Dukung Kemajuan Sains, L'Oréal Berikan Fellowship ke Ilmuwan Perempuan

Karena dunia butuh sains dan sains butuh perempuan

Salah satu dukungan L'Oréal terhadap sains adalah menyelenggarakan program L'Oréal-UNESCO For Women in Science. Melalui acara Inagurasi dan Konferensi Media L’Oréal-Unesco For Women In Science National Fellowship 2021 yang diadakan pada Rabu (10/11/2021) secara virtual, L'Oréal umumkan 4 pemenang National Fellowship 2021

Acara tersebut dihadiri oleh Umesh Phadke selaku President Director L’Oréal Indonesia dan Melanie Masriel selaku Direktur Komunikasi, Hubungan Publik dan Keberlanjutan L’Oréal Indonesia.

Ada pula Dr. Itje Chodidjah, M.A. selaku Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; Ir. Suharti, M.A., Ph. D, selaku Sekretaris Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; Indra Gunawan, SKM, M.A., selaku Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia; Prof. Dr. Endang Sukara, selaku Ketua Dewan Juri L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS), serta pemenang National Fellowship 2021.

1. Program For Women in Science (FWIS) telah diselenggarakan secara internasional selama puluhan tahun

Dukung Kemajuan Sains, L'Oréal Berikan Fellowship ke Ilmuwan PerempuanInagurasi dan Konferensi Media L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2021. Rabu (10/11/2021). (IDN Times/Annisa Nisrina).

Program L’Oréal-UNESCO For Women In Science telah diselenggarakan secara internasional selama lebih dari 20 tahun, di lebih dari 52 negara. Di Indonesia, sejak tahun 2004, program ini telah memberikan fellowship dan dukungan dana kepada 63 ilmuwan perempuan.

Tahun ini, L’Oréal-UNESCO FWIS National memberikan dana riset fellowship kepada 4 ilmuwan perempuan masing-masing Rp100,000,000 untuk memulai eksplorasi hingga dapat memberikan kontribusi penting pada dunia. Ini karena dunia butuh sains dan sains membutuhkan perempuan.

"Sebagai perusahaan berbasis sains, kami ingin berkontribusi memajukan dan mendorong kesetaraan gender di dunia sains sehingga lebih banyak lagi ilmuwan perempuan Indonesia berkarya," ujar Melanie Masriel.

2. Febty Febriani, Ph.D., dari Peneliti di Pusat Riset Fisika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Dukung Kemajuan Sains, L'Oréal Berikan Fellowship ke Ilmuwan PerempuanInagurasi dan Konferensi Media L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2021. Rabu (10/11/2021). (IDN Times/Annisa Nisrina).

Febty adalah peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Mendapatkan gelar Sarjana dari Universitas Gadjah Mada bidang Geofisika pada tahun 2005, ia melanjutkan studi S2 dan mendapatkan gelar pada tahun 2011.

Sementara studi S3 ia selesaikan pada tahun 2014. Kedua program studi terakhir bidang Geofisika tersebut, Febty selesaikan di Chiba University, Jepang. 

Pada fellowship ini, penelitian Febty berjudul “Kajian Karakteristik Heterogenitas Kerak Indonesia Berdasarkan Data Geomagnetik Untuk Pengurangan Risiko Bencana Gempa Dan Tsunami Di Indonesia.” 

Febty melakukan analisa pada data geomagnetik dalam rangka memetakan karakteristik heterogenitas kerak bumi Indonesia. Ia pun membangun sistem dengan metode yang divalidasi untuk menentukan prakiraan gempa jangka pendek dengan data geomagnetik.

Harapannya, kedua hal ini nantinya dapat digunakan sebagai early warning system untuk memperkirakan terjadinya gempa pada masa yang akan datang. Tentu akan ada banyak orang yang terbantu dan terinfokan mengenai akan datangnya gempa di suatu lokasi dan pada akhirnya akan banyak sekali orang yang dapat terselamatkan dari kejadian gempa tersebut.

Baca Juga: 5 Tips Menyusun Hasil Penelitian Skripsi dengan Baik

3. Fransiska Krismastuti, Ph.D., dari Peneliti di Pusat Riset Kimia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Dukung Kemajuan Sains, L'Oréal Berikan Fellowship ke Ilmuwan PerempuanInagurasi dan Konferensi Media L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2021. Rabu (10/11/2021). (IDN Times/Annisa Nisrina).

Fransiska Sri Herwahyu Krismastuti mendapatkan gelar Sarjana Kimia dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 2005. Ia melanjutkan studi hingga mendapat gelar Magister Nanoteknologi pada tahun 2011 di Flinders University, Australia Selatan. Ia pun menyelesaikan gelar Ph.D di bidang Ilmu Material dan Mineral dari University of South Australia, Australia Selatan pada tahun 2015.

dm-player

Penelitiannya pada fellowship ini berjudul “Meneliti Struktur Nano Seng Oksida dari Limbah Galvanisasi Sebagai Prognostik Luka Kronis”. Luka kronis diketahui dapat memberikan dampak sosial dan beban keuangan dunia karena proses penyembuhan yang tidak secepat dan semudah penyembuhan pada luka umumnya. 

Karenanya, Fransiska berencana untuk mengembangkan platform deteksi optik berdasarkan struktur nano Zinc oxide (ZnO) dari limbah seng yang diperoleh dari produk sampling pabrik galvanisasi yang kemudian dimodifikasi dengan pewarna alam anthocyanin (ANT) yang berasal dari kol ungu sebagai pemantauan visual pH pada luka kronis. 

Melalui penelitiannya, ia berharap dapat menggunakan ZnO dari limbah industrial galvanisasi (pelapisan baja) dan pewarna alami ANT dari kol ungu sebagai alat prognostik luka kronis yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri pada luka dan mendeteksi kemajuan pada proses penyembuhan luka yang bisa dilakukan secara mandiri oleh pasien.

4. Dr. Magdalena Lenny Situmorang dari Kelompok Keilmuan Bioteknologi Mikroba, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung

Dukung Kemajuan Sains, L'Oréal Berikan Fellowship ke Ilmuwan PerempuanInagurasi dan Konferensi Media L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2021. Rabu (10/11/2021). (IDN Times/Annisa Nisrina).

Dr. Magdalena Lenny Situmorang adalah dosen Institut Teknologi Bandung (ITB). Mendapatkan gelar Sarjana Biologi dari Departemen Biologi Institut Teknologi Bandung pada tahun 2006, ia melanjutkan studi S2 di bidang Akuakultur dan mendapat gelar pada tahun 2008. Ia melanjutkan studi S3 dan bergelar Ph.D. di bidang Applied Biological Sciences pada tahun 2015 di Ghent University, Belgia.

Penelitiannya pada fellowship ini berjudul “Mengevaluasi Mekanisme Pertahanan Udang Putih Terhadap Infeksi Vibrio Parahaemolyticus yang Distimulasi Melalui Suplementasi Pakan Sinbiotik Dalam Budidaya Super Intensif Dengan Sistem Akuakultur Tertutup Hibrida Zero Water Discharge–Recirculating Aquaculture System”.

Penelitian Dr. Lenny bertujuan untuk mengembangkan pakan fungsional dengan suplementasi sinbiotik yang berguna untuk ketahanan tubuh udang. Ini karena hewan perikanan budidaya, termasuk udang, menjadi sumber protein yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

Namun, tingginya risiko wabah penyakit masih membawa kerugian pada industri udang. Keberadaan bakteri patogen pada produk perikanan juga dapat mengancam kesehatan pengonsumsinya.

Melalui penelitiannya, ia berharap dapat memberikan alternatif sistem produksi udang yang lebih tangguh tanpa penggunaan senyawa kimia berbahaya. Hal ini tentunya untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas budidaya udang, dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan serta menghasilkan produk udang bermutu dan tingkat keamanan yang tinggi untuk perlindungan kesehatan manusia.

5. Peni Ahmadi, Ph.D., dari Peneliti di Pusat Riset Bioteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Dukung Kemajuan Sains, L'Oréal Berikan Fellowship ke Ilmuwan PerempuanInagurasi dan Konferensi Media L’Oréal-UNESCO For Women In Science National Fellowship 2021. Rabu (10/11/2021). (IDN Times/Annisa Nisrina).

Peni mendapatkan gelar Sarjana dari Universitas Lampung bidang kimia organik pada tahun 2010. Ia melanjutkan studi S2 dan mendapatkan gelar Master of Science (M.Sc.) pada tahun 2014.

Studi S3 ia selesaikan pada tahun 2017. Kedua program studi bidang marine natural product terakhirnya, diselesaikan di University of Ryukyus, Jepang. 

Penelitiannya pada fellowship ini berjudul “Meneliti Senyawa Bioaktif Dari Invertebrata Laut Indonesia yang Berpotensi Sebagai Obat Ampuh Penyembuhan Kanker Payudara“. Ia meneliti senyawa bioaktif dari invertebrata laut indonesia yang berpotensi sebagai obat ampuh penyembuhan kanker payudara. 

Peni percaya bahwa perairan luas Indonesia menyimpan manfaat luar biasa yang berguna bagi kehidupan orang banyak. Untuk itu, penelitiannya menggali lebih dalam lagi potensi laut Indonesia untuk menemukan senyawa anti kanker yang diisolasi dari pesisir Indonesia yang unik dan ampuh, khususnya untuk mengobati kanker payudara.

Itu dia profil para pemenang L’oréal-Unesco For Women In Science National Fellowship 2021. Dukungan kepada para ilmuwan perempuan ini tentunya diharapkan bisa menghadirkan solusi dari berbagai tantangan dunia dan mampu menyelamatkan kehidupan di berbagai bidang.

Baca Juga: Peneliti UGM Kembangkan Susu Fermentasi Guna Turunkan Kolesterol

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya