar isi cerita bisa relevan. Mulai dari pakaian, masakan, gaya hidup hingga budaya, dan latar tempat pada waktu itu. Detail ini sangat penting dalam mendukung karakter tokoh, menurut Wisnu.

Karakter Soeratmi dalam novel ini digambarkan sosok yang melawan zaman tersebut. Dirinya mengungkapkan jika pada zaman Soeratmi kebebasan berpikir dan berpendapat seorang perempuan benar-benar dibungkam. Namun Soeratmi yang berpikiran progresif ingin mendobrak zaman yang mengekangnya. Secara tidak langsung tindakan dan perjuangan Soeratmi pada zaman dahulu, merupakan pondasi karakter seorang tokoh bernama Kirana di masa sekarang.

Baca Juga: IWF 2020: 5 Tips Nulis Artikel yang Viral dan Berkualitas, Anti Hoaks!

Verified Writer

thariq bintoro

Member IDN Times Community ini sudah tidak malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya