TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jangan Narsis, Cintai Dirimu Sewajarnya dengan 5 Langkah Ini

Cintai dirimu, bukan egomu!

pixabay/free-photos

Di zaman dengan, standar penampilan sangat tinggi, mulai dari hidung mancung, alis tebal, kulit mulus, dan standar kecantikan lain yang nyaris tak masuk akal bertebaran di berbagai lapisan kehidupan. Banyak dari kita rela merogoh kocek dalam-dalam demi memenuhi standar yang dibuat oleh kehidupan sosial.

Namun, apakah hal tersebut membuatmu lebih mencintai diri sendiri? Jika memang ya, silakan lakukan itu. Jika hanya untuk memenuhi standar orang lain, sebaiknya urungkan niatmu. Untuk itu, penting untuk mencintai dirimu sendiri, namun tetap jangan berlebihan. Ini lima bentuk self-love tanpa harus menjadi pribadi yang narsis.

1. Cintai dirimu, bukan membiarkan ego menguasaimu!

pixabay/radu_floryn22

Membahagiakan diri sendiri juga merupakan wujud self-love, ya! Apa saja hal-hal yang membuatmu bahagia? Jika kamu sudah menemukan jawabannya, segera lakukanlah! Namun, ingat, cari hal-hal yang benar-benar membuatmu bahagia. Jangan hanya menuruti ego sesaat. Coba tanyakan pada dirimu, apa yang sesungguhnya kamu inginkan, sih?

Kamu berhak melakukan apa yang kamu suka. Semua pribadi di dunia ini berhak bahagia dengan caranya masing-masing. Namun, keinginan sesaat untuk mendapatkan sesuatu belum tentu membawa kebahagiaan bagimu.

Menyenangkan diri itu perlu, tapi jangan pernah menuruti kesenangan sesaat. Kadang, kita masih sulit membedakan apa yang sungguh kita inginkan atau hanya obsesi mendapatkan sesuatu karena ego. Kamu harus belajar untuk lebih memahami dirimu. Jangan sampai kamu terjebak oleh obsesi dan justru tidak mendapatkan kebahagiaan yang kamu mau.

Baca Juga: 5 Tingkah Pria Narsis dalam Suatu Hubungan, Jangan Tertipu

2. Mencintaimu dirimu, tapi jangan menyakiti orang di sekitarmu

pixabay/goodinteractive

Seperti yang sudah dibahas di poin sebelumnya, kamu berhak melakukan hal yang membuat kamu bahagia. Lakukan apa saja, asal kamu memiliki batasan yang tak melanggar aturan hukum, norma, agama, atau aturan lain yang kamu anut.

Namun, ingat, ada satu batasan yang harus kamu pegang teguh: bahagiakanlah dirimu, tapi jangan pernah renggut kebahagiaan orang lain!

Sudah bukan rahasia lagi, banyak orang bertindak semena-mena demi sebuah kesenangan hingga mereka lupa bahwa ada hati yang telah mereka sakiti. Kita ambil contoh saja yang sering wara-wiri menjadi thread di Twitter, yaitu kisah tentang pelakor.

Si pelaku bisa mendapatkan kebahagiaannya bersama orang yang ia idam-idamkan, lalu bagaimana dengan kekasihnya? Tentu saja mereka menjadi pihak paling tersakiti. Kamu tentu tidak ingin berada di posisi si korban, 'kan? Jadi, sebelum melakukan sesuatu, tempatkanlah dirimu di posisinya. Apakah kamu mau jika diperlukan seperti itu?

3. Menonjolkan diri seperlunya agar diakui, bukan untuk ajang pamer diri

pixabay/free-photos

Kamu suka tampil di depan umum? Atau kamu suka jika orang lain memuji kehebatanmu? Itu bukan hal yang salah. Secara tidak sadar, kamu kadang ingin terlihat hebat di depan orang-orang.

Wajar saja karena setiap orang memang perlu pengakuan, entah itu di lingkungan kerja, keluarga, atau sekolah. Mendapat pengakuan bisa membangun kepercayaan diri seseorang. 

Sesekali, ada di antara kita yang suka mengepos di sosial media. Beberapa orang melakukannya sebagai tempat berbagi kenangan. Beberapa lagi melakukannya agar terlihat hebat di mata orang lain. Boleh saja, lagi pula itu akun milikmu.

Sayangnya, beberapa orang melakukannya sebagai ajang pamer. Bahkan, tak jarang orang merekayasa agar tampak hebat, namun kenyataan di kehidupan nyata tidak seperti apa yang ada di media sosialnya. Bahkan, beberapa rela memaksa diri mengikuti tren yang sebenarnya tidak lebih penting dari kebutuhan lainnya.

Kenapa tidak berusaha menjadi diri sendiri saja? Dengan melakukan itu, mereka juga turut membohongi diri mereka sendiri. Mereka mungkin saja mendapatkan kepuasan sesaat dari pujian atau pandangan kagum dari orang lain, tapi itu, 'kan, hanya sebuah rekayasa?

Bukan pencapaian yang mereka peroleh secara nyata di kehidupan mereka. Lantas, apa gunanya?

4. Membanggakan diri, tapi jangan pernah kamu menyepelekan orang lain!

pixabay/free-photos

Bangga akan segala prestasi yang telah kamu raih ialah bentuk cintamu pada dirimu. Berikan apresiasi setinggi-tingginya pada dirimu yang telah berjuang tanpa henti. Tunjukkan pada dunia bahwa kamu merupakan sosok yang patut dibanggakan.

Bangga merupakan kata yang layak disematkan setelah kerja keras yang telah kamu lalui selama ini. Namun, orang-orang yang tak seberhasil dirimu tak berarti mereka malas. Kamu mungkin saja punya hak istimewa yang tak dimiliki orang lain. Berhentilah menjadi sosok yang suka menghakimi, apalagi menyepelekan orang lain.

Ambil contoh saja kawan seperkuliahanmu. Dia masuk bersamaan denganmu. Kalian satu angkatan, tapi dia lulus dua tahun lebih lama darimu. Belum tentu dia orang yang malas, justru bisa saja dia orang yang bekerja keras karena harus bekerja sambil kuliah.

Dia harus membagi waktu sehingga kuliahnya pun keteteran. Berbeda dengan kamu yang mungkin lebih beruntung memiliki orangtua yang siap membiayaimu. Terlepas dari apa pun keberhasilanmu, kamu tidak berhak memandang rendah orang lain!

Baca Juga: Ingat 5 Pesan Ini Agar Kamu Gak Tergolong Pribadi yang Narsis  

Writer

Yoshi Yosea

Hobi ngehalu, seorang pecandu susu dan keju.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya