Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Rasa bosan dapat dirasakan oleh siapa saja dan dalam situasi apa saja. Tak perlu merasa rendah diri saat merasa bahwa hidup sedang berada di fase stagnan. Fase kehidupan membuat kita merasakan bagaimana rasanya saat berada di atas, atau sebaliknya, bagaimana pedihnya saat berada di bawah.
Hal yang harus digaris bawahi, fase roda kehidupan tersebut tidak berlaku selamanya, jadi sebaiknya jangan pernah merasa putus asa dan terpuruk berlebih saat apa yang kita inginkan belum sesuai ekspektasi. Simak sederet hal-hal yang dapat memicu mengapa hidup stagnan dan lambat dalam kemajuan, berikut ini.
1. Kamu ingin tahu jawabannya padahal belum mencoba
ilustrasi orang merasa stress (pixabay.com/1388843) Kebanyakan dari kita cenderung tidak sabaran akan sesuatu. Ketika akan mencoba hal-hal yang baru yang baru ditemui, seseorang selalu ingin tahu hasil atau jawabannya terlebih dahulu, padahal belum mencoba sama sekali. Belum ada action yang dilakukan, namun sudah menginginkan jawabannya. Padahal kita tak akan pernah tahu hasilnya jika tidak mencoba sendiri, karena hasil di setiap orang bisa saja berbeda. Seberapa besar dan pengorbanan yang kita beri akan sesuai dengan hasil yang akan kita dapatkan.
2. Melewatkan kesempatan
ilustrasi orang menatap luar jendela (pixabay.com/cocoparisienne) Melewatkan kesempatan adalah alasan ter-klasik penyebab kegagalan. Hal ini sebetulnya sudah sering dipikirkan oleh seseorang bahkan sebelum dirinya membuat keputusan. Namun sayangnya, masih banyak orang yang berujung menyesal karena tak mengambil kesempatan yang datang di depannya. Ada beragam alasan yang mendasari, seperti tidak sesuai dengan dirinya, menghindari risiko, hingga merasa insecure atau tidak bisa do the best dalam bidang tersebut. Perencanaan memang penting, namun jangan sampai planning kita justru menjadi batasan penghalang untuk mengeksplor diri kita sendiri.
Baca Juga: 5 Risiko Kecelakaan yang Rentan Terjadi di Dapur, Wajib Berhati-hati!
3. Terlalu lama berpikir
ilustrasi duduk di tepi pantai (pixabay.com/Free-Photos) Masih suka membutuhkan waktu lama untuk berpikir sebelum action? Sebaiknya segera benahi kebiasaan tersebut, ya. Setiap orang memang harus memiliki pemikiran atau planning sebagai panduan dalam melangkah. Namun jika kamu selalu butuh waktu lama, bisa-bisa kamu akan melewatkan kesempatan, nih. Inilah pentingnya untuk kita jangan sampai overthinking pada sesuatu yang bahkan belum dijalani. Sekritis apapun, tidak ada jaminan jalan yang akan dilalui bakal selalu mulus sesuai prediksi. Overthinking akan membuatmu skeptis dan takut untuk melangkah, termasuk ketika peluang datang menghampiri.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Tidak berani mengambil risiko
ilustrasi wanita di muka umum (pixabay.com/Surprising_Shots) Risiko yang dinilai besar sering menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Padahal besar kecilnya risiko akan berbanding lurus dengan pencapaian yang akan dihasilkan. Semakin besar risiko yang diambil tentu hasil yang didapat akan semakin besar. Jangan takut untuk mengambil risiko selama kamu memiliki skill dan kemampuan mumpuni. Risiko juga bisa menjadi tolak ukur kemampuan dan kekuatan dalam diri. Kepercayaan diri harus dipupuk sebelum mencoba hal baru yang mungkin akan mendatangkan perubahan.
5. Terlena dengan zona nyaman
ilustrasi orang bekerja (pixabay.com/Free-Photos) Hati-hati ya, zona nyaman dapat menjebak seorang individu berada dalam titik stagnansi, lho. Nyamannya seseorang akan posisi atau situasi tertentu, membuat mereka beranggapan telah selesai dalam mencapai tujuan. Padahal bisa saja, karir yang saat ini kamu tekuni bukanlah akhir atau tujuan kamu yang sebenarnya. Jika kamu mau untuk terus bereksplorasi, bukan tidak mungkin kamu bisa melampaui batas yang semula tak pernah terpikirkan olehmu. Hal yang perlu diingat adalah zona nyaman tidak selalu menjadi akhir.
Baca Juga: 5 Persepsi Salah Ini Kerap Membuat Hidup Jadi Stagnan
