11 Istilah Tren yang Bikin Pengusaha Resah, Apa Saja Itu?

Tren belanja di pusat perbelanjaan kini mengalami pergeseran yang cukup signifikan. 11 istilah tren yang bikin pengusaha resah menjadi bukti nyata bagaimana perilaku konsumen berubah di era digital.
Istilah seperti ROJALI dan ROHANA kini viral di media sosial dan mencerminkan fenomena pengunjung mall yang banyak, tapi minim transaksi. Fenomena ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha ritel dan pusat perbelanjaan.
1. Istilah tren yang bikin pengusaha resah

Sejak akronim ROJALI (Rombongan Jarang Beli) viral di media sosial, berbagai singkatan serupa bermunculan dan menjadi bahan candaan netizen. Istilah-istilah ini secara kreatif menggambarkan kebiasaan pengunjung mall yang ramai datang tapi minim transaksi.
Akronim-akronim ini mencerminkan bagaimana mall kini lebih sering dijadikan tempat rekreasi visual atau ajang sosialisasi ketimbang tempat berbelanja. Fenomena ini menunjukkan pergeseran gaya hidup konsumen di era digital dan pasca-pandemi.
Berikut ini adalah sejumlah singkatan unik yang mencerminkan fenomena sepinya mall dari sisi pembelian, namun tetap ramai secara fisik:
ROJALI: Rombongan Jarang Beli
ROHANA: Rombongan Hanya Nanya
ROHALUS: Rombongan Hanya Elus-Elus
ROHALI: Rombongan Hanya Lihat-Lihat
ROCEGA: Rombongan Cek Harga
ROMANSA: Rombongan Manis Senyum Aja
ROTASI: Rombongan Tanpa Transaksi
ROSALI: Rombongan Suka Selfie
ROCADOH: Rombongan Cari Jodoh
ROCUTA: Rombongan Cuci Mata
ROMUSA: Rombongan Muka Susah
2. Apa yang melatarbelakangi fenomena ROJALI dan ROHANA?

Fenomena “ROJALI” dan “ROHANA” tak hanya jadi bahan guyonan, tetapi juga mencerminkan realita sosial masyarakat perkotaan saat ini. Di tengah tekanan ekonomi dan keinginan untuk mencari hiburan murah meriah, mall menjadi destinasi favorit untuk "nongkrong hemat" tanpa perlu belanja.
Tren ini juga diperkuat oleh konten media sosial yang memotivasi orang untuk datang ke mall demi merekam momen estetik atau sekadar membuat vlog harian. Mall bukan lagi sekadar pusat perbelanjaan, melainkan juga ruang publik multifungsi.
Beberapa alasan mengapa perilaku ini semakin umum dijumpai, antara lain:
Mal dianggap sebagai tempat yang nyaman, ber-AC, dan aman untuk semua kalangan.
Tersedia banyak spot foto Instagramable yang bisa diakses gratis, cocok untuk konten media sosial.
Banyak pengunjung hanya ingin bersantai atau bertemu teman, tanpa niat untuk melakukan transaksi belanja.
Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan fungsi mall dan perilaku konsumen, dari pusat transaksi menjadi pusat interaksi sosial.
3. Penyebab banyak rojali dan singkatan yang lain membuat pengusaha resah

Fenomena meningkatnya jumlah pengunjung mall diiringi dengan penurunan omzet menunjukkan adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat urban. Kehadiran kelompok Rojali (Rombongan Jarang Beli) dan Rohana (Rombongan Hanya Nanya) menggambarkan bagaimana masyarakat tetap mengunjungi pusat perbelanjaan meskipun tanpa niat untuk bertransaksi.
Meski begitu, mall tetap menarik sebagai ruang publik yang nyaman, aman, dan sejuk. Banyak orang datang hanya untuk berjalan-jalan, berfoto, atau menikmati suasana tanpa belanja, karena hanya perlu mengeluarkan biaya minimal seperti parkir atau transportasi.
Memahami 11 istilah tren yang bikin pengusaha resah membantu pelaku usaha menyesuaikan strategi dengan pola belanja masyarakat saat ini. Jangan lewatkan tren ini agar bisnismu tetap relevan dan mampu bersaing.
Penulis: Angel Rinella