4 Seni Melatih Kepekaan terhadap Emosi Orang Lain 

Membantu memahami perasaan dengan lebih baik

Pernah tidak mengalami situasi ketika teman bercerita kemudian kamu memberikan nasihat, namun setelah itu menjadi canggung? Ini bisa menjadi tanda bahwa kamu kurang peka dengan perasaan orang lain. Kamu merasa memberikan nasihat yang membantu, namun justru memperburuk situasi. Kalimat seperti, “Jangan terlalu sensitif” atau “Kamu kurang tegas”, adalah contoh yang menandakan kamu tidak peka. Selain itu, masalah umum yang sering diabaikan adalah pentingnya komunikasi non-verbal, seperti bahasa tubuh saat mendengarkan cerita lawan bicara. 

Emosi manusia adalah hal kompleks yang sulit dipahami. Meskipun demikian, ada beberapa cara untuk melatih kepekaan kita terhadap emosi orang lain. Tidak hanya memperkuat hubungan dengan orang lain, melatih kepekaan membantu kita memahami perasaan manusia, termasuk diri sendiri. 

Baca Juga: 5 Cara Cerdas Menerima Penilaian Buruk Orang Lain, Gak Perlu Emosi!

1. Pahami diri sendiri sebelum memahami orang lain

4 Seni Melatih Kepekaan terhadap Emosi Orang Lain ilustrasi merenung (freepik.com/jcomp)

Langkah pertama dalam melatih kepekaan adalah memahami diri sendiri terlebih dahulu. Ini mencakup memahami suasana hati, bagaimana lisan bereaksi dalam berbeda situasi, serta penggunaan bahasa tubuh dalam berkomunikasi. Memahami kesinambungan hal tersebut penting untuk meningkatkan kepekaan emosional. 

Kita juga perlu mengidentifikasi bagaimana pengalaman memengaruhi cara kita berinteraksi. Misalnya, jika kita telah mengalami kehilangan, kita mungkin lebih peka terhadap perasaan sedih orang lain. Sebaliknya, jika orangtua pernah mengatakan kita cengeng saat menangis, kita cenderung mengatakan hal yang sama kepada orang lain. Dengan menyadarinya, kita dapat lebih merespons dengan lebih bijak terhadap emosi dan tindakan orang lain. 

2. Komunikasi tidak hanya sekadar kata-kata

4 Seni Melatih Kepekaan terhadap Emosi Orang Lain ilustrasi mendengarkan dengan saksama (freepik.com/freepik)

Sering kali kita berpikir bahwa kata-kata adalah segalanya saat mencoba memahami perasaan orang lain. Akan tetapi, komunikasi tidak hanya sekadar itu. Hal seperti bahasa tubuh, intonasi suara, ekspresi wajah, empati, dan isyarat non-verbal lain juga perlu kita perhatikan. Contoh sederhana adalah kita tersenyum saat memberikan nasihat untuk masalah teman. Ketidaksinambungan ini dapat menyebabkan lawan bicara salah persepsi. 

Sebaliknya, kita perlu memperhatikan isyarat non-verbal lawan bicara secara keseluruhan. Ketika lawan bicara berbicara dengan nada lembut dan menundukkan kepala, bisa jadi mereka tidak nyaman atau malu. Oleh karena itu, kita bisa mendekati mereka, memberikan dukungan, atau mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memahaminya. Memerhatikan semua aspek komunikasi ini penting agar kita tidak salah mengambil tindakan dan memahami emosi lawan bicara meskipun mereka tidak secara eksplisit menyatakannya. 

dm-player

Baca Juga: 5 Cara Melatih Diri Terhubung dengan Orang Lain, Inilah Empati

3. Perbanyak observasi

4 Seni Melatih Kepekaan terhadap Emosi Orang Lain ilustrasi observasi (freepik.com/wayhomestudio)

Cara lain yang bisa dilakukan untuk memahami emosi orang adalah memperbanyak observasi. Ini bisa kita coba dengan orang terdekat ketika berinteraksi dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Cobalah untuk memperhatikan perubahan dalam bahasa tubuh mereka, ekspresi wajah, serta nada suara. Mungkin kita akan melihat tanda-tanda ketegangan, kebahagiaan, kesedihan, atau frustrasi yang tidak diungkapkan secara verbal.

Setelah mengobservasi lawan bicara, coba tanyakan pada diri sendiri apa yang dirasakan atau dihadapi orang tersebut serta bagaimana reaksi yang tepat untuk menanggapinya. Praktik ini bisa kita lakukan di mana saja, bahkan ketika sedang duduk di restoran pun kita bisa memerhatikan gerak-gerik orang lain. Dengan perbanyak observasi, kita akan mengembangkan kemampuan untuk "membaca" emosi orang lain dengan lebih baik.

4. Dengarkan dengan aktif dan penuh empati

4 Seni Melatih Kepekaan terhadap Emosi Orang Lain ilustrasi mendengarkan dengan saksama (freepik.com/freepik)

Cara ini adalah hal sederhana yang sering diabaikan ketika mencoba memahami perasaan orang lain. Banyak orang menganggap mendengarkan hanya sekadar memasang telinga atas cerita dari lawan bicara, namun ternyata lebih dari itu. Metode ini mencakup mendengarkan cerita lawan bicara dengan saksama, merangkum kembali kata-kata mereka untuk memastikan maksudnya, menambahkan pendapat yang mendukung situasi, serta menggali lebih dalam tentang perasaan mereka. 

Selain itu, ini juga tentang memahami waktu yang tepat untuk merespons. Alih-alih memotong pembicaraan, cobalah untuk menunggu mereka mengekspresikan emosi tanpa interupsi dan tidak menghakimi. Dengan cara ini, kita dapat mevalidasi perasaan mereka dan mencegah risiko kesalahpahaman. 

Melatih kepekaan terhadap emosi orang lain merupakan seni yang membutuhkan kesadaran diri dan kemampuan mendengarkan yang aktif. Penting diingat untuk tidak menghakimi perasaan mereka, sebagaimana pepatah mengatakan, “Jika tidak bisa mengatakan sesuatu yang baik, jangan katakan apa-apa”. Peka dengan emosi orang lain berguna untuk membangun koneksi sosial yang kuat dan bermakna. 

Baca Juga: 5 Cara Melatih Kedewasaan dalam Berkendara, Sepele Tapi Penting

Annisa Isnaini H. Photo Verified Writer Annisa Isnaini H.

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya