Jemaah haji asal Indonesia saat melakukan tawaf. (Media Center Haji)
Dalam menjalankan ihram, terdapat beberapa hal yang dianjurkan dan dilarang untuk dilakukan. Hal-hal yang dianjurkan untuk dilaksanakan dinamakan sunah-sunah ihram. Sunah-sunah ihram adalah beberapa amalan sebelum ihram yang boleh dilakukan oleh jemaah.
a. Mandi sebelum ihram
Dilansir bekalislam yang mengutip Fataawa Bin Baaz, mandi di miqat adalah sunah, tetapi akhirnya para ulama membolehkan mandi di rumah atau hotel menjelang keberangkatan. Bagi jemaah yang berihram di miqat, ia boleh mandi sebelum berangkat naik pesawat (16/172 dan 17/38).
b. Memakai wangi-wangian pada tubuh
Tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri, menggunakan wewangian pada tubuh dapat membuat orang di sekitar merasa nyaman. Selain itu, Rasulullah juga sangat menyukai wewangian pada tubuh sebab hal ini memberikan kesan bersih, suci, dan nyaman bagi seseorang.
Menggunakan wewangian pada tubuh pernah dijelaskan oleh Aisyah ra, yaitu:
كُنَّا نَخْرُجُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى مَكَّةَ، فنُضَمِّدُ جِبَاهَنَا بِالسُّكِّ المُطَيَّبِ عِنْدَ الإحْرَامِ، فَإِذَا عَرِقتْ إِحْدَانَا؛ سَالَ عَلَى وَجْهِهَا، فَيَرَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ فَلاَ يَنْهَانَا
Artinya: “Kami keluar bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam ke Makkah, maka kami pun mengoles dahi kami dengan as-Sukk (sejenis minyak wangi) tatkala hendak ihram. Maka jika salah seorang dari kami (para istri Nabi) berkeringat maka minyak wangi tersebut mengalir ke wajahnya. Lalu Nabi shallallahu alaihi wasallam melihatnya namun Nabi tidak melarang kami” (HR. Abu Dawud no 1606, Ahmad no 24502, dan disahihkan oleh Al-lbani).
c. Membersihkan tubuh
Kegiatan bersih-bersih ini mencakup memotong kuku dan merapikan janggut, rambut ketiak, serta rambut kemaluan. Kegiatan bersih-bersih ini bukan sunah ihram secara khusus. Kegiatan ini boleh dilakukan untuk menyempurnakan kebersihan. Hal ini dapat dijelaskan oleh Ibnu Taimiyyah yang berkata:
وَإِنْ احْتَاجَ إلَى التَّنْظِيفِ: كَتَقْلِيمِ الْأَظْفَارِ وَنَتْفِ الْإِبِطِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ وَنَحْوِ ذَلِكَ فَعَلَ ذَلِكَ. وَهَذَا لَيْسَ مِنْ خَصَائِصِ الْإِحْرَامِ
Artinya: “Jika ia perlu untuk bersih-bersih seperti memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan dan yang semisalnya, maka hendaknya ia melakukannya. Akan tetapi hal ini bukan perkara-perkara khusus yang berkaitan dengan ihram” (Majmuu’Al-Fataawaa 26/109).
d. Memakai kain ihram yang berwarna putih
Baik perempuan maupun laki-laki, keduanya diwajibkan menggunakan pakaian ihram. Berdasarkan hadis Ibu 'Abbas, ia berkata bahwa "Rasulullah SAW berangkat dari Madinah setelah beliau menyisir rambut dan memakai minyak, lalu beliau dan para Sahabat memakai rida' dan izar (kain ihram yang atas dan yang bawah)".
e. Salat sebelum berihram
Kembali dilansir bekalislam yang mengutip Fatawa Nuur ála ad-Darb, Bin Baaz 17/240-242, sebagian ulama mengambil jalan tengah mengenai salat yang harus dilakukan sebelum berihram, apakah melaksanakan salat sunah atau salat fardu. Menurut ulama tersebut, jika jemaah berihram setelah salat fardu, maka itu yang terbaik.
Namun, ketika waktu salat fardu tidak selesai tepat sebelum ihramnya, maka boleh melakukan salat sunah. Adapun salat sunah yang disunahkan untuk dilaksanakan adalah salat sunah wudhu atau ketika di masjid miqat, ia melakukan salat tahiyyatul masjid, baru kemudian ia berihram.