TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Peribahasa Urang Banjar, Bekal Jalani Kehidupan agar Lebih Baik

Sebagai pengingat dalam bertindak dan berperilaku #LokalIDN

ilustrasi nasihat baik (pexels.com/Elly Fairytale)

Peribahasa telah menyatu dalam diri tanpa disadari banyak orang. Perilaku serta tindakan menjadi sesuatu yang berkonotasi dalam peribahasa karena selalu mengajarkan manusia untuk mengambil hikmahnya dan membedakan mana yang berfaedah atau tidak.

Dalam artikel berikut ada beberapa peribahasa Banjar yang bisa kamu jadikan pedoman untuk menjalani kehidupan. Yuk, simak ulasannya!

1. Jangan temakan tulang kuitan

Ilustrasi ayah dan anak (Unsplash.com/@cdc)

Artinnya: Seorang anak jangan menyakiti orangtua yang telah bersusah payah mencari nafkah dan membesarnya atau jangan dibalas dengan sikap tak tahu budi.

Sebagai anak, kita harus berbakti terhadap orangtua. Peran mereka sangat penting dalam kehidupanmu selama ini. Ibu yang selalu ada saat pertumbuh kembangmu, sebagai teman, guru madrasah pertama dalam mendidik, dan masih hal lainnya. Sedangkan, ayah mencari nafkah untuk kebutuhan hidup yang layak dan sehari-hari terhadap anak-anak dan istrinya. 

Dari pengorbanan mereka, kamu tahu semua hal yang ditempuh selama ini bukan hal yang mudah. Pasti banyak hal yang berliku dan menyesakan. Setidaknya berbaktilah dan hormat terhadap orangtua karena tanpa mereka apalah artinya kehidupan.

Baca Juga: 6 Peribahasa Banjar Ini Bersarat Sindiran, Tahu Muha Badak?

2. Cacing gen amun dijajah maigut

Ilustrasi seorang teman bercakap (Unsplash.com/Priscillaadu)

Artinnya: Sesabar-sabarnya manusia bila sering diinjak pasti akan melawan.

Manusia bukanlah makhluk sempurna sebab dia penuh dengan hal positif dan negetif. Dari hal itu kita dapat disimpulkan bahwa bagaimana mindset dan mental mempengaruhi setiap perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika sering berbuat perilaku baik dalam kehidupan dan mengelola emosi secara maksimal, kamu bisa melalui setiap gunjingan orang dengan baik. Jika tidak dapat menerima akan menimbulkan kegaduhan.

Lalu, bagaimana mengelola emosi dengan baik? Dilansir Healthline, pertama bermeditasi untuk mengenal dirimu lebih dalam. Kedua, buat jurnal untuk suasana hatimu sehingga kamu lebih mudah dalam mengekspresikan perasaan. Ketiga, lihat dampak dari emosi yang kamu timbulkan.

Mengelola emosional bertujuan untuk regulasi bukan represi. 

3. Dalasan balangsar dada

Ilustrasi lulus kuliah (unsplash.com/@napr0tiv)

Artinnya: Ditunjuk kepada sesorang yang pekerja keras habis-habisan, meskipun harus berjalan dengan tiarap menggunakan dada.

Dalam peribahasa di atas, tersirat kisah orang pekerja keras dengan totalitas untuk menggapai impiannya meskipu jalan tak mudah. Semangat juang dalam peribahasa sangat dalam terutama untuk anak muda yang punya ambisi, kreativitas, dan kecerdasan intelektual dalam mencapai impian; asalkan ada niat pasti ada jalan dalam menggapai semua dan jangan lupa berdoa kepada sang pemilik takdir. 

4. Tarasa manis ditaguk, tarasa pahit diluak

Ilustrasi pria dan wanita berbicara (Unsplash.com/eliottrey)

Artinya: Terasa manis ditelan, terasa pahit dimuntahkan.

Maksudnya, bila orang memberi nasihat dengarkan saja. Apabila nasihat buruk jangan kamu terapkan. Namun jika nasihat baik, maka implementasikan. Setidak kamu paham mana yang berfaedah dan mudarat untukmu. Semua kembali lagi bagaimana cara perspektifmu memandang.

Baca Juga: 5 Peribahasa Ini Pakai Kata Laut, Maknanya Luas dan Dalam!

Verified Writer

Siti Aminah

Find me on Instagram as @aminahkhanzaa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya