Ilustrasi brightsiding (pexels.com/Ketut Subiyanto)
1. "Look at the bright side" (lihat sisi baiknya)
Frasa ini mendorong seseorang untuk mencoba menemukan sisi positif dari suatu situasi, betapa pun suramnya. Ini bertujuan untuk mencerahkan seseorang dengan meyakinkan mereka bahwa ada kemungkinan hasil yang baik, bahkan sekalipun jika mereka menghadapi situasi yang merugikan.
2. "Everything happens for a reason" (Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan)
Mencoba memandang setiap kejadian dalam hidup, baik atau buruk, sebagai faktor yang berkontribusi pada kebaikan bersama tanpa mengabaikan perjuangan atau emosi spesifik yang mungkin dirasakan seseorang. Dalam beberapa kasus, kalimat ini bahkan mungkin meremehkan penderitaan yang sebenarnya, masa-masa sulit, atau keacakan peristiwa tertentu.
3. “Pada waktunya, semuanya akan berjalan sebagaimana mestinya.”
Pernyataan ini mengakui hasil positif bersih dan menyederhanakan situasi atau aktivitas apa pun dengan cara yang ambigu atau tidak pasti. Meskipun memahami logika seseorang itu penting, dalam kasus ini, tindakan tersebut tidak disarankan bagi seseorang yang mencari bantuan untuk masalah mereka saat ini atau di masa mendatang.
4. “Apa yang tidak membunuhmu, akan membuatmu lebih kuat.”
Kalimat ini dapat memotivasi untuk membangkitkan semangat seseorang yang enggan, tetapi sebenarnya frasa ini justru mendukung sikap optimis karena menganggap setiap kesulitan sebagai kesempatan untuk berkembang.
5. "At least you..." (Setidaknya kamu…)
Frasa ini membandingkan pengalaman dengan pengalaman orang lain, padahal cobaan yang kamu alami adalah milikmu sendiri. Orang-orang yang optimis akan menggunakan frasa ini sebagai hikmah dan akan mengisi bagian yang kosong dengan hal-hal seperti, "at least, masih punya pekerjaan " atau "at least, tidak menderita kanker".
6. “Semangat saja!”
Jika seseorang sedang bercerita tentang kelelahan, stres, atau kegagalan, lalu dibalas dengan frasa ini, hal ini bisa dianggap brightsiding, karena tidak mengakui perasaan orang tersebut dan memberi solusi instan yang terdengar seperti menyederhanakan masalah.
"Jangan memperdebatkan perasaan, hargai perasaan itu dan cobalah untuk memperbaiki situasi," saran Dr. Max Doshay, CEO dan Co-Founder Monima Wellness di San Diego, dikutip Parade.