Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kaum mendang-mending (freepik.com/freepik)

Istilah kaum mendang-mending mungkin pernah ditemukan, baik di sosial media atau interaksi langsung. Namun, sebenarnya apa itu kaum mendang-mending?

Kaum mendang-mending mengacu pada sekelompok orang cenderung suka membandingkan suatu hal dengan hal lain. Fenomena terkait kaum mendang-mending menjadi suatu realita di tengah masyarakat. Pasalnya kaum mendang-mending ini memang ada dalam beragam interaksi sosial.

Sebelum jauh membahas tentang kaum mendang-mendang, kita cari tahu dulu apa itu kaum mendang-mending? Siapa tahu ternyata kamu salah satunya!

1. Apa itu kaum mendang-mending?

interaksi (freepik.com/freepik)

Kata ‘mendang-mending’ berasal dari bahasa Jawa, yakni kata ‘mending’ yang berarti ‘lebih baik’. Istilah ini kemudian digunakan untuk mengacu pada perilaku suatu kelompok tertentu.

Kaum mendang-mending merupakan sebuatan untuk mereka yang suka membandingkan pilihan orang lain dengan pilihannya sendiri. Padahal sebenarnya belum tentu pilihan pribadi cocok diterapkan untuk orang lain.

Kelompok kaum mendang-mending ini biasanya suka membandingkan sesuatu yang menurut mereka lebih baik ketimbang milik orang lain. Bagi mereka, pilihan dan pandangan orang lain tidak tepat.

Istilah kaum mendang-mending mengacu pada perilaku orang yang cenderung merasa lebih benar atau lebih baik. Mereka gemar memberi kritik tanpa memahami konteks atau situasi orang lain.

2. Ciri-ciri kaum mendang-mending

interaksi bareng teman (freepik.com/freepik)

Kaum mendang-mending mengacu pada kecenderungan orang-orang yang suka membandingkan suatu hal dengan pandangan mereka. Tentunya kaum mendang-mending bisa dideteksi ciri-cirinya.

Apa saja ciri-ciri kaum mendang-mending? Pertama dan paling utama tentu mereka suka membandingkan.

Bagi mereka membandingkan pilihan atau keputusan orang lain degan versi mereka merupakan agenda wajib. Menurut mereka keputusan dan pilihan orang lain tidak lebih rasional dari miliknya.

Ciri kedua kaum mendang-mending, cenderung suka mencela pilihan orang lain. Kaum mendang-mending cenderung gak ragu untuk mengkritik atau mencela pilihan orang lain tanpa mempertimbangkan alasan atau kondisi orang lain.

Selain itu, kaum mendang-mending juga cenderung ingin serba sempurna dan merasa si paling rasional. Kaum mendang-mending cenderung merasa bahwa keputusannya paling tepat, sedangkan keputusan orang lain tidak tepat.

Mereka akan merasa bahwa pandangan dan pilihan mereka sudah yang paling sempurna dibandingkan pandangan orang lain. Jadi bagi mereka pandangan orang lain tidak layak untuk dipilih.

3. Dampak menjadi kaum mendang-mending

ilustrasi cut off (freepik.com/freepik)

Orang yang terlalu sering membandingkan dan menilai segala sesuatu dengan sepatunya (dalam hal ini: Standarnya) cenderung tidak disukai lingkungan sosial. Apalagi jika si kaum mendang-mending sampai mencela pilihan orang lain dengan tega dan kejam.

Tentu ini tak bisa dibenarkan. Benar bahwa setiap orang memiliki pandangan masing-masing. Namun, yang jadi persoalan di sini, ada kalanya orang-orang (dalam hal ini kaum mendang-mending) tidak bisa menghargai keputusan orang lain.

Mereka lebih memilih jalan mencela keputusan orang lain. Kebiasaan membanding-bandingkan ini justru akan membuat lingkup sosial menjadi tidak nyaman.

Bagi kaum mendang-mending pun ada dampak negatifnya karena mereka jadi terlalu ingin mengendalikan sesuatu yang bukan ranah kendali mereka. Lama kelamaan mereka kewalahan atau overwhelmed pada tingkat tertentu yang sudah sangat berlebihan.

Sikap guyub dan saling menghargai tentu jauh lebih melegakan dibanding menjadi kaum mendang-mending yang seenak hati mengatur keputusan orang lain. Yuk, menjadi bijak!

4. Contoh kebiasaan kaum mendang-mending

interaksi dengan teman (freepik.com/stockking)

Kaum mendang-mending hadir dalam berbagai konteks interaksi sosial. Sebenarnya ada berbagai banyak momen dalam kehidupan sehari-hari yang bisa memicu kemunculan kaum mendang-mending.

Gambaran lebih jelasnya dapat lebih dipahami jika ada contoh kebiasaan kaum mendang-mending. Contohnya, kamu ditraktir teman di resto mewah bintang lima yang harga makanannya bagimu sangat mahal.

Nah, saat mengetahui total bill, misalkan totalnya Rp500 ribu untuk dua orang, kamu secara otomatis merespons:

“Duh, mahal banget. Tau gitu mending dibeliin beras dua karung juga udah dapet itu mah.”

Ilustrasi skenario di atas mendeskripsikan kaum mendang-mending. Intinya mereka suka membandingkan sesuatu dari orang lain dengan seusatu dari dirinya sendiri.

Dalam konteks di atas, jika kamu diajak temanmu makan, maka sudah sepatutunya menjaga etika. Kalaupun bagimu totalnya terlalu mahal dan kamu punya gagasan lain yang lebih baik, maka alangkah bijak jika kamu menyimpan gagasan itu tanpa perlu mencela keputusan orang lain.  

Bisa saja kan temanmu sengaja mentraktir karena ada momen spesial atau sebab membahagiakan. Jadi sebenarnya mereka sudah mempersiapkan dan mempertimbangkannya secara matang.

5. Apakah kamu termasuk kaum mendang-mending?

interaksi dengan teman (freepik.com/freepik)

Usai mencari tahu beberapa hal tentang kaum mendang-mending, sampailah kita pada pertanyaan, “Apakah kamu termasuk kaum mendang-mending?

Nah, untuk tahu lebih lanjut kamu bisa kembali mengecek ciri-ciri kaum mendang-mending. Jika ternyata kamu tipikal orang yang banyak membandingkan dan mengomentari keputusan orang lain, maka berhati-hati, ya!

Bisa jadi kamu termasuk kaum mendang-mending yang sedang dibicarakan di sini. Cobalah bersikap bijak untuk menghargai keputusan orang lain.

Setelah mengetahui tentang apa itu kaum mendang-mending, tentu kamu jadi punya gambaran memadai tentang kaum mendang-mending. Jadi, gimana apakah kamu termasuk kaum mendang-mending?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorNuzao