5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Virus Kebencian di Media Sosial

Sudah mulai kesal, muak dengan perang kebencian di media sosial? Mungkin cara ini bisa dilakukan.

Media sosial semakin tidak asik, jadi arena tanding tidak sehat, dan ajang umbar kebencian. Semakin banyak orang yang lakunya melebihi tim sukses dari kelompok politik tertentu. Sana bilang sini jelek, situ serang sana, sini ejek situ. Persoalan politik melebar ke ranah agama, yang paling sensitif dan sangat mudah diprovokasi. Banyak yang semakin lupa mereka sama-sama Indonesia. Mereka menganggap perbedaan pandangan harus disikapi dengan saling serang.

Serangannya pun macam-macam, ada yang menyerang langsung kepada salah satu calon, atau kepada tokoh tertentu, ada juga yang saling serang antar pendukung calon, dan ada juga yang menyerang dengan cara tidak menyebut nama atau no mention. Serangan no mention ini terkadang bias, dimana orang-orang yang merasa tersinggung bisa menganggap bahwa dirinya yang diserang.

Seperti virus, hawa panas terus menyebar, karena tidak ada dinding yang bisa mengurung jaringan media sosial. Tapi bukan berarti kita tidak bisa melindungi diri kita sendiri dari itu semua. Bahkan upaya melindungi diri sendiri yang kita lakukan bisa memperlambat penyebaran virus kebencian tersebut atau mungkin menghentikannya. Berikut ada beberapa upaya yang mungkin bisa melindung diri sendiri, ataupun bermanfaat bagi orang lain.

Stop Mengomentari Agama Orang Lain

5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Virus Kebencian di Media Sosialhttps://kindredmag.com

Karena nuansa politik yang ada sekarang banyak menyeret hal-hal yang berbau agama, sebaiknya hindari mengomentari apalagi menafsirkan agama orang lain. Mengomentari agama sendiri saja kita bisa salah dan mungkin menyinggung orang yang seagama dengan kita, apalagi kalau kita mengomentari agama yang berbeda dengan diri sendiri. Lagipula ajaran agama itu lebih baik diamalkan ketimbang dijadikan bahan perdebatan.

Mendukung Tapi Tidak Menyerang

5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Virus Kebencian di Media Sosialshutterstock.com

Saat mendukung seorang calon pemimpin yang akan menjabat secara politis, bijaklah dalam memberikan dukungan. Mari sama-sama membantu menghentikan penyebaran kebencian di media sosial dengan tidak membuat postingan (termasuk merepost) kata-kata, foto, video atau konten apapun yang isinya cibiran, mengolok, maupun menjelekkan calon lain atau tokoh tertentu.

Terlebih jika cibiran tersebut tidak ada hubungannya dengan visi, misi dan program kerja yang bersangkutan. Silakan mendukung dengan mengutarakan, atau kalau bisa memaparkan hal-hal positif dari calon jagoan kita. Cukup sampai di situ, jangan menyerang calon lain dengan memaparkan hal buruk tentang calon lain atau jangan juga menyerang pendukungnya. Jika itu tetap dilakukan, kita mulai memupuk kebencian dari para pendukung orang yang kita serang.

Jangan Balas Kebencian dengan Kebencian

5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Virus Kebencian di Media Sosialtheodysseyonline.com
dm-player

Meski kita tidak mencibir dan menjelekkan calon lain, sangat mungkin calon yang kita dukung atau kita sukai justru mendapat serangan dengan segala macam cara. Menyikapi situasi seperti itu, sangat bijak jika kita bisa meredam sendiri kemarahan kita dan tidak membalas dengan komentar atau status, atau konten tandingan dalam bentuk apapun yang sifatnya menyerang balik.

Jika ingin membela, ya balik lagi pada poin pertama, silakan utarakan dan paparkan hal positif dari calon jagoan kita, cukup sampai di situ saja. Lagipula pembelaan yang paling tepat saat ini sih ya coblos atau pilih saja calon jagoan kita.

Sebagai manusia normal, sangat sulit untuk tetap tenang ketika tokoh politik idola kita, atau tokoh panutan kita diserang. Begitu juga kalau yang diserang atau dijelek-jelekkan adalah agama atau keyakinan kita. Marah, jengkel dan ingin membalas adalah reaksi wajar sebagai manusia. Tapi percayalah pembalasan yang kita lakukan akan membuat virus kebencian semakin membesar dan terus membesar.

Dalam situasi seperti saat ini, menghentikan kebencian dapat dilakukan dengan mengabaikan kebencian yang datang. Bagaimanapun merespon kebencian dengan kebencian berarti kita mengizinkan virus kebencian itu meracuni kita dan kemudian kita berusaha kembali meracuni orang lain dengan kebencian yang ada pada kita. Lagipula, membalas kebencian dengan kebaikan tentu baik bagi kita dan orang lain.

Stop Akses Media Sosial

5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Virus Kebencian di Media Sosialdesignersupnorth.com

Kalau ternyata kita bukan orang yang bisa mengabaikan kebencian begitu saja, dan kita tahu bahwa diri kita juga adalah orang bersumbu pendek, cepat merespon dan mungkin mudah tersinggung, ya ada baiknya berhenti dulu aktif atau log in di media sosial sampai semua ini berakhir. Banyak-banyak traveling ke luar kota, khususnya tempat-tempat yang susah sinyal, supaya minim akses dari dunia internet.

Jangan Lupa, Intropeksi Diri Sendiri Juga Penting

5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Virus Kebencian di Media Sosialhttp://keywordsuggest.org

Nah yang ini terakhir, tapi cukup penting. Nih ya, biasanya kalau orang traveling itu doyan banget sama yang namanya update lokasi ataupun update foto di media sosial mereka. Karena itu banyak orang berusaha mencari sinyal ataupun wi-fi supaya mereka bisa tetap terkoneksi dengan media sosial.

Nah tapi bagaimana jadinya kalau ternyata di lokasi traveling yang susah sinyal sekalipun kamu masih diganggu sama yang namanya virus kebencian? Di mana kamu resah dan masih berusaha nyari wi-fi untuk log in media sosial, bukan untuk posting sesuatu yang berhubungan sama liburan kamu, melainkan memeriksa postingan orang lain yang bernuansa kebencian, lalu kamu ikut komentar, juga buat postingan yang isinya berhubungan dengan kebencian.

Jika begitu kondisinya, sepertinya kamu harus instropeksi diri. Jangan-jangan kamu bukan korban virus kebencian, melainkan salah satu pelaku utama penyebaran. Sebaiknya kamu segera bertobat, sebelum kena azab “hilang saat berlibur.”

Anda M Photo Writer Anda M

Mencintai misteri sampai misteri itu tak lagi menjadi misteri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya