TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peluncuran Buku 'Kisah Kebaya', Karya Didiet Maulana untuk Anak Bangsa

#IDNTimesLife buku ini dibuat dengan waktu riset 6 tahun

instagram.com/kisahkebayabydm

Desainer asal Indonesia, Didiet Maulana, baru saja meluncurkan buku berjudul "Kisah Kebaya". Dalam acara konferensi pers virtual yang digelar pada Senin (18/1/2021), Didiet menceritakan proses pembuatan bukunya.

"Saya ingin perayaan ulang tahun saya jadi momen membagikan hasil karya ini. Prosesnya gak sebentar, memakan waktu 6 tahun riset dan 1,5 tahun dibuat," tuturnya. Berikut telah IDN Times rangkum poin-poin penting dari buku "Kisah Kebaya". Simak baik-baik, ya!

1. Perjalanan riset buku "Kisah Kebaya" dimulai pada tahun 2012

Peluncuran buku "Kisah Kebaya" dari Didiet Maulana pada Senin (18/1/2021). IDN Times/Tyas Hanina.

Proses penelitian buku ini dimulai pada tahun 2012. Saat itu, Didiet ingin mencari referensi kebaya yang lengkap dan ia mendapatkannya dari berbagai macam sumber yang terpisah.

"Akhirnya, aku kumpulkan supaya aku bisa belajar apa sih kebaya itu dan menyusuri kisahnya yang juga menarik untuk dibahas," bebernya.

Buku yang peluncurannya bertepatan dengan hari ulang tahun Didiet ini, memakan waktu riset selama 6 tahun. Berbekal dari itu, pria berkacamata ini ingin menyalurkan informasi, wawasan, dan ilmu yang ia serap melalui buku.

Selain menelusuri banyak toko buku, Didiet juga membaca referensi manuskrip kuno. Hal ini juga dituturkan oleh Nanny Hadi Tjahjanto sebagai Ketua Dharma Pertiwi dan Wakil Ketua Harian 2 Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional).

Nanny mengatakan, "Bersumber dari referensi manuksrip-manuskrip kuno yang tersimpan di Biotek Mangkunegaran Solo, saya yakin buku ini jadi inspirasi bagi kita semua."

"Semoga ini bisa jadi bisa jadi perpanjangan tangan dari semua sumber yang pernah saya interview. Agar kebaya tidak ekslusif, yang hanya bisa dihasilkan oleh fashion designer. Tapi, kebaya adalah milik semua dan semua orang bisa punya kebaya," papar Didiet.

Bagi Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Indonesia, kebaya bukan hanya sebuah busana saja. "Kebaya juga menggambarkan sebuah perjalanan kultural dan merupakan buah pikiran dari perempuan Indonesia," ujarnya.

2. Kenangan indah tentang sang nenek yang selalu anggun dalam busana kebaya, menjadi inspirasi utama Didiet

instagram.com/kisahkebayabydm

Salah satu sumber inspirasi utama Didiet dalam membuat buku ini adalah memori indahnya tentang sang nenek yang selalu memakai kebaya. Ia juga menceritakan kisah unik di balik busana kebaya tersebut.

"Eyang Putri membantu para pahlawan di Solo dengan diperbantukan di rumah sakit. Ia mengumpulkan selendang dan mengikat luka para pahlawan dengan kain itu," ujarnya sambil tersenyum.

Selain untuk mengabadikan kenangan itu, Didiet ingin mendedikasikan buku ini agar khazanah literasi tentang kebaya, semakin lengkap di Indonesia. Baginya, ada banyak cerita sejarah yang menarik untuk dibahas, termasuk bagaimana faktor akulturasi budaya pada busana kebaya.

"Indonesia punya garis pantai yang luas sehingga banyak interaksi dengan budaya asing," ujar sosok yang kala itu mengenakan kemeja batik. Interaksi tersebut juga memengaruhi budaya berpakaian di Tanah Air.

Didiet menambahkan, "Ada pula yang berpendapat bahwa kebaya adalah pencampuran budaya bangsa Arab, India, dan Tiongkok di masa lalu."

Sejarah panjang dari busana tradisional ini, ingin Didiet populerkan kembali. Menurutnya, dengan membiasakan diri mengenakan kebaya dalam berbagai kesempatan, maka generasi muda juga akan tertarik memakainya.

"Semakin banyak yang memopulerkannya, semakin terbiasa mata melihat, maka akan semakin kita merasa kebaya itu relevan dengan kita," ungkapnya. Hal ini bisa dimulai dari kebaya modifikasi yang simpel dan informasi cara pemakaian kain yang dimuat di bukunya.

Baca Juga: Bawa Koleksi Kain Ikat ke London, Didiet Maulana Harumkan Indonesia

3. Ada empat bagian utama di buku "Kisah Kebaya"

instagram.com/kisahkebayabydm

Terdapat empat bagian utama dari buku "Kisah Kebaya". Yang pertama adalah 'Kebaya Berbudaya'. Dalam chapter tersebut, pria dengan 197ribu pengikut ini, menceritakan apa saja budaya yang turut memengaruhi perkembangan kebaya.

Kemudian, Didiet juga membahas hal-hal teknis di bab kedua yang berjudul 'Kebaya Bergerak dalam Era'. Pada bagian tersebut, ia memuat langkah-langkah pembuatan pola sampai penjahitan kebaya yang bisa dijadikan pakem oleh para pengrajin busana.

Di bagian ketiga dan keempat, dirinya menuangkan kisah personalnya. Mulai dari eksplorasi kebaya buatannya hingga kisah-kisah menarik di baliknya.

"Buku ini berisi tentang susur galur kebaya. Budaya apa saja yang berpengaruh untuk kebaya. Kemudian ada bab tentang cara pembuatan kebaya, pola kebaya, sampai cara pake kemben," tutur pemilik merek IKAT Indonesia tersebut.

Selain menceritakan tentang kebaya, Didiet juga memuat beberapa busana tradisional tanah air lainnya. Seperti baju kurung, baju bodo, dan baju labbu. Informasi ini juga dilengkapi dengan peta persebaran busana nasional Indonesia di dalam buku.

Agar pembaca semakin cakap mengenakan kebaya, desainer paruh baya ini juga membagikan tips padu padan aksesori yang tepat dan menyelaraskan warna kebaya. Ia pun melampirkan contoh bahan yang cocok dikombinasikan dengan kebaya. Mulai dari yang paling umum seperti brokat, hingga bahan yang modern seperti chiffon dan beludru.

Ia mengungkapkan, "Satu tampilan kebaya bisa punya banyak makna. Diberikan aksesori seperti bunga, bukan cuma terlihat 'hidup' tapi dia juga mewangi. Ada panca indera lain yang bisa menerimanya dengan lebih holistik lagi."

4. Selain membahas sisi historis dan teknis, Didiet juga menyinggung sisi ekonomis dari industri kebaya di Indonesia

instagram.com/kisahkebayabydm

"Saya sudah lama mengamati perjalanan Didiet di dunia tata busana. Salah satunya adalah kebaya dan dedikasinya terhadap pengrajin kain di berbagai daerah," tutur Siti Gretiani, Editorial Manager Gramedia Pustaka Utama.

Bagi Didiet, perkembangan mode kebaya bisa memengaruhi banyak sektor ekonomi lainnya. "Melalui kebaya, ada banyak sekali industri yang bisa terbantu. Dari teman-teman pembatik, penenun, pengrajin aksesori, pengrajin sepatu, sampai pengrajin tas," katanya.

Selain itu, Didiet berharap buku ini bisa membantu memberikan motivasi bagi generasi muda agar lebih mengeksplorasi kebaya. Hal itu diwujudkannya dengan bekerja sama dengan Kemendikbud agar buku ini bisa dijangkau oleh murid SMK jurusan Tata Busana.

Ia ingin kepopuleran kebaya di Tanah Air sama besarnya dengan kimono di Jepang. "Saat studi di Tokyo, sekolah fashion di sana ada pelajaran khusus tentang mengubah kimono, jadi sesuatu yang relevan dan bisa adaptasi sampai sekarang," tuturnya.

Menurutnya lagi, hal tersebut mengajarkannya bahwa modifikasi busana tradisional gak harus selalu kuno. Sebaliknya, busana tradisional juga bisa beradaptasi dengan keadaan di sekitar.

"Sejak merencanakan penerbitan buku ini, kami memang ingin buku ini akan beresonansi dengan generasi lebih muda. Mungkin terdengar utopis, tapi nothing too small to make a difference," tambah Siti Gretiani.

Baca Juga: "Jembatan Baru Didiet Maulana", Platform Belajar dan Berbagi Inspirasi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya